Berita Aceh Besar
Lima Muara Dangkal di Aceh Besar, Nelayan Keluhkan Kesulitan Saat Pergi dan Pulang dari Melaut
sejumlah muara tempat keluar masuk nelayan di Aceh Besar mengalami pendangkalan.
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Indra Wijaya | Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Akibat perubahan iklim yang terjadi sejak beberapa tahun terakhir, sejumlah muara tempat keluar masuk nelayan di Aceh Besar mengalami pendangkalan.
Pendangkalan muara itu sudah terjadi sejak lima tahun terakhir.
Dimana dampak pendangkalan itu sendiri, membuat pendapatan nelayan berkurang akibat tidak bisa pergi melaut.
Ketua DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Aceh Besar, Mulyadi H Muchtar mengatakan, pendangkalan muara itu terjadi akibat perubahan iklim dunia yang kini makin masif terjadi.
Dimana para nelayan di Aceh Besar, mengeluhkan hal tersebut ketika kegiatan Rembuk Iklim yang diselenggarakan oleh KNTI Aceh Besar di Balai Nelayan Gampong Lamteungoh, Kecamatan Peukan Bada, Sabtu (9/12/2023).
Baca juga: Ketua MPU Pertanyakan Pengawasan Pemerintah di Laut: Kenapa Kapal Rohingya Bisa Mendarat di Aceh?
Dalam kegiatan itu juga pihaknya turut menggandeng Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Besar Arifin, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar Ridwan Jamil dan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh Besar.
“Benar dalam rembuk iklim ini, para nelayan mengeluhkan muara tempat mereka keluar masuk pergi melaut mengalami pendangkalan,” kata Mulyadi kepada Serambi.
Lima muara yang mengalami pendangkalan itu diantaranya, muara di Muara Lhong, Lhoknga, Lampanah, Krueng Raya dan Lamteungoh.
Dia mengatakan, hal tersebut juga perlu ada solusi dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk menjawab keluhan para nelayan.
Baca juga: DLHK Sabang Gelar Pelatihan Kompos dan Daur Ulang Sampah Skala Rumah Tangga
Terlebih saat ini akibat perubahan iklim juga, hasil tangkapan para nelayan mengalami penurunan.
Jika dulunya sekali melaut mereka dapat menangkap ikan hingga empat keranjang dalam sehari, saat ini jumlah tersebut sulit didapatkan.
Bahkan, ada nelayan yang tidak mendapat ikan sama sekali.
Sehingga, dampak perubahan iklim secara global ini, perlu ada kesadaran bersama untuk melakukan penanganan dan menjaga kelestarian lingkungan.
Kata Mulyadi, persoalan tersebut tidak hanya menjadi permasalahan nelayan saja, akan tetap semua pihak harus berkolaborasi untuk melakukan antisipasi.
“Dari rembuk iklim ini juga nanti akan dibawa ke nasional, agar suara nelayan Aceh Besar dapat membantu ancaman perubahan iklim global yang nyata terjadi,” pungkasnya.
Baca juga: Pj Bupati Aceh Singkil Dialog dengan Pemuda, Bahas Kembalikan Kejayaan Sektor Maritim
Cuaca Panas Mendera, Warga Aceh Besar Diminta Waspadai Karhutla |
![]() |
---|
4 Hektare Rumpun Bambu & Lahan Persawahan di 2 Titik di Aceh Besar Terbakar |
![]() |
---|
Satpol PP dan WH Aceh Besar Tertibkan Gepeng di Kawasan Bundaran Lambaro |
![]() |
---|
MBG di Sukajaya Sabang, 3.775 Porsi Makanan Bergizi Dibagikan, Untuk Anak PAUD Hingga Ibu Menyusui |
![]() |
---|
Patroli di Bundaran Lambaro, Satpol PP & WH Aceh Besar Tertibkan Gepeng, Pelanggar Syariat Ditegur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.