Tastafi

Pimpinan Dayah Ummul Ayman Isi Pengajian ke 16 Tastafi di Pidie

Pengajian berikutnya yang ke 17 akan disampaikan oleh Abuya Habibie Walt Al-Khalidi STH yang dilangsungkan pada Sabtu (13/1/2024) malam mendatang.

|
Penulis: Idris Ismail | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Pimpinan Dayah Ummul Ayman Samalanga, Bireun, Tgk H Nuruzzahri Yahya atau Waled Nu, mengisi pengajian rutin bulanan Tauhid, Tasawuf dan Fiqah (Tastafi) di SPBU Pulo Pisang Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Kamis (28/12/2023) malam. 

Laporan Idris Ismail | Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Pimpinan Dayah Ummul Ayman Samalanga, Bireun, Tgk H Nuruzzahri Yahya atau lebih kerap disapa Waled Nu, mengisi pengajian rutin bulanan Tauhid, Tasawuf dan Fiqah (Tastafi) di SPBU Pulo Pisang Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Kamis (28/12/2023) malam.

Pengajian tersebut merupakan pengajian yang ke 16 kalinya pada akhir 2023.

Adapun pengajian berikutnya yaitu ke 17 kali akan disampaikan oleh Abuya Habibie Walt Al-Khalidi STH yang dilangsungkan pada Sabtu (13/1/2024) malam mendatang.

Dalam pengajian bulanan tersebut selain dipandu oleh Tgk Hatta asal Kampus Politeknik Lhokseumawe juga turut dihadiri warga dari berbagai kalangan terutama dari kalangan dayah atau pesantren serta masyarakat secara umum di kabupaten itu .

“Pengajian Tastafi secara rutin tersebut menjadi program edukasi kepada segenap masyarakat terhadap ilmu agama dalam tiga bidang fondasi utama sebagai muslim yaitu Tauhid, Tasawuf dan Fiqah,"sebut pemilik SPBU Pulo Pisang, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Tgk H Marzuki kapada Serambinews.com, Jumat (29/12/2023) malam.

Menurut Tgk H Marzuki, pemahahaman Tastafi ini musti membutuhkan pencerahan bagi segenap masyarakat agar lebih mendekatkan diri Tuhan, Allah SWT lewat amalan-amalan mulian yang disampaikan oleh sosok ulama kharismatik Aceh, Waled Nu.

Dalam pengajian selama satu jam itu Waled Nu mengupas secara terbuka kehadiran kenduri Maulidur Rasullullah di Aceh selama tiga bulan lebih atau selama 100 hari menjadi tradisi budaya Aceh. Hal ini sebagai bukti kecintaan masyarakat Aceh atas kecintaan kepada Baginda Rasulullah SAW. Sehingga pihak kerajaan Aceh Tempoe dulu dimasa kesultanan Iskandar Muda menjadi tradisi ini sebagai  hal keharusan dalam mentranformasikan budaya serta membumikan Sunnah Rasul ditengah umat atau rakyat Aceh.

Sebagai komitmen itu, malah kebanyakan orang Pidie di perantauan akan pulang kampung untuk menikmati aroma wangi nasi Bue Kulah Maulid. Kenduri pada hakikatnya menyatukan umat lewat tali persaudaraan.

Budaya kecintaan terhadap Rasullullah ini telah kental dalam membesarkan khasanah budaya dalam membesarkan syiar terhadap kecintaan terhadap Nabi Besar Muhammad SAW.  “Bershalawat juga menjadi doa bagi setiap umat muslim dalam menoreh kebahagiaan dunia dan akhirat," ujarnya.

Jadi, semaki tinggi kita membesarkan kecintaan kepada Rasulullah SAW maka semakin besar pula Allah membalasnya dengan pahala bagi setiap umat muslim. Maka setidaknya amalan shalawat bisa dilafazkan 100 kali sehari. Dan InsyaAllah menjadi perisai dalam membahagiakan dan mentrentramkan jiwa dalam menjalani kehidupan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved