Mayat tanpa Indentitas di Laut

Identitas Mayat Ditemukan di Perairan Bireuen Terungkap, Korban Terjatuh ke Laut dari Boat Becak

“Saya yakin mayat tersebut adalah suami saya berdasarkan beberapa tanda di badan, memakai celana hitam,” ujarnya. 

|
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Warga mengevakuasi mayat laki-laki tanpa identitas di kawasan Batee Timoh, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, Kamis (4/1/2023) sore. Terungkap mayat tersebut adalah seorang nelayan asal Peusangan yang terjatuh ke laut dari boat becak. 

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Identitas mayat yang ditemukan dua nelayan asal Batee Timoh, Kecamatan Jeumpa, Bireuen yang berjarak sekitar 42 mil dengan bibir pantai pada Kamis (4/1/2024), terungkap. 

Korban bernama Amran (59), seorang nelayan warga Desa Sagoe, Kecamatan Peusangan, Bireuen.

Kepastian diketahui identitas korban setelah istrinya bernama Erlini Ismail (49), yang datang bersama dua anaknya ke kamar mayat RSUD Bireuen untuk melihat mayat tersebut.

Setelah melihat ciri-cirinya, Erlini memastikan mayat tersebut adalah suaminya.

Erlini mengatakan, suaminya yang merupakan seorang nelayan pergi melaut dari Desa Sagoe ke Pusong Baro, Banda Sakti, Lhokseumawe bersama 25 rekan lainnya.

Menggunakan Boat Langga, berangkat dari rumah pada Jumat malam, dan berangkat ke laut seperti biasa.
Pada Minggu (22/10/2023), Erlini mendapat informasi dari pawang boat bahwa suaminya saat itu turun dari Boat Langga ke boat becak.

Erlini mengatakan, berdasarkan keterangan dari pawang boat, malam itu suaminya bersama 25 rekan lainnya pergi melaut dan malamnya turun ke boat kecil atau sering disebut boat becak.

“Menurut pawang bilang yang datang ke rumah, suami saya turun ke dalam boat kecil dan mengatakan suami saya sudah musibah jatuh ke laut saat berada di kawasan Krueng Mane, Aceh Utara, dan memohon pertolongan Allah mudah-mudahan ditemukan,” ujar Erlini menirukan keterangan dari pawang boat yang datang ke rumahnya di Desa Sagoe bersama Keuchik Pusong dan Panglima Laot.
 

Pawang boat, sebut Erlini, sudah melakukan pencarian selama satu minggu namun korban tidak ditemukan.

Kemudian pada Selasa lalu atau akhir Desember 2023, Erlini pergi ke Lhokseumawe menyisir pinggir laut sambil berdoa dan berharap agar suaminya ditemukan.

“Ada sembilan hari di Lhokseumawe mencari suami dan baru pulang Rabu malam,” ujarnya. 

Usai Shalat Ashar, Kamis (4/1/2024), Erlini mendapat telepon dari keluarganya dari Samalanga yang mengabari ada temuan mayat di kawasan Batee Timoh.

Mendapatkan informasi tersebut, Erlini bersama anak-anaknya langsung ke rumah sakit.

Setelah dilihat secara dekat dan beberapa tanda, ia memastikan mayat tersebut adalah suaminya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved