Berita Viral

Dua Tetangga Baku Hantam Gegara Jemuran Bau Asap, Polisi Turun Tangan: Kami Nasehati, Semoga Damai

Seorang anak perempuan mencoba menghentikan pergulatan dua emak bertetangga ini, namun peritikaian sudah tak dapat terhindarkan.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
TribunnewsSultra
Dua Tetangga Baku Hantam Gegara Jemuran Bau Asap, Polisi Turun Tangan: Kami Nasehati, Semoga Damai 

Dua Tetangga Baku Hantam Gegara Jemuran Bau Asap, Polisi Turun Tangan: Kami Nasehati, Semoga Damai

SERAMBINEWS.COM – Dua tetangga di Sulawesi Tenggara terlibat adu mulut hingga saling baku hantam.

Permasalahan kedua tetangga ini dipicu gegara jemuran bau asap dari pembakaran sampah.

Video aksi keributan dua tetangga ini, yang tak lain adalah emak-emak, yakni DW dan HL beredar luas di media sosial.

Di awal video tersebut, perekam memvideokan jemuran yang dilewati asap pembakaran.

Asap tersebut muncul dari sumber api yang berada dekat dengan jemuran.

Iustrasi dua pria berkelahi
Iustrasi berkelahi (SERAMBI INDONESIA)

Baca juga: VIRAL Pengemis A Kasian A, Kehidupannya Pilu, Punya Gangguan Mental dan Hidup di Rumah Perabot Tua

Perekam video itu pun sempat berbicara kesal karena asap tersebut sampai mengenai jemurannya.

"Saya menjemur, ko pergi bakar api di situ baru bau asap," ucapnya sambil teriak.

"Ko lihat saya menjemur ko datang membakar," tambahnya.

Si tetangga pun datang sambil berceloteh.

Namun suaranya tak begitu jelas terdengar.

Terlebih si perekam video tersebut juga berbicara.

"Dari dulu ko menjemur di sini," ungkap si tetangga.

Suasana semakin ricuh saat si tetangga yang dituding membakar sampah tersebut berjalan ke arah si perekam video.

Terjadilah baku hantam yang juga berada di dekat jemuran.

Kamera nampak terjatuh hingga arahnya menyorot ke langit.

Namun terlihat sekilas momen pertengkaran keduanya.

Sambil saling adu mulut, ibu-ibu itu pun tetap bergulat dan baku hantam.

Seorang anak perempuan mencoba menghentikan pergulatan keduanya, namun peritikaian sudah tak dapat terhindarkan.

Kejadian dua tetangga baku hantam hingga videonya berujung viral, membuat pihak kepolisian turun tangan..

Peristiwa ini terjadi di Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.

Polres Kolaka Timur yang turun tangan mencoba mendamaikan dua emak-emak dalam video viral di media sosial gegara bertengkar. 

Kasat Reskrim Polres Kolaka Utara AKP Abdul Haris mengatakan kasus tersebut sempat dilaporkan DW kepada pihaknya.

Namun, mereka masih mencoba untuk mendamaikan keduanya karena masih mempunyai hubungan keluarga.

"Kami beri nasehat agar keduanya berdamai, mudah-mudahan ada kesepakatan damai," bebernya Jumat (12/1/2024), dikutip dari TribunnewsSultra.com. 

 

Dua Pria Baku Hantam Gegara Rebutan Jadi Imam Shalat

Seorang pria di Kediri kritis dirawat di rumah sakit.

Pria tersebut terlibat duel rebutan jadi imam shalat.

Satu korban terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami babak belur sampai muntah-muntah.

Diketahui duel berdarah perebutan pengurus takmir masjid sekaligus imam salat itu terjadi di Masjid Al Muttaqun di Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri.

Insiden baku hantam antar warga di Kediri ini terjadi pada Rabu (13/12/2023).

Satu korban yang saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Muhammadiyah atas nama Muhammad Ilhamudin (26) warga Baron, Kabupaten Nganjuk.

Kedua kubu takmir juga saling melaporkan menjadi korban penganiayaan saat menjelang Sholat Magrib di Masjid Al Muttaqun.

Sebelumnya telah terjadi kejadian saling dorong dari dua pengurus takmir yang berbeda, Selasa (12/12/2023) malam.

Kejadian itu terjadi ketika keluarga ahli waris tanah wakaf masjid bersama kelompoknya memaksakan diri menjadi imam Shalat Maghrib, walaupun jadwal imam Shalat Maghrib sebelumnya telah disepakati.

Aksi kekerasan di dalam Masjid Al Muttaqun Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri yang terjadi akibat dualisme Takmir Masjid, Rabu (13/12/2023) malam.
Aksi kekerasan di dalam Masjid Al Muttaqun Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri yang terjadi akibat dualisme Takmir Masjid, Rabu (13/12/2023) malam. (TribunJatim)

Kasus yang sama kemudian berlanjut pada Rabu (13/12/2023) malam sampai Kamis (14/12/2023) dini hari.

Puluhan personel kepolisian mengamankan dari kemungkinan terjadinya bentrokan susulan dari kedua kubu takmir yang berbeda.

Video peristiwa keributan di Masjid Al Muttaqun juga viral di media sosial.

Ada dua video yang telah banyak beredar kejadian keributan di Masjid Al Muttaqun.

Mashuri (40) jamaah Masjid Al Muttaqun, salah satu korban telah melaporkan tindak penganiayaan yang dialaminya saat akan salat Magrib ke Polres Kediri Kota.

Korban mengaku dipiting seseorang yang tidak dikenalnya karena bukan warga Kelurahan Manisrenggo.

"Sebelum sholat Magrib saya melihat sudah banyak orang di dalam masjid, tapi bukan warga Kelurahan Manisrenggo," jelasnya.

Selanjutnya korban melakukan sholat sunnah dan melihat keramaian di lokasi pengimaman dan terjadi pemukulan di tengah masjid.

"Saya berusaha melerai dengan membawa satu orang." ujarnya.

"Ternyata di luar serambi masjid banyak teman-temannya dan saya dicekik dan selanjutnya saya tidak sadar," jelasnya.

Menyusul kejadian itu Mashuri kemudian melaporkan kejadian yang menimpanya ke Polres Kediri Kota.

"Waktu itu saya mau menolong Pak Khamid. Tapi di luar masjid banyak teman-temannya pelaku," jelasnya.

Sementara Saifuddin, Sekretaris Takmir Masjid Al Muttaqun menjelaskan, keributan terjadi karena ada pihak yang tidak terima penggantian imam sholat Magrib.

"Karena masjid masih dalam konflik dan pihak takmir masih menunggu keputusan dari pihak Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Kediri," jelasnya.

Sebenarnya pihak takmir akan legowo (rela) dengan hasil yang diputuskan oleh pihak BWI.

Namun pihak sebelah justru ingin menguasai masjid sebelum ada putusan BWI.

Dari pihak ketakmiran telah melaporkan kejadian keributan ke Polres Kediri Kota.

Karena ada tiga orang jamaah yang menjadi korban.

Sebelumnya telah diupayakan untuk melakukan perdamaian dari kepengurusan ketakmiran masjid. Namun sayangnya tetap ada kebuntuan.

"Karena yang diinginkan dari masyarakat sama-sama mengelola masjid.

Namun kalau bentuknya perdamaian seolah-olah ingin mengusai masjid kami tidak terima," jelasnya.

Karena Masjid Al Muttaqun merupakan masjid dari orang banyak dan yang wakaf juga lebih dari satu orang.

"Yang membangun masjid 100 persen warga masyarakat," jelasnya.

Sementara Rahmat Mahmudi, dari pihak takmir kubu lain menjelaskan, kejadian Rabu malam sampai Kamis dini hari karena ada pihak yang tidak terima dengan penggantian takmir dan penggantian imam sholat Magrib.

"Kami bertahan meski ditekan dan didorong dan ada teman kami yang menjadi korban pemukulan dan pengeroyokan sehingga dilerai aparat," jelasnya.

Selanjutnya pihak yang tidak terima berkerumun di halaman masjid dan tidak membubarkan diri dan jumlahnya semakin bertambah banyak.

"Massa bubar setelah ada dialog perwakilan takmir dengan keluarga KH Idris dan ada kesepakatan damai hingga adanya keputusan dari BWI," jelasnya.

Kasus tersebut membuat warga setempat geger. (Serambinews.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved