7 Fakta Pesawat Jatuh di Serpong Tewaskan Pilot, Kopilot, dan Teknisi, Kondisi Jasad Korban Tak Utuh
Pesawat yang jatuh ini pun hampir hancur seluruhnya, menyisakan bagian ekor yang tampak masih utuh.
SERAMBINEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Sebuah pesawat latih jatuh di Bumi Serpong Damai (BSD), Serpong, Tangerang Selatan, Banten pada Minggu (19/5/2024) siang.
Pesawat yang jatuh ini pun hampir hancur seluruhnya, menyisakan bagian ekor yang tampak masih utuh.
Semua atau tiga orang di dalam pesawat itu meninggal dunia di lokasi kejadian akibat insiden tersebut.
Satu korban kecelakaan ditemukan di luar pesawat, sedangkan dua lainnya sempat terjepit badan pesawat.
Seluruh jenazah korban sudah dievakuasi, Minggu sore.
Berikut ini sejumlah fakta mengenai pesawat latih yang jatuh di BSD:
1. Daftar korban
Pejabat Humas kantor SAR Jakarta Ramli Prasetyo mengungkapkan tiga korban pesawat jatuh di BSD tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (19/5/2024), berikut daftarnya:
- Pilot: Kapten Pulu Darmawan
- Co Pilot: Kapten Suanda
- Engineer: Farid Ahmad.
Ramli mengatakan, ketiga korban tersebut sudah berhasil dievakuasi pada Minggu sore dan segera dibawa ke rumah sakit.
“Jenazah dibawa ke RS Polri Kramat Jati,” ucap Ramli.
2. Pesawat milik Indonesia Flying Club
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan pesawat yang jatuh tersebut milik Indonesia Flying Club.
Pesawat berwarna putih tersebut berjenis Tecnam P20006T dengan nomor registrasi PK-IFP yang tertera di bagian buntutnya.
Hingga kini, pihak kepolisian masih berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menyelidiki kronologi dan penyebab pasti insiden tersebut.
3. Sempat hilang kontak
Ramli menerangkan bahwa pesawat itu sempat hilang kontak sebelum jatuh di Lapangan Sunburst, BSD.
Ia menjelaskan, pesawat itu diketahui take off dari Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan sekitar pukul 11.36 WIB.
Pesawat pun mendarat di Bandara Khusus Salakanagara, Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten sekitar pukul 13.10 WIB.
Pesawat kemudian kembali terbang menuju Bandara Pondok Cabe.
Namun, sekitar pukul 13.43 WIB, pesawat itu mengalami kendala komunikasi dengan menara penerbangan setempat.
"Pukul 13.43 WIB lost contact," ujar Ramli dilansir dari Kompas.com, Senin (20/5/2024).
Kapolres Metro Tangerang Selatan AKBP Ibnu Bagus Santoso mengungkapkan bahwa sempat ada tanda bahaya yang disampaikan pilot sesaat sebelum pesawat itu hilang kontak.
"Ada ‘mayday mayday’, habis itu hilang kontak," tuturnya.
Diketahui, "mayday” adalah salah satu kode di dunia penerbangan yang digunakan untuk meminta pertolongan pada kondisi darurat.
Baca juga: Sayap Pesawat Sempat Terbakar, Jamaah Haji dari Makassar Sujud Syukur Saat Tiba di Madinah
4. Jatuh saat hujan deras
Salah satu saksi mata, Andi mengatakan bahwa insiden jatuhnya pesawat latih tersebut terjadi saat hujan deras. "Kejadiannya sekitar pukul 14.00 WIB, bersamaan dengan hujan deras," kata dia.
Andi mengaku sedang berteduh beberapa saat sebelum pesawat terjatuh. Jarak antara dirinya dengan lokasi jatuhnya pesawat sekitar 50 meter.
Namun, ia tidak melihat proses jatuhnya pesawat, tetapi mendengar suara benturan begitu keras.
"Pas dilihat, ternyata ada pesawat jatuh. Tapi saya enggak lihat ada api sih," terang Andi. Ia kemudian berlari mendekati lokasi dan terlihat ada salah seorang korban tergeletak di jalan dalam keadaan tidak bergerak.
5. Sempat berputar-putar di udara
Saksi mata lain yang bernama Vijay menjelaskan, pesawat itu sempat berputar-putar di udara sebelum jatuh ke darat.
"Saya pertama lihat pesawat itu sudah ada di atas Hotel Pop. Itu berputar-putar sembari mengeluarkan asap juga," jelas dia.
"Setelah makin dekat dengan tanah, itu kayak banting setir lah kalau istilahnya mobil. Nah akhirnya, di sanalah jatuhnya, di Lapangan Sunburst," lanjutnya.
Namun, ia mengaku tidak melihat secara langsung ketika pesawat latih tersebut menghantam tanah di lokasi kejadian.
Meski demikian, ia sempat mendengar suara keras saat pesawat membentur tanah.
Sakit kerasnya benturan itu, pengunjung di restoran cepat saji di dekat lokasi berhamburan ke luar untuk melihat peristiwa apa yang sedang terjadi.
"Suaranya pas di udara kayak suara mesin mati, gimana ya, ck ck ck, gitu. Nah, pas jatuh, suaranya kayak ban mobil tronton meledak," ungkap dia.
6. Sempat tabrak pohon saat jatuh
Saksi mata lainnya, Rafael menuturkan bahwa pesawat tersebut sempat menabrak pohon sebelum menghantam tanah rerumputan.
Bahkan saking tidak percayanya dengan kejadian itu, Rafael sempat mengira hal tersebut adalah mimpi.
“Tadi sempat nabrak pohon sebelum jatuh. Awalnya pesawat terbang rendah. Saya kira mimpi,” tuturnya.
Di lokasi kejadian, tampak beberapa patahan dahan pohon dan goresan batang pohon yang diduga ditabrak oleh pesawat latih itu.
Sedangkan di sekitar pohon tersebut, terlihat adanya puing-puing dari pesawat yang berserakan.
7. Jasad Korban Tidak Utuh
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhayangkara Said Sukanto (RS Polri) Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto mengungkap kondisi ketiga jenazah korban pesawat latih Tecnam P2006T yang jatuh di kawasan BSD, Tangerang Selatan, Minggu (19/5/2024) siang.
Dari proses identifikasi luar, Hariyanto menegaskan ketiga jenazah tidak mengalami luka bakar, namun mengalami luka akibat benturan yang keras.
“Tidak ada luka bakar, hanya ada luka benturan yang sangat keras. Jadi bisa dibayangkan jatuh dan terbentur,” ucap Hariyanto kepada wartawan, Minggu (20/5/2024).
Ia juga menyebut, kondisi ketiga jenazah saat diterima oleh pihak RS Polri dalam keadaan tidak utuh.
Namun tidak dijelaskan bagian tubuh mana yang hilang. “Kondisi jenazah tidak utuh, tidak ada luka bakar,” ujarnya.
Ditanya soal identitas korban, Hariyanto membenarkan identitas ketiga jenazah sama seperti yang sempat terungkap ke publik yakni, Pulung Darmawan, Suanda, dan Farid Ahmad.
Hal itu diketahui berdasarkan data ante mortem yang diperoleh dari pihak kerabat korban.
“Sesuai. Itu informasi dari yang beredar (identitas korban) seperti itu dan masuk ke kami juga seperti itu, untuk ante mortemnya sama,” ujarnya.
Untuk saat ini, RS Polri telah membuka posko antemortem dan postmortem guna mencocokan data jenazah dan keluarga.
“Bagi keluarga dan rekan-rekan dari pada korban, silakan kita membuka posko disaster victim identification (DVI) di RS Bhayangkara, ada posko antemortem dan postmortem,” ujar Hariyanto.
Baca juga: Djufri Efendi Nyatakan Maju sebagai Calon Ka Kwarda Aceh
Baca juga: BREAKING NEWS – Titik Jatuh Helikopter Presiden Iran Ditemukan: Tidak Ada Tanda-tanda Kehidupan
Baca juga: WOW, Adelia Maulida Lulus FKIP USK Tanpa Skripsi
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Fakta Pesawat Latih Jatuh di BSD, Sempat Hilang Kontak"
Pasien Meninggal di Ruang ICU, Keluarga Protes RSUD Tgk Abdullah Syafi'i, Begini Kata Direktur |
![]() |
---|
Siswa MAN Kota Tegal Bonyok Dianiaya Kakak Kelas Gegara Wanita, Sang Ibu Nangis Minta Keadilan |
![]() |
---|
Misteri Tewasnya Siswa SMP di Simalungun, Kepala Terbungkus Plastik dan Kedua Tangan Terikat |
![]() |
---|
Suami Bunuh Istri di Jambi Usai Cekcok, Rezan Minum Racun Kaget Winda Tewas |
![]() |
---|
Kronologi Penganiayaan yang Tewaskan Prada Lucky, 20 Orang Senior Terlibat, Begini Nasib Pelaku |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.