Bireuen
Remaja Bireuen yang Terlibat Aksi Tawuran Berjanji Tidak Mengulangi Lagi, Wajib Mondok di Pesantren
Para remaja yang sudah mengenakan peci putih tersebut mengaku tidak akan mengulang lagi dan bahkan ada yang bercita-cita...
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Para remaja dari Bireuen dan Peusangan yang terlibat aksi tawuran Kamis (27/6/2024) dinihari yang menyebabkan dua remaja masuk rumah sakit berjanji tidak mengulang lagi aksi
meresahkan.
Pengakuan tersebut disampaikan diwakili dua remaja saat ditanya Kapolres Bireuen, Sabtu (29/6/2024) usai mendapat siraman rohani di mushola Polres dan dibawa ke Gazebo Polres Bireuen.
Para remaja yang sudah mengenakan peci putih tersebut mengaku tidak akan mengulang lagi dan bahkan ada yang bercita-cita menjadi anggota polisi.
Dalam pertemuan tersebut Kapolres Bireuen mengatakan, ke 13 remaja yang diamankan akan mendapat pembinaan selama dua minggu di pesantren Cot Tarom, Jeumpa Bireuen. Sedangkan satu orang berinisial MAF tetap ditahan karena sebagai pelaku penganiayaan, tiga lainnya sedang dicari.
Kapolres Bireuen yang didampingi pejabat lainnya mengatakan, terhadap tiga tersangka lainnya tetap dicari.
“Mereka 13 orang masih di bawah umur dikembalikan ke orang tua, satu orang dilakukan penahanan,” ujarnya.
Para remaja 13 orang yang ikut dalam kelompok Peusangan dan kelompok Bireuen dilakukan wajib lapor, dan mereka wajib mondok di pesantren di Cot Tarom.
Menyangkut motif aksi tawuran yang dilakukan kelompok remaja, KBO Reskrim Polres Bireuen, Ipda Zulkarnaen SH mengatakan, hasil penyelidikan dan keterangan para remaja aksi yang mereka lakukan ingin mencari jati diri.
Sebagai remaja yang ikut ikutan gaya di daerah lain. “Informasi dari mereka sendiri bahwa awalnya mereka
sudah sepakat membuat tawuran antara kelompok Matang dan Kota Juang sepakat tawuran,” ujarnya.
Mereka saling menunggu dan setiba kelompok dari Bireuen, salah satu sepeda motor berbonceng tiga terpisah dari kelompoknya, maka langsung dikejar oleh kelompok lain, satu sepeda motor berbonceng empat mengejar dan terjadilah aksi penganiayaan dengan benda tajam di depan hotel Purnama.
Dalam pertemuan tersebut sejumlah benda tajam sebagai barang bukti dari para remaja juga diamankan. Benda tajam seperti celurit pengakuan remaja dibeli melalui online dengan harga yang tidak terlalu mahal. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.