19 Tahun Damai Aceh

Tahun Politik, Prof Yusny Saby: Kalau Damai, Semua Jadi Pemenang! Andai Konflik Semua akan Kalah

Tokoh Perdamaian Aceh, Prof Yusny Saby mengingatkan, kalau menjaga perdamaian maka semua akan menjadi pemenang dalam tahun politik jelang Pilkada 2024

Penulis: Sara Masroni | Editor: Agus Ramadhan
YouTube Serambinews
Tokoh Perdamaian Aceh, Prof Yusny Saby mengingatkan, kalau menjaga perdamaian maka semua akan menjadi pemenang dalam tahun politik jelang Pilkada 2024 mendatang. 

SERAMBINEWS.COM - Tokoh Perdamaian Aceh, Prof Yusny Saby mengingatkan, kalau menjaga perdamaian maka semua akan menjadi pemenang dalam tahun politik menjelang Pilkada 2024 mendatang.

"Semua akan jadi pemenang, tidak ada yang kalah, asal kita mau berdamai. Tapi kalau konflik, ingat! Nanti kita semua akan kalah," ucap Prof Yusny dalam program Serambi Spotlight dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di Studio Serambinews.com, Kamis (15/8/2024).

Mantan Rektor IAIN (sekarang UIN) Ar-Raniry sekaligus eks Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) itu berpesan kepada para tokoh yang akan berkontestasi agar mempraktikkan cara-cara yang baik dan sehat dalam berpolitik.

"Terutama tokoh-tokoh politik saudara dan sahabat kita sekalian, kami mohon pada Anda coba bermain politik yang sehat, politik yang jujur, politik yang mendidik, membina, mengayomi, politik saling bagi bukan monopoli," ajak Prof Yusny.

Baca juga: 19 Tahun Damai Aceh, Prof Yusny Saby: Konflik Ekonomi-Pendidikan Bisa Picu Gejolak Besar

Baca juga: Mengenang 17 Tahun MoU Helsinki, Mengingat Kembali Butir Apa Saja yang belum Tertunaikan?

Menurutnya, cukup sudah Aceh berkonflik selama hampir 30 tahun dan mengorbankan banyak hal, ditutup dengan bencana tsunami yang menghilangkan ratusan ribu nyawa, serta melahirkan perjanjian damai MoU Helsinki antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia pada 15 Agustus 2005 lalu.

"Semua tentu inginnya damai. Tetapi bahwa potensi konflik selalu ada dan di mana saja, tinggal tergantung kita," ucap Prof Yusny.

 

 

Guru Besar UIN Ar-Raniry itu menjelaskan, sejauh ini perdamaian Aceh berjalan dengan baik dan berkembang. Tinggal dinamika saja yang terkadang kendor, kencang, lambat dan cepat.

Meski demikian dijelaskannya, konflik bukan hanya soal perang bersenjata saja, namun beberapa faktor lain bisa mengarah ke sana.

"Faktor utamanya konflik ekonomi, konflik sosial, pendidikan yang rendah, keterampilan yang tidak ada, lapangan kerja yang kurang," ungkap Prof Yusny.

"Ini bisa menimbulkan gejolak kecil-kecil menjadi besar," tambahnya.

Baca juga: Israel Makin Terjepit Jelang Gempuran Iran-Lebanon, Hamas Abaikan Perundingan karena Alasan Ini

Terkhusus kepada tokoh publik atau pejabat yang memegang tampuk kekuasaan dan pemerintahan, menurutnya harus benar-benar melaksanakan tugas dengan sepenuh hati dalam merawat perdamaian.

"Jangan main-main lagi, tidak ada lagi sekarang uji coba, kita sudah cukup uji coba dengan ratusan ribu wafat dan tsunami," pungkasnya.

(Serambinews.com/Sara Masroni) 

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved