Lengan Wanita Ini Hancur Setelah Melakukan Pull-up Secara Berlebihan

SERAMBINEWS.COM - Kejadian aneh dan tak terduga usai berolahraga itu dialami oleh Jessica Johnson, wanita berusia 25 tahun asal Carolina Selatan.

Wanita yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan ini harus dirawat di rumah sakit karena lengannya “meledak” seusai dia melakukan pull-up dengan intensitas tinggi.

Baca juga: Ini Tips Mengecilkan Perut Buncit dan Mengontrol Gula Darah Tanpa Olahraga Ala dr Zaidul Akbar

Menurut laporan NYPost sebagaimana dilansir dari Kompas.com, Sabtu (5/10/2024), Johnson disebut ikut berpartisipasi dalam sebuah program latihan crossfit bernama Murph Challenge. 

Program ini meliputi lari sejauh satu mil (sekitar 1,6 kilometer), 300 squat jump, 200 push-up, 100 pull-up, dan kembali lari sejauh satu mil. 

Latihan tersebut membuat seluruh tubuh Johnson menjadi benar-benar kacau saat ia melakukan pull-up.

“Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Saya benar-benar terkejut dan tidak tahu bahwa ini bisa terjadi,” kata Johnson dikutip dari NYPost, Senin (23/9/2024).

Latihan yang dia lakukan itu membuat Johnson merasa sangat lelah, terutama pada bagian lengannya.

Hal itu lantas membuat wanita ini menyudahi latihannya dan memutuskan untuk pulang.  

Lengannya menjadi nyeri dan bengkak

Keesokan harinya, lengan Johnson terasa sangat nyeri dan bengkak. Hal ini belum pernah ia alami sebelumnya.

Meski demikian, pegiat olahraga crossfit ini awalnya tidak mempermasalahkan kondisi yang dialaminya itu.

"Saya pikir, saya sudah lama tidak melakukan pull-up, itu latihan yang berat, nanti akan turun, tidak apa-apa,” tutur Johnson.

Namun ketika ia pergi mandi dan menggosok gigi, Johnson menyadari bahwa lengannya tidak dapat diluruskan sepenuhnya.

Lengannya pun terlihat seakan "meledak", dengan pembengkakan seperti bola salju selama beberapa hari berikutnya. 

Baca juga: Waspadalah, Ini Tanda Penyakit Jantung yang Menyerang Wanita, Gejalanya Sering Dikira Penyakit Lain

“Semua orang bilang 'kami pikir kamu berotot sekali atau semacamnya’,” ujar dia.

Selain itu, ia juga menyadari bahwa warna urinenya berubah, tidak seperti biasanya.

Johnson pun berusaha minum air putih yang banyak agar warna air kencingnya kembali normal lagi.

“Warnanya lebih gelap, hampir seperti warna oranye. Saya minum banyak air tetapi saya tidak banyak buang air kecil di siang hari,” ucapnya.

Menderita rhabdomyolysis

Setelah lengannya mati rasa, ia memutuskan untuk melaporkan kondisinya ke rumah sakit.

Dokter yang melihat sekilas lengan Johnson mengatakan ia harus segera pergi ke unit gawat darurat (UGD).

Tes darah lanjutan dan pemeriksaan lainnya mengungkapkan bahwa "ledakan" ekstrem tubuh Johnson disebabkan oleh rhabdomyolysis.

Rhabdomyolysis adalah suatu kondisi di mana otot-otot rusak dan melepaskan bahan kimia beracun ke dalam aliran darah.

Kondisi ini sering kali disebabkan oleh latihan intensitas tinggi yang dapat mengakibatkan kegagalan organ hingga berujung kematian.

Para dokter mengkhawatirkan kerusakan ginjal jangka panjang yang merupakan komplikasi umum kondisi ini.

Namun, secara mengejutkan, organ ginjal Johnson tidak terdampak.

Baca juga: Benarkah Wanita Gemuk Sulit Hamil? Begini Penjelasan dr Boyke Hingga Sebut Berat Badan Ideal

Sehingga ia tidak perlu menjalani dialisis atau cuci darah akibat ginjal rusak.

“Mereka terus mengatakan kepada saya 'kami tidak tahu bagaimana Anda tidak mengalami kerusakan ginjal saat ini dengan nilai Anda yang sangat tinggi’,” terang Johnson.

Meski ginjal tak rusak, tapi hati Johnson mengalami sedikit kerusakan.

Untungnya selepas empat hari menjalani perawatan, hatinya sudah kembali pulih sepenuhnya.

Ia kemudian beralih dari Murph Challenge ke olahraga kardio dan latihan pilates yang lebih ringan.

“Berolahraga terlalu banyak dan melakukan latihan yang terlalu agresif tidak baik untuk Anda, dan tidak sehat,” pungkas Johnson dilansir dari People (25/9/2024).

(Serambinews.com/Yeni Hardika/Kompas.com)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI