Kajian Islam
Buya Yahya Ingatkan Dosa Besar yang Harus Dihindari Saat Memilih Pemimpin
Berikut adalah penjelasan dan panduan yang disampaikan oleh Buya Yahya terkait hal-hal yang harus dihindari saat memilih pemimpin.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Mursal Ismail
Dai Kondang Tanah Air, Buya Yahya memberikan nasihat kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin.
SERAMBINEWS.COM - Pada 27 November 2024 atau tak sampai dua bulan lagi, seluruh masyarakat Indonesia, termasuk di Aceh akan mengikuti Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada.
Jika dalam Pemilu Februari 2024, warga memilih Capres/Cawapres dan Calon Legislatih, baik DPRK, DPRA, DPR-RI, dan DPD, dalam Pilkada kali ini warga akan memilih pemimpin di kabupaten/kota dan provinsi masing-masing.
Artinya calon pemimpin yang dipilih, yakni Calon Bupati/Wali Kota dan Gubernur.
Dai Kondang Tanah Air, Buya Yahya memberikan nasihat kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin.
Buya Yahya mengingatkan bahwa memilih pemimpin hanya karena kepentingan dunia, seperti janji pembangunan masjid atau proyek bisnis, merupakan dosa besar.
Pemimpin harus dipilih berdasarkan kualitas, integritas, dan komitmen terhadap keadilan.
Baca juga: Ingin Hutangmu Lunas? Buya Yahya Bagikan 3 Tips dan Doa Agar Terhindar dari Utang
Buya Yahya juga menekankan bahwa perbedaan pilihan dalam memilih pemimpin adalah wajar dan bukan dosa, selama niatnya ikhlas karena Allah.
Dilansir Serambinews.com dari laman Al Bahjah belum lama ini, berikut adalah penjelasan dan panduan yang disampaikan oleh Buya Yahya terkait hal-hal yang harus dihindari saat memilih pemimpin.
1. Hindari Memilih Pemimpin karena Kepentingan Dunia
Buya Yahya menegaskan bahwa memilih pemimpin semata-mata karena kepentingan dunia, seperti mendukung bisnis atau proyek pribadi, adalah dosa besar.
Bahkan jika misalnya pemilik pondok ataupun ustad, memilih pemimpin hanya karena dijanjikan untuk dibantu dibangunkan mesjid atau pondoknya padahal kita tau bahwa pemimpin tersebut tidak baik, maka kita berdosa besar.
Pemimpin seharusnya dipilih berdasarkan kualitas kepemimpinan, integritas, dan keadilan, bukan semata karena janji dukungan bisnis yang diberikan oleh calon pemimpin.
2. Pemilihan Pemimpin Harus Berdasarkan Kepantasan
Baca juga: Buya Yahya Berbagi Tips Wujudkan Keindahan dalam Rumah Tangga, Pasutri Wajib Tahu
Buya Yahya memberikan nasihat bahwa pemilihan pemimpin harus didasarkan pada kepantasan dan kesesuaian dengan tugas kepemimpinan.
Tidak pantas jika seseorang dipilih hanya karena janji untuk mendukung proyek pondok atau masjid, tetapi tidak memiliki kualifikasi atau integritas yang diperlukan untuk memimpin dengan adil.
3. Berbeda Pilihan, Tapi Tanpa Dosa di Hadapan Allah
Buya Yahya menyampaikan bahwa jika terjadi perbedaan pilihan dalam memilih pemimpin antara sesama umat, hal tersebut bukanlah dosa di hadapan Allah.
Perbedaan ijtihad dan keyakinan antarindividu dalam menilai kualitas calon pemimpin diperbolehkan.
Yang terpenting adalah niat yang tulus karena Allah.
Baca juga: Pasutri Harus Tahu dan Jangan Sombong, Ini Nasihat Buya Yahya dalam Menghadapi Masalah Rumah Tangga
Berbeda pilihan boleh boleh saja, asalkan dalam memilih pemimpin didasari oleh pertimbangan dan pemikiran yang matang dan kita yakini bahwa calon pemimpin tersebut adalah bagus, ingat yang penting memilih pemimpin bukan karena kepentingan pribadi.
Di akhir ceramahnya, Buya Yahya menekankan pentingnya memilih pemimpin dengan penuh pertimbangan, integritas, dan kesadaran akan tanggung jawab agama.
Memilih pemimpin yang benar-benar pantas dan berkomitmen untuk keadilan adalah langkah yang tidak hanya mendukung kepentingan dunia, tetapi juga mendapat ridha Allah.
Sebagai umat, kita diminta untuk berijtihad dengan hati yang tulus agar pemimpin yang dipilih mampu memberikan manfaat dan keadilan bagi masyarakat.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)
Buya Yahya
Dosa Besar
pemimpin
Pemilihan umum
pesta demokrasi
Serambinews.com
Serambi Indonesia
berita serambi
Buya Yahya Marah Besar Soal Anak Minta Warisan Duluan, Jangan Menikah dengan Orang Ini, Durhaka! |
![]() |
---|
Menambah Doa Dalam Sujud Saat Shalat Tapi Pakai Bahasa Indonesia, Apakah Boleh? Ini Kata UAS |
![]() |
---|
Laki-laki Menunda Mandi Wajib? Tidak Apa-apa Asal Tak Melewati Batas Waktu Ini, Simak Penjelasannya |
![]() |
---|
Buya Yahya Ungkap Hukum Wudhu Pakai Air Asin, Ternyata Selama Ini Banyak yang Salah Paham! |
![]() |
---|
Waktu yang Paling Afdhal Untuk Tunaikan Shalat Dhuha, Simak Penjelasan Buya Yahya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.