Citizen Reporter
Festival dan Lomba Sastra Mendukung Pelestarian Budaya Lokal di Kalangan Generasi Muda Aceh
"Untuk mendorong minat serta bakat generasi muda di bidang sastra dan budaya, sangat dibutuhkan program yang kreatif dan mendekatkan
RAHMAD RIZKI, SKom, MT,
Ketua Komunitas Yayasan Semangat Bina Ukhwah, melaporkan dari Pidie
FESTIVAL dan lomba sastra serta budaya yang digelar di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya sepanjang Oktober 2024 berupaya memperkuat ikatan generasi muda dengan budaya serta sastra lokal. Sastra berperan penting dalam memperkaya kehidupan budaya dan intelektual masyarakat, terutama di Aceh. Dengan adanya kegiatan ini, Yayasan Semangat Bina Ukhwah berharap dapat menumbuhkan kesadaran generasi muda untuk menjaga serta mengembangkan budaya dan sastra lokal di Aceh.
"Untuk mendorong minat serta bakat generasi muda di bidang sastra dan budaya, sangat dibutuhkan program yang kreatif dan mendekatkan mereka dengan warisan budaya lokal. Oleh karena itu, melalui festival ini, kami menghadirkan berbagai kegiatan yang menghubungkan mereka dengan budaya kita," ujar Ketua Yayasan Semangat Bina Ukhwah, Rahmad Rizki, S.Kom, M.T.
Festival ini menyajikan pelatihan sastra, termasuk menulis puisi, cerpen, seni bertutur khas lokal, penulisan hikayat, dan bedah buku karya penulis Aceh. Selain itu, berbagai lomba seperti menulis puisi, cerpen, seni bertutur, serta hikayat juga diadakan dengan tema yang dekat dengan pengalaman dan nilai budaya lokal. Rahmad menjelaskan, "Kami berupaya mengaitkan sastra dan budaya lokal dengan kehidupan generasi muda agar budaya kita tidak lekang oleh waktu. Penting bagi kami mengenalkan budaya ini sejak dini."
Dalam tradisi sastra Aceh, hikayat tak hanya menyampaikan kisah, namun juga sarat dengan unsur sejarah dan budaya. Ditulis dalam bentuk puisi, hikayat menggabungkan unsur fakta dan mitos, sering kali menampilkan tokoh-tokoh bersejarah yang memungkinkan pembaca untuk memahami latar budaya dan sosial pada masanya. Kendati demikian, hikayat kerap berbaur dengan elemen legenda, memperlihatkan perpaduan unik antara fakta sejarah dan kisah legendaris yang memperkaya isinya.
Pengaruh Islamisasi di Aceh juga melahirkan karya sastra yang bernafaskan agama atau dikenal sebagai "hikayat agama," yang hadir dalam bentuk nadham maupun tambeh. Hikayat-hikayat ini mengandung ajaran Islam yang disisipkan dengan cermat agar sesuai dengan akidah Islam. Pada masa lalu, masyarakat Aceh mempelajari hikayat agama di berbagai lembaga pendidikan seperti meunasah, masjid, dayah, atau rangkang, bahkan dalam pembelajaran pribadi. Sering kali, pengetahuan ini dihafalkan hingga isi naskah dikuasai oleh pembelajar. Hikayat agama memuat nilai-nilai Islam yang mencakup hukum, akhlak, tasawuf, filsafat, dan nasihat moral yang berfungsi sebagai pembentuk karakter masyarakat (LK. Ara, 1995: 504).
Antusiasme generasi muda Sigli dalam mengikuti acara ini sangat besar, terlihat dari banyaknya peserta yang mendaftar dan ikut serta. “Respons dan partisipasi yang luar biasa dari para peserta menunjukkan bahwa jika diberi wadah dan kesempatan, generasi muda sangat antusias dalam mendalami sastra dan budaya kita,” ujar Rahmad setelah seluruh rangkaian acara selesai.
Untuk memastikan kesinambungan acara ini, Yayasan Semangat Bina Ukhwah bekerja sama dengan Kemendikbudristek, khususnya Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra. “Kami berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan dan mendapat dukungan agar generasi muda dapat mengenal dan mencintai sastra, sehingga upaya pelestarian sastra lokal serta apresiasi masyarakat terhadap seni dapat semakin tumbuh,” tambah Rahmad.
Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah sastrawan Aceh sebagai dewan juri dan pengisi acara, di antaranya Azhari Aiyub, Herman RN, Musmarwan Abdullah, Ayi Jufridar, Raudhatul Valica, Ishfa Amsala, Aris Munandar, Suhaimi, Ida Fitri, dan Raihan Lubis..(*)
Aplikasi 'Too Good To Go' Upaya Belgia Kurangi Limbah Makanan |
![]() |
---|
Kisah Sungai yang Jadi Nadi Kehidupan di Kuala Lumpur |
![]() |
---|
Mengelola Kehidupan Melalui Kematian: Studi Lapangan Manajemen Budaya di Londa, Toraja |
![]() |
---|
Saat Penulis Sastra Wanita 5 Negara Berhimpun di Melaka |
![]() |
---|
Saat Mahasiswi UIN Ar-Raniry Jadi Sukarelawan Literasi untuk Anak Singapura |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.