Konflik Palestina vs Israel

Prajurit Cadangan Israel Akhiri Hidup Setelah Dipanggil Bertugas, Ribuan Tentara Zionis Alami PTDS

ibu dari seorang prajurit Israel yang mengakhiri hidup mengatakan bahwa apa yang dilihatnya di Gaza mungkin menghantui kehidupan anaknya.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS/AFP
Gambar selebaran yang dirilis oleh tentara Israel ini menunjukkan tentara Israel berada di belakang kendaraan lapis baja selama operasi militer di Jalur Gaza 

Prajurit Cadangan Israel Akhiri Hidup Setelah Dipanggil Bertugas, Ribuan Tentara Zionis Alami PTDS

SERAMBINEWS.COM - Seorang prajurit cadangan Israel dilaporkan mengakhiri hidupnya setelah menerima panggilan tugas untuk bergabung kembali dalam operasi militer yang sedang berlangsung. 

Kejadian tragis ini mencerminkan semakin meningkatnya tekanan psikologis yang dialami oleh tentara Israel, terutama mereka yang kembali dari medan tempur.

Media Israel pada Senin (4/11/2024) melaporkan bahwa seorang prajurit cadangan Israel bunuh diri setelah dipanggil untuk dinas aktif. 

Media Israel tidak menyebutkan identitas dan nama prajurit tersebut.

Peristiwa ini terjadi kurang dari seminggu setelah media Israel melaporkan kematian seorang prajurit cadangan bernama Asaf, yang mengakhiri hidup setelah dipanggil untuk turun ke medan tempur.

Tangkapan layar yang menunjukkan tentara Israel (IDF) terkena ledakan yang diluncurkan milisi perlawanan Palestina di Gaza.4 Tentara Israel atau IDF tewas usai diledakkan oleh Al-Qassam, korban termasuk cucu politisi zionis.
Tangkapan layar yang menunjukkan tentara Israel (IDF) terkena ledakan yang diluncurkan milisi perlawanan Palestina di Gaza.4 Tentara Israel atau IDF tewas usai diledakkan oleh Al-Qassam, korban termasuk cucu politisi zionis. (tangkap layar)

Bulan lalu, ibu dari seorang prajurit Israel yang mengakhiri hidup mengatakan bahwa apa yang dilihatnya di Gaza mungkin menghantui sang anak.

Menurut sang ibu, Eliran Mizrahi anaknya kembali dari medan perang sebagai "orang yang berbeda".

Itu terjadi akhirbat trauma yang dialami putranya dalam perang di Gaza.

Sang ibu sering menggambarkan melihat "darah yang tak terlihat" di keluarganya. 

"Karena tentara,  karena perang ini, saudara laki-laki saya tidak ada di sini," kata saudara perempuannya.

 

Ribuan Tentara Israel Menderita PTSD

Ribuan tentara menderita gangguan stres pascatrauma atau masalah kesehatan mental (Post-traumatic demoralization syndrome- PTDS) akibat pengalaman mereka dalam perang di Gaza. 

Pasukan Israel belum memberikan angka resmi tentang berapa banyak anggota yang bunuh diri.

Tentara Israel yang bertempur di Gaza mengatakan bahwa mereka menyaksikan kengerian yang tidak pernah dapat dipahami oleh dunia luar.     

Data menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga prajurit Israel yang telah ditarik dari medan tempur menderita masalah kesehatan mental. 

Departemen Rehabilitasi Kementerian Keamanan Israel mencatat bahwa setiap bulan, lebih dari seribu tentara baru ditarik dari medan tempur untuk mendapatkan perawatan.

Diantara mereka, 35 persen mengeluhkan kondisi mental mereka dan 27 persen mengalami reaksi mental atau gangguan stres pascatrauma.    

Kantor berita, Israel Haaretz melaporkan bahwa 10 tentara bunuh diri antara 7 Oktober 2024 dan 11 Mei 2024, menurut data militer. 

Uzi Bechor, seorang psikolog dan komandan Unit Respons Tempur Israel, mengungkapkan bahwa ia tidak diizinkan untuk membocorkan angka-angka tersebut dan mengklaim tingkat bunuh diri pada prajurit Israel "stabil".      

Pada tahun 2021, bunuh diri menjadi penyebab utama kematian di kalangan tentara, dengan sedikitnya 11 tentara dilaporkan telah bunuh diri, menurut Times of Israel.

 

Tentara Zionis Banyak Jadi Korban usai Lawan Hamas dan Hizbullah

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dan Kepala Staf Israel, Herzi Halevi, menekan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu untuk menyegel kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon.

Hal ini mereka lakukan karena banyaknya korban di pihak Israel.

Dikutip dari The Jerusalem Post, disebutkan tentara pendudukan Israel ingin bergerak menuju gencatan senjata di Gaza dan Lebanon, mengingat tingginya jumlah korban di kalangan tentara Israel.

Korban dari pihak Israel berjatuhan lantaran perlawanan Hamas Palestina dan Hizbullah Lebanon yang kuat di kedua front dan prospek suram untuk mencapai keuntungan militer Israel.

Menurut laporan, Gallant dan Halevi juga telah mendesak Netanyahu untuk bekerja sama mencapai kesepakatan guna mengamankan pemulangan 101 tawanan Israel, hidup atau mati, dari Jalur Gaza.   

Waktu sangat penting untuk memulangkan para sandera, yang saat ini disetujui oleh sebagian besar pejabat Israel.

"Hanya akan terjadi, jika memang terjadi, melalui kesepakatan dengan Hamas," ujar Gallant dan Halevi dalam upacara wisuda perwira pada tanggal 31 Oktober.

Perkembangan yang terjadi ini bertepatan dengan konfirmasi Radio Angkatan Darat Israel bahwa 87 warga Israel tewas pada bulan Oktober.

Sebanyak 64 di antaranya adalah perwira, tentara dan personel keamanan dan sisanya adalah pemukim ilegal.

50.000 Tentara Israel Gagal Kuasai Lebanon Selatan

Meskipun telah mengerahkan lebih dari 50.000 tentara zionis di Lebanon selatan, militer Israel belum dapat mengasai daerah tersebut.

Padahal dilaporkan, Israel telah melakukan satu bulan operasi dengan melibatkan lima divisi militer.

Bahkan, puluhan ribu pasukan yang dikerahkan Israel ke Lebanon selatan, jumlahnya tiga kali kekuatan yang digunakan dalam perang pada 2006.

Yedioth Ahronoth mencatat strategi taktis efektif milik Hizbullah adalah faktor kunci.

Termasuk pertahanan berlapis dengan amunisi presisi Hizbullah yang menargetkan kendaraan lapis baja dan tentara Israel.

Militer Israel juga telah berjuang dengan pemetaan posisi Hizbullah dan menetralisir drone kecil yang sulit dipahami.

Diketahui Hizbullah baru-baru ini mengumumkan, mereka telah menghancurkan banyak kendaraan Israel sejak invasi darat dimulai.

Termasuk 42 tank Merkava, empat buldoser, dari Hummers, kendaraan lapis baja, dan sebuah kapal induk.

Pernyataan itu menambahkan, lebih dari 95 tentara Israel telah tewas dan 900 terluka, dengan tiga drone Hermes-450 dan dua drone Hermes-900 juga jatuh.

Kolonel Jack Neriya, mantan penasihat Perdana Menteri pendudukan Israel Yitzhak Rabin, mengomentari taktik Hizbullah.

Menurutnya, Hizbullah sengaja mengizinkan pasukan pendudukan Israel untuk maju sebelum menjebak mereka dalam penyergapan, menciptakan tantangan signifikan bahkan untuk unit elit seperti Golani.

Neriya memperingatkan, pendekatan ini dapat menyebabkan jatuhnya korban dari pihak Israel yang lebih tinggi, dibandingkan dalam perang apapun sejak akhir 1940an.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved