Kesaksian Warga Deliserdang: 3 Kali Diserang Puluhan Prajurit TNI, Ditodong Pistol, Diseret, Dipukul
Saat itu, sekitar 30 prajurit Armed memukuli pemuda di sekitar Dusun IV dan III secara membabi buta.
SERAMBINEWS.COM, MEDAN - Kasus puluhan prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan, menyerang warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (8/11/2024) malam, masih menghantui warga.
Kejadian ini mengakibatkan puluhan warga terluka dan satu orang bernama Raden Barus (61) tewas.
Tony Seno Aji (55) mengungkapkan, sejumlah prajurit Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan melakukan serangan brutal terhadap warga Desa Selamat, Kabupaten Deli Serdang, sebanyak tiga kali pada Jumat (9/11/2024).
Menurut Tony, penyerangan pertama terjadi sekitar pukul 21.30 WIB.
Saat itu, sekitar 30 prajurit Armed memukuli pemuda di sekitar Dusun IV dan III secara membabi buta.
Para prajurit tersebut mencari seorang pria yang berinisial D.
“Kita tak tahu masalahnya apa. Nanya aja langsung kena pukul. Mereka membawa samurai, pentungan, banyak lah,” kata Tony saat diwawancarai di sebuah warung di Dusun III pada Selasa (12/11/2024).
Aksi tersebut memicu emosi pemuda setempat untuk melawan.
Namun, karena kalah jumlah, puluhan prajurit Armed melarikan diri ke arah asrama, bahkan meninggalkan sekitar lima unit sepeda motor yang mereka gunakan.
Baca juga: Detik-detik 33 Prajurit TNI Serang Warga Desa Deli Serdang, Satu Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka
Penyerangan kedua terjadi setelah para prajurit Armed mendapati dua prajurit TNI yang tidak pulang ke asrama usai menyerang warga.
Tony menjelaskan, prajurit Armed berprasangka buruk bahwa masyarakat menyekap dua prajurit tersebut.
Padahal kemungkinan besar mereka hanya tersesat saat melarikan diri dari gereja Katolik menuju kuburan Cina.
“Datang lah rombongan kedua, ada sekitar ratusan orang, nyariin kawannya. Mana si Ginting, kalian sembunyikan ya, kata mereka,” ucap Tony.
Para prajurit Armed, baik yang berjalan kaki maupun menggunakan sepeda motor dengan knalpot bising, membawa senjata tajam seperti celurit, parang, dan balok kayu.
Ketika mereka memasuki gang, warga setempat berlarian menyelamatkan diri.
Seorang warga bernama Rofika sempat melarikan diri ke rumah neneknya, tetapi tetap dikejar.
Para prajurit mendobrak pintu rumah dan menyeret Rofika keluar untuk dianiaya, meskipun dia tidak tahu apa-apa.
“Di warung ini, dipukul meja, ada gelas dan piring sampai pecah. Di sini ada 4 orang yang tak sempat lari dan ditodongkan pistol,” ungkap Tony.
Setelah penyerangan itu, sekitar tujuh warga dibawa ke markas Armed, di mana mereka hanya didudukkan dan kemudian dipulangkan pada Sabtu (10/11/2024) dini hari.
Penyerangan ketiga terjadi ketika para prajurit Armed merasa cemas untuk pulang ke asrama karena harus melewati jalan di Dusun III Desa Selamat, di mana warga setempat mulai berkumpul.
“Ramai lah lagi datang mereka. Di situ lah, siapa yang lewat hajar. Terus ada kata-kata ancaman, ‘Kubakar kampung kalian ini,’ Jadi warga trauma lah. Itu lah kami merasa suasana sudah mencekam dan tak ada yang berani tidur,” sebut Tony.
Warga setempat sempat ingin mengabadikan momen penyerangan brutal tersebut dengan ponsel, tetapi para prajurit Armed mengancam agar mereka tidak merekam kejadian tersebut.
“Siapa yang mau videokan, ‘Woy hapus itu videonya, kalau tidak kupecahkan itu handphonemu.’ Makanya tak ada video yang menyebar,” jelasnya. Akibat dari kejadian tersebut, banyak warga yang masih trauma dan merasa takut untuk keluar rumah atau bekerja.
Bahkan, anak-anak pun merasa ketakutan untuk pergi ke sekolah.
Besar harapan warga agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Kami di sini sudah tidak memiliki harga diri dibuatnya. Kami menuntut mereka diproses hukum. Kalau tidak sesuai, kami akan menuntut sampai ke atas. Kami ini adalah korban salah sasaran semua,” tandas Tony.
Baca juga: Pangdam Bukit Barisan Siap Tukar Nyawa dengan Korban Penyerangan 33 Prajurit TNI di Deli Serdang
Seorang Ibu di Deli Serdang Tak Berani Bekerja karena Trauma Diserang Oknum TNI
Sri Ulina Perangin-angin, seorang ibu berusia 35 tahun, masih merasakan ketakutan yang mendalam untuk keluar rumah setelah mengalami serangan brutal oleh sejumlah prajurit Armed Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan di Desa Selamat, Kabupaten Deli Serdang.
Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat malam, 9 November 2024, dan meninggalkan trauma yang mendalam bagi warga setempat.
Sri mengenang kembali malam mencekam tersebut. Sekitar pukul 22.30 WIB, setelah membeli jamu di Pasar 6, ia mengendarai sepeda motor menuju rumahnya di Dusun III Desa Selamat.
Di tengah perjalanan, ia berhenti karena melihat keramaian di sepanjang jalan.
Beberapa warga memberitahunya tentang adanya begal.
Namun, ketidakpercayaan membuatnya melanjutkan perjalanan hingga tiba di warung dekat jambore.
Di sana, ia mendengar suara teriakan dari sekelompok orang yang menggunakan sepeda motor dengan suara knalpot bising.
Awalnya, Sri mengira mereka adalah geng motor.
Namun, ia kemudian mengetahui bahwa mereka adalah prajurit Armed.
“Terus pas aku mau parkirkan motor di pinggir jalan, datanglah tentara itu. Ditunjanglah motorku. Aku dan motorku masuklah ke parit. Inilah terluka tangan, paha, dan perutku,” ungkap Sri saat diwawancarai pada Selasa, 12 November 2024.
Sejumlah prajurit Armed tersebut dilaporkan membawa senjata tajam dan benda tumpul, serta melakukan penganiayaan terhadap setiap pria yang berada di lokasi.
Bahkan, mereka secara brutal masuk ke rumah warga dan menganiaya beberapa orang.
“Siapa yang enggak kepentingan, masuk-masuk, nanti kena sasaran,” kata Sri, mencontohkan perkataan seorang prajurit TNI saat itu.
Menyadari situasi berbahaya, Sri berlari ke rumah tetangga yang memiliki warung tidak jauh dari tempatnya terjatuh ke parit.
Ia bersembunyi di sana hingga sekitar pukul 02.00 WIB, sebelum akhirnya berani keluar menuju rumah ibunya.
Peristiwa tersebut masih membekas dalam ingatan Sri, dan ia serta sejumlah warga Desa Selamat lainnya merasakan trauma yang mendalam.
Sudah hampir tiga hari ia tidak bekerja sebagai buruh harian lepas di kilang kayu.
“Sementara ini tidak keluar dululah. Di rumah aja. Paling dua hari lagilah baru kerja,” tutup Sri.
Reaksi Panglima TNI
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan kronologi insiden di Deliserdang beberapa waktu lalu.
Agus mengungkapkan insiden tersebut diawali dengan adanya anak-anak muda yang kebut-kebutan menggunakan sepeda motor.
Anggota TNI, kata dia, kemudian menegur karena mengganggu dan meresahkan masyarakat khususnya terkait ketertiban di jalan.
"Terjadi adu mulut, perkelahian, kemudian maka terjadilah perkelahian massal," ungkap Agus kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada Senin (11/11/2024).
"Karena kita harus sepakat ya geng-geng motor, ya semacam itu lah harus ditertibkan karena kan meresahkan masyarakat, mengganggu juga jalan-jalan umum," sambungnya.
Atas insiden tersebut, kata Agus, Pangdam I Bukit Barisan telah mengambil sejumlah langkah.
Langkah tersebut di antaranya menemui keluarga korban yang meninggal dunia dan mengobati warga yang menderita luka-luka.
"Anggota pun sekarang sedang kita proses ya, di BAP," kata Agus.
Perihal kemungkinan mereka yang terbukti terlibat akan dipecat, Agus mengajak untuk menunggu proses hukum selesai.
Menurutnya, jumlah para oknum terduga pelaku yang terlibat bisa bertambah atau berkurang sesuai dengan proses hukum yang berlaku.
"Ya nanti dari hasil pengembangan BAP itu akan bisa bertambah bisa berkurang," kata Agus.
Secara terpisah, Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, mengungkapkan bahwa proses hukum terhadap anggota TNI yang terlibat dalam penyerangan tersebut sudah berjalan.
"Oknum yang terkonfirmasi ikut dalam penyerangan ada 33 orang. Mereka sedang diperiksa oleh Polisi Militer Kodam I BB," kata Dody.
Dody juga menyebutkan bahwa Pangdam I Bukit Barisan telah melaksanakan jam komandan di Armed-2 untuk memberikan arahan kepada seluruh prajurit.
Selain itu, Pangdam I Bukit Barisan memimpin mediasi langsung dengan warga Desa Selamat.
"Intinya, kami memastikan kejadian serupa tidak akan terulang, dan diharapkan suasana di sana segera kondusif," tambahnya.
Saat ditanya mengenai penyebab penyerangan, Dody menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung.
Dugaan sementara, penyerangan terjadi setelah terjadi perkelahian antara anggota TNI dan beberapa pemuda warga Desa Selamat pada Jumat sore.
Perkelahian tersebut bermula dari cekcok antara anggota TNI dan warga yang melintas di jalan.
Proses Hukum Akan Dijalankan
Panglima Kodam I Bukit Barisan, Letnan Jenderal Mohamad Hasan, yang hadir dalam acara pemakaman, menyampaikan permintaan maaf atas tindakan anggota TNI yang terlibat.
"Saya sudah bertemu dengan pihak keluarga Bapak Raden Barus, termasuk beberapa yang keluarganya masih dirawat. Kami menyampaikan permohonan maaf dan memastikan bahwa peristiwa ini tidak akan terulang lagi," kata Hasan saat menyampaikan belasungkawa.
Ia juga berjanji akan memproses hukum semua anggota Armed-2 yang terlibat dalam penyerangan tersebut.
Hasan menambahkan bahwa delapan korban luka berat kini sedang dirawat di Rumah Sakit Putri Hijau milik Kodam I Bukit Barisan.
"Kami memastikan anak-anak kita yang masih dalam perawatan kami tangani sebaik-baiknya," ujar Hasan.
Namun, Hasan enggan memberikan keterangan lebih lanjut ketika wartawan mencoba mewawancarainya mengenai peristiwa penyerangan tersebut.
Baca juga: HRD Minta Semua Saksi Mu’Min Catat, Rekam dan Laporkan Semua Dugaan Pelanggaran Pilkada
Baca juga: Jubir KPA Pusat, Azhari Cage: Intruksi KPA Pusat Untuk Dukung Mualem - Dek Fadh dan Paslon dari PA
Baca juga: Emas Antam Merosot Tajam di Sesi Perdagangan Per 12 November 2024, Cek Rincian Lengkapnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
CEO Tribun Network Dahlan Dahi Raih MAW Talk Awards 2025 Kategori Tokoh Media Berpengaruh |
![]() |
---|
Jajak Pendapat, Mayoritas Warga Israel Yakin tidak ada Orang tak Bersalah di Gaza |
![]() |
---|
Kakanwil kemenag dan Kadisdik Tinjau Program Limit Mengaji, Upaya Bentuk Generasi Qurani |
![]() |
---|
Tiba di Aceh Seusai Docking, KMP BRR Siap Layani Penumpang Rute Banda Aceh-Sabang dan Sebaliknya |
![]() |
---|
Kemenhut RI Verifikasi Tiga Usulan HKm Kelompok Tani Hutan Abdya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.