Video

VIDEO Suriah Sebut Tidak Ada Serangan ke Israel, Ada Peran Netanyahu dalam Menggulingkan Assad?

Al-Julani mengatakan bahwa Pembenaran Israel untuk menduduki Suriah adalah karena Hizbullah dan Iran. Pembenaran itu sudah tidak ada lagi.

Editor: Muhammad Aziz

SERAMBIMEWS.COM - Mohammed al-Julani, yang lebih dikenal dengan nama lahirnya Ahmed al-Sharaa, Dalam wawancara eksklusif dengan The Times pada Senin (16/12/2024), menyatakan bahwa Suriah tidak akan dijadikan landasan perang terhadap Israel atau negara manapun.

Ia meminta Israel untuk menghentikan serangan udara dan menarik mundur pasukannya dari wilayah Suriah yang diduduki.

Al-Julani yang juga pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) mengatakan bahwa Pembenaran Israel untuk menduduki Suriah adalah karena Hizbullah dan milisi Iran. Pembenaran itu sudah tidak ada lagi.

Di sisi lain, tokoh oposisi Suriah, Fahd al-Masri, Kepala Front Keselamatan Nasional Suriah, menyambut baik potensi hubungan antara Suriah dan Israel.

Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada Israel atas kontribusinya dalam penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

“Tanpa serangan Israel terhadap Hizbullah dan Iran, kami tidak akan bisa membebaskan Suriah,” ujar al-Masri.

Ia juga menekankan bahwa Israel telah berperan penting dalam perubahan situasi di Suriah.

Abdul Jalil al-Saeed, mantan wakil Mufti Suriah, juga mengungkapkan optimisme tentang hubungan antara Suriah dan Israel.

Ia menyatakan bahwa Turki menganggap Israel sebagai faktor penting dalam kejatuhan rezim al-Assad.

Rezim Presiden Bashar al-Assad diketahui telah tumbang setelah puluhan tahun berkuasa, dengan ibu kota Damaskus jatuh ke tangan oposisi pada Minggu (7/12/2024).

Oposisi bersenjata terlibat dalam perjuangan panjang untuk menjatuhkan rezim tersebut.

Setelah bentrokan meningkat pada 27 November 2024, rezim al-Assad kehilangan kendali atas banyak wilayah, termasuk Aleppo, Idlib, dan Hama.

Dengan penguasaan Damaskus oleh oposisi, rezim al-Assad yang telah berkuasa selama 61 tahun resmi berakhir.

Al-Assad dan keluarganya dilaporkan melarikan diri dari Suriah setelah oposisi menguasai Damaskus, menandai akhir dari era panjang pemerintahan yang dimulai dengan kudeta Partai Baath pada 1963.(*)

VO: Dara Nazila
EV: Muhamamd Aziz

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved