BPBA Ajak Masyarakat Bersama-sama Kurangi Risiko Bencana

Selain itu, Nara juga mengimbau masyarakat agar menjaga alam, serta diminta untuk tidak mengeksploitasi hutan secara...

Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Eddy Fitriadi
BPBD Aceh Besar
Bencana kebakaran rumah di kawasan Aceh Besar beberapa waktu lalu. BPBA Ajak Masyarakat Bersama-sama Kurangi Risiko Bencana. 

Laporan Rianza Alfandi | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mengajak masyarakat bersama-sama berupaya mengurangi risiko bencana di provinsi paling barat Pulau Sumatera itu. 

Hal tersebut mengingat bencana yang terjadi di Aceh masih tergolong cukup tinggi sehingga  harus menjadi tanggung jawab bersama. 

“Mari bersama-sama kita melakukan upaya pengurangan risiko bencana, karena penanggulangan bencana adalah urusan bersama, baik pemerintah maupun masyarakat dari berbagai elemen,” kata Kepala BPBA, Teuku Nara Setia, dalam keterangannya, Selasa (7/1/2025). 

Selain itu, Nara juga mengimbau masyarakat agar menjaga alam, serta diminta untuk tidak mengeksploitasi hutan secara berlebihan tanpa memperhatikan fungsi hutan sebagai resapan air yang berguna mencegah banjir dan longsor.

“Selain itu, pemberdayaan masyarakat atau sosialisasi kepada pelaku usaha yang terlibat perluasan lahan, kami imbau jangan membuka lahan dengan membakar hutan,” sebutnya. 

Nara menuturkan, pada tahun 2025 nantinya BPBA akan terus berusaha meminimalisir kerusakan maupun korban akibat bencana alam maupun non alam, serta mendorong seluruh elemen masyarakat untuk merespons kejadian bencana secara komprehensif.

“Karena pada hakikatnya bencana adalah urusan bersama,” ucapnya. 

Sebelumnya, BPBA mencatat 273 kejadian bencana alam melanda wilayah Provinsi Aceh sepanjang tahun 2024 dengan kerugian mencapai Rp123 miliar.

Di mana, jumlah bencana pada tahun 2024 lebih sedikit jika dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 418 kejadian. Hal itu selaras dengan angka kerugian yang juga berkurang dari Rp430 miliar pada 2023 menjadi 123 miliar. 

Selama tahun 2024, kata dia, kebakaran pemukiman masih mendominasi bencana di Tanah Rencong yakni sebanyak 86 kali kejadian, dengan kerugian Rp69 miliar.

Kemudian, di urutan kedua ada bencana banjir sebanyak 68 kali kejadian yang berdampak pada 5.062 rumah dan 11 jembatan, 18 tanggul rusak, serta 883 hektare sawah terendam dengan total pengungsi 4.009 orang.

Selain itu, juga ada kebakaran hutan dan lahan sebanyak 63 kali, dengan lahan yang terbakar seluas 214 hektare. Angin puting beliung sebanyak 34 kejadian yang merusak 376 rumah warga dengan total kerugian mencapai Rp9,5 miliar.

“Longsor 14 kali kejadian dengan kerugian mencapai Rp1,2 miliar. Banjir bandang 4 kejadian yang merendam rumah dengan prakiraan kerugian Rp715 juta, kekeringan dua kejadian pada 4 kecamatan 53 desa di Kabupaten Aceh Besar, gempa bumi satu kejadian di Pantai Barat Simeulue dengan magnitude 5.9 SR, dan abrasi sebanyak satu yang kejadian merusak satu rumah,” sebutnya.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved