Luar Negeri
Tabrakan American Airlines: 55 Jenazah dari Total 67 Korban Sudah Ditemukan dan Diidentifikasi
Pejabat menyatakan, kini 55 jenazah dari total 67 korban kecelaan tersebut sudah ditemukan dan diidentifikasi.
SERAMBINEWS.COM - Penyelam menyisiri puing pesawat yang tenggelam di Sungai Potomac, Washington DC, Amerika Serikat, untuk mencari jenazah korban tabrakan pesawat American Airlines dan helikopet Black Hawk.
Pejabat menyatakan, kini 55 jenazah dari total 67 korban kecelaan tersebut sudah ditemukan dan diidentifikasi.
Kepala Pemadam Kebakaran Washington D.C. John Donnelly mengatakan mereka yakin semua jenazah akan ditemukan.
Hingga kini, para penyelam masih bekerja keras untuk menemukan jenazah, sementara kru bersiap mengangkat reruntuhan dari Sungai Potomac yang dingin dan membeku.
Menurut Donelly, semua jenazah paling cepat ditemukan pada Senin (3/2/2025) pagi waktu setempat.
Sementara itu, Kolonel Francis B. Pera dari Korps Zeni Angkatan Darat mengatakan penyelam dan pekerja penyelamat mematuhi protokol ketat dan akan berhenti memindahkan puing-puing jika ada jenazah yang ditemukan.
"Penemuan jenazah dan perlakuan yang bermartabat lebih diutamakan daripada yang lainnya, katanya seperti dikutip dari The Associated Press.
“Mempersatukan mereka yang hilang dalam insiden tragis ini adalah hal yang membuat kita semua terus maju,” kata Pera. “Kami memiliki tim yang telah bekerja keras sejak awal, dan kami berkomitmen untuk mewujudkannya,” ujarnya.
Menurut Pera, para penyelam memiliki kamera definisi tinggi dengan umpan yang dipantau di kapal pendukung untuk mencari jenazah.
Namun penemuan jenazah menjadi sulit dilakukan karena cuaca yang sangat dingin dan sungai membeku.
Bahkan seorang penyelam harus dirawat di rumah sakit karena menderita hipotermia.
Dua puing besar dari pesawat yang bertabrakan akan dimuat ke truk flatbed dan dibawa ke hanggar untuk diselidiki.
Sementara itu, anggota keluarga diangkut dengan bus dengan pengawalan oleh polisi ke tepi Sungai Potomac di dekat tempat kedua pesawat itu jatuh setelah bertabrakan.
Para investigator federal tengah berupaya mengumpulkan fakta-fakta yang menyebabkan tabrakan tersebut.
Badan Keselamatan Transportasi Nasional tidak menggelar jumpa pers pada hari Minggu, tetapi merilis foto yang memperlihatkan para investigator di atas perahu kecil sedang mengamati reruntuhan dan seorang lainnya sedang memeriksa perekam data penerbangan.
Menteri Transportasi Sean Duffy mengatakan bahwa ia ingin memberi para investigator ruang untuk melakukan penyelidikan.
Sementara itu, identitas ketiga prajurit Angkatan Darat AS yang gugur dalam kecelakaan ini sudah dirilis. Mereka adalah Sersan Staf Angkatan Darat Ryan Austin O'Hara, yang berusia 28 tahun, Kepala Perwira 2 Andrew Loyd Eaves, yang berusia 39 tahun, dan Kapten Rebecca M. Lobach.
Baca juga: VIDEO Detik - Detik Rekaman Tabrakan Maut Pesawat American Airlines dan Heli Black Hawk
Penyebab Tabrakan American Airlines Belum Diketahui, Investigasi Masih Berjalan
Otoritas Amerika Serikat hingga kini masih belum menemukan penyebab pasti tabrakan antara pesawat regional American Airlines dan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat AS.
Kecelakaan yang terjadi pada Rabu (29/1/2025) malam di dekat Bandara Nasional Ronald Reagan, Washington DC, itu menewaskan 67 orang, menjadikannya insiden udara paling mematikan di AS dalam lebih dari dua dekade.
Jet Bombardier CRJ-700 yang dioperasikan PSA Airlines mengangkut 60 penumpang dan empat awak ketika bertabrakan dengan helikopter yang membawa tiga tentara dalam penerbangan pelatihan.
Menteri Perhubungan AS Sean Duffy mengatakan, kedua armada telah mengikuti jalur penerbangan yang sesuai prosedur.
“Hingga saat ini, tidak ada indikasi gangguan komunikasi sebelum kecelakaan terjadi,” ujar Duffy, dikutip dari Reuters, Kamis (30/1/2025).
Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) menyatakan, akan merilis laporan awal investigasi dalam 30 hari ke depan.
“Kami masih mengumpulkan puing-puing dan menyimpannya di hanggar untuk analisis lebih lanjut,” kata Ketua NTSB Jennifer Homendy.
Di tengah penyelidikan yang masih berlangsung, pernyataan Presiden Donald Trump menimbulkan kontroversi.
Trump menyinggung kebijakan keberagaman federal sebagai faktor yang mungkin berkontribusi terhadap kecelakaan, meski tidak memberikan bukti pendukung.
Ia juga menuding kesalahan ada pada pilot helikopter dan pengendali lalu lintas udara.
“Kami tidak tahu penyebab kecelakaan ini, tetapi kami punya beberapa ide yang sangat kuat,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.
Komentarnya menuai kritik dari sejumlah pihak, termasuk kelompok hak asasi manusia dan politisi Partai Demokrat yang menuduhnya memanfaatkan tragedi ini untuk kepentingan politik.
Mantan Menteri Transportasi Pete Buttigieg menyebut klaim Trump “tercela” dan tidak berdasar.
Sementara itu, hasil penyelidikan awal menunjukkan hanya ada satu pengendali lalu lintas udara yang menangani kedua armada pada saat kejadian.
Meski situasi ini dianggap tidak biasa, otoritas menegaskan bahwa hal tersebut masih dalam batasan standar keselamatan penerbangan.
Baca juga: Bripka AK Anggota Polisi Polsek Kresek Tangerang Dibacok Orang Tidak Dikenal, Alami Luka di Punggung
Baca juga: Bocah 8 Tahun Diterkam Buaya saat Temani Kakaknya Mancing, Tim SAR Lanjutkan Upaya Pencarian
Baca juga: Jelang Pernikahan, Wanita Asal Kalimatan Barat Mengucap Syahadat di Aceh Timur
Banjir Bandang Terjang Uttarakhand India, 4 Orang Tewas, 100 Orang hilang Termasuk 11 Tentara |
![]() |
---|
Pesawat Medis Jatuh di Arizona AS, 4 Orang Tewas di Tempat |
![]() |
---|
Kepala Ular Kobra Putus Digigit Bocah Berusia 2 Tahun |
![]() |
---|
Kisah Aimi Nasruddin Alami Koma, Baru Sadar Usai Dengar Suara Penyanyi Siti Nurhaliza |
![]() |
---|
Trump Pecat Pejabat Biro Statistik, Ngamuk Tak Terima Lapangan Kerja AS Disebut Turun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.