Perang Gaza
Qatar Kecam Seruan Netanyahu untuk Pembentukan Negara Palestina di Arab Saudi
Ia memperingatkan bahwa seruan seperti itu akan menghalangi peluang perdamaian dan memicu kembali konfrontasi di kawasan tersebut.
SERAMBINEWS.COM - Qatar mengecam keras pernyataan “provokatif” Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengusulkan pembentukan negara Palestina di Arab Saudi.
“Pernyataan-pernyataan ini merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
Kementerian tersebut menegaskan solidaritas penuh Qatar dengan Arab Saudi dan menegaskan kembali penolakan tegasnya terhadap seruan pemindahan paksa rakyat Palestina yang bersaudara.
Ia memperingatkan bahwa seruan seperti itu akan menghalangi peluang perdamaian dan memicu kembali konfrontasi di kawasan tersebut.
Qatar menggarisbawahi posisinya yang teguh pada keadilan perjuangan Palestina dan hak-hak sah rakyat Palestina yang bersaudara, termasuk pembentukan negara merdeka mereka di perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Ia juga mendesak masyarakat internasional untuk secara tegas menangani provokasi Israel.
Pada hari Kamis, Netanyahu mengusulkan agar Palestina mendirikan negara mereka di Arab Saudi dan bukan di tanah air mereka sendiri, dan menepis anggapan apa pun tentang kedaulatan Palestina.
“Saudi dapat mendirikan negara Palestina di Arab Saudi; mereka memiliki banyak tanah di sana,” katanya.
Arab Saudi pada hari Minggu mengecam keras pernyataan Netanyahu dan menekankan hak rakyat Palestina atas tanah mereka.
Pada tanggal 4 Februari, Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington akan “mengambil alih” Gaza dan memukimkan kembali warga Palestina di tempat lain berdasarkan rencana pembangunan kembali yang luar biasa yang ia klaim dapat mengubah daerah kantong itu menjadi “Riviera Timur Tengah.”
Usulannya mendapat kecaman luas dari Palestina, negara-negara Arab, dan banyak negara lain di seluruh dunia, termasuk Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.
Hamas: Penarikan Pasukan Israel dari Koridor Netzarim Menandai Kegagalan Tujuan Perang di Gaza
Kelompok perlawanan Palestina Hamas menyebut penarikan pasukan Israel dari Koridor Netzarim di Gaza tengah sebagai indikasi kegagalan tujuan perang Israel.
"Kembalinya orang-orang terlantar, pertukaran tahanan yang terus berlangsung, dan penarikan pasukan dari Netzarim, semuanya mengungkap kebohongan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengklaim telah meraih kemenangan penuh atas rakyat kami," kata Juru Bicara Hamas Abdul Latif al-Qanou dalam sebuah pernyataan.
"Setiap upaya pasukan pendudukan untuk memaksakan kontrol militer atas Gaza dan membaginya telah gagal karena menghadapi keberanian perlawanan dan keteguhan hati rakyat kami," tambahnya.
| Armada Sumud Dekati Gaza, Angkatan Laut hingga Drone 3 Negara Kawal Kapal Bantuan |
|
|---|
| 20 Poin Kesepatakan Trump & Netanyahu, TNI Siap Dikerahkan ke Gaza? |
|
|---|
| Tuai Pro Kontra Internasional, Siapa Tony Blair yang Disebut Bakal Pimpin Transisi Gaza? |
|
|---|
| IDF Semakin Bar-bar, 48 Ribu Warga Gaza Terpaksa Mengungsi, Israel Buka Rute Baru Selama 48 Jam |
|
|---|
| Ungkap 9 Langkah Hentikan Genosida di Gaza, Spanyol Embargo Senjata dan Minyak Israel |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.