Abu Kuta Krueng Meninggal

Kepergian Abu Kuta Krueng, Ulama Kharismatik Aceh yang Berjasa dalam Dunia Pendidikan dan Dakwah

Aceh kembali kehilangan ulama kharismatik yang memiliki kiprah luar biasa di Aceh yaitu, Abu Kuta Krueng, atau yang memiliki nama asli Tgk. H. Usman A

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
IST
Tgk H Usman Ali atau lebih akrab disapa Abu Kuta Krueng. 

Tgk. H. Usman Bin Tgk. Ali, yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Kuta Krueng, adalah seorang ulama kharismatik asal Aceh.

 Beliau merupakan murid dari Almarhum Abon Tgk. H. Abdul Aziz Bin Tgk. Muhammad Saleh, yang juga dikenal sebagai Abon Samalanga.

Keberadaan Abu Kuta Krueng sebagai seorang ulama besar sangat dipengaruhi oleh bimbingan dan ajaran dari gurunya yang sangat dihormati tersebut.

Abu Kuta Krueng dilahirkan di Desa Kuta Krueng, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, pada tanggal 31 Desember 1940.

 Beliau dikenal sebagai pimpinan Dayah Darul Munawwarah di Kuta Krueng, Pidie Jaya, Aceh, yang merupakan salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di daerah tersebut.

 Sebagai seorang ulama yang dihormati, beliau mengabdikan diri untuk membimbing dan mendidik ribuan santri di dayah yang beliau pimpin.

Setelah menuntaskan pendidikan di Sekolah Rakyat (SR), Abu Kuta Krueng melanjutkan perjalanan ilmunya dengan mendalami agama di Dayah Ma'hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya, yang terletak di Desa Mideun Jok, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.

 Di dayah ini, beliau mengasah pengetahuan agamanya lebih dalam, dan tempat ini menjadi landasan bagi perjalanan spiritual dan intelektual beliau yang kelak mengantarkannya menjadi seorang ulama besar di Aceh.

Selama menuntut ilmu di Dayah MUDI Mesra Samalanga, Abu Kuta Krueng telah menunjukkan tanda-tanda sebagai seorang ulama sejak dini.

Kepribadian beliau yang tercermin dalam sikap, karakter yang kuat, serta kemampuannya dalam menyerap berbagai ilmu agama dengan cepat, sudah terlihat jelas pada masa-masa awal belajar.

 Beliau tidak hanya mampu menguasai materi dengan baik, tetapi juga memancarkan aura kebijaksanaan yang membuatnya dihormati oleh guru dan teman-temannya.

Sebagai seorang santri, Abu Kuta Krueng selalu menunjukkan rasa hormat yang mendalam terhadap para gurunya.

 Beliau percaya bahwa dengan memuliakan dan menghormati guru, ilmu yang diperoleh akan membawa keberkahan dan manfaat yang lebih besar.

Prinsip ini sangat diyakini oleh setiap anak dayah, dan Abu Kuta Krueng senantiasa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 Keberkahan ilmu yang beliau peroleh pun tercermin dalam tindakan dan bimbingannya yang selalu memberi manfaat bagi banyak orang.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved