Amalan Puasa
Bagaimana Hukum Puasa Setelah Nisfu Syaban, Ini Ulasan Ustadz Abdul Somad
Di bulan Syaban, umat muslim dianjurkan memperbanyak amalan-amalan kebaikan, di antaranya puasa
Di bulan Syaban, umat muslim dianjurkan memperbanyak amalan-amalan kebaikan, di antaranya puasa
SERAMBINEWS.COM - Bulan Syaban segera berakhir, ini artinya Ramadhan tahun ini sudah dekat.
Di sisi lain, ada sejumlah ulasan terkait ibadah bisa dikerjakan menjelang Ramadhan.
Di bulan Syaban menjadi waktu mempersiapkan diri menjelang datangnya Ramadhan.
Penceramah Ustadz Abdul Somad menerangkan hukum menunaikan puasa setelah Nisfu Syaban bagi kaum muslimin.
Ada hadits yang menyebutkan dilarang berpuasa setelah Nisfu Syaban, Ustadz Abdul Somad pun mengimbau umat Islam tak menelan mentah-mentah hadist tersebut.
Dijabarkan Ustadz Abdul Somad, terdapat rincian penjelasan dari tafsir atau makna hadist tersebut yang mana kaum muslimin masih boleh berpuasa.
Kini telah berada di pertengahan bulan Syaban 1446 Hijriyah atau dikenal dengan Nisfu Syaban, menandakan dua pekan lagi menuju bulan Ramadhan 2025.
Di bulan Syaban, umat muslim dianjurkan memperbanyak amalan-amalan kebaikan, di antaranya puasa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: Daftar Bansos Cair Februari 2025 Jelang Bulan Ramadhan, Mulai dari PKH, BPNT, hingga PIP
Baca juga: Kunci Jawaban PAS Matematika Kelas 11 Semester 2 Kurikulum Merdeka, Soal Pilihan Ganda dan Esai
Namun ternyata ada hadist yang menyebutkan larangan berpuasa setelah Nisfu Syaban.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan adanya hadist yang melarang umat Islam berpuasa setelah Nisfu
Syaban, hal ini sebenarnya ada ketentuan yang berlaku.
"Jangan dibaca hadits itu bulat-bulat, yang tidak dibolehkan puasa adalah orang yang memulai puasa sunnah setelah Nisfu Syaban," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube FANS USTADZ.
Hadits tersebut diriwayatkan Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلا تَصُومُوا
Artinya: "Jika Syaban sudah pertengahan maka janganlah berpuasa" (HR Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Ustadz Abdul Somad mengungkapkan orang yang tidak pernah berpuasa sebelum bulan Syaban misalnya di bulan Rajab dan lainnya, atau bahkan tidak berpuasa di awal Syaban lalu tiba-tiba setelah Nisfu Syaban dimulainya puasa sunnah, hal itulah yang dimaksud pada hadist itu.
"Tapi bagi orang yang melanjutkan puasa, misalnya terbiasa puasa Senin Kamis, Puasa Daud, dan kebetulan jatuh pada tanggal 17 Syaban dan seterusnya maka boleh dan sah hukumnya," papar Ustadz Abdul Somad.
Kemudian, kaum muslimin yang memiliki utang puasa lalu mengqadha setelah Nisfu Syaban hukumnya mubah.
Hikmah dianjurkannya puasa di bulan
Syaban, Ustadz Abdul Somad menuturkan agar umat muslim telah merasakan manisnya puasa, dapat pula sebagai pemanasan dan persiapan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan.
"Berbeda dengan orang yang belum pemanasan akan gelisah saat awal-awal Ramadhan, orang yang sudah biasa puasa di bulan Syaban akan tenang dan menikmati puasa di bulan Ramadhan," ucap Ustadz Abdul Somad.
Selain puasa, umat Islam juga meningkatkan sholat sunnah, membaca Alquran di antaranya mengamalkan Surah Yasin yang mana bagian dari Alquran.
Dalil membaca Surah Yasin adalah sebagai berikut:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "من قرأ يس في ليلة أصبح مغفورا له ومن قرأ: "حم" التي فيها الدخان أصبح مغفورا له
Artinya: Rasulullah SAW pernah bersabda "barang siapa yang membaca surat Yasin di malam hari, pada keesokan harinya diampuni. Dan barangsiapa yang membaca Ha Mim yang di dalamnya disebutkan Dukhan (surat Ad Dukhan), pada pagi harinya diampuni.)
Ibadah selanjutnya, umat muslim dapat memperbanyak dzikir dan istighfar.
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
مَنِ اسْتَغْفَرَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ مُؤْمِنٍ وَمُؤْمِنَةٍ حَسَنَةً
Artinya: “Siapa yang beristighfar (memintakan ampunan) untuk orang-orang beriman laki-laki dan perempuan maka Allah mencatat kebaikan untuknya sebanyak kaum mukminin dan mukminat.”(HR. al-Thabrani dan dihasankan Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’. Al-Haitsami berkata tentangnya dalam Majma’ al-Zawaid: sanadnya baik).
Bacaan Niat Puasa
Bagi yang terbiasa melafadzkan niat puasa, berikut niat puasa selengkapnya:
1. Puasa Senin Kamis
Niat Puasa Hari Senin:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi taa'ala
Artinya: Saya niat puasa pada hari Senin, sunat karena Allah Ta’aalaa.
Niat Puasa Hari Kamis:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa pada hari Kamis, sunat karena Allah Ta’aalaa.
2. Puasa Ayyamul Bidh
Adapun niat melaksanakan Puasa Ayyamul Bidh adalah sebagai berikut:
َوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
NAWAITU SAUMA AYYAMI BIDH SUNNATAN LILLAHI TA’ALA
Artinya: “Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.”
3. Puasa Daud
Berikut bacaan Niat Puasa Daud:
نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
NAWAITU SHAUMA DAAWUDA SUNNATAL LILLAHI TA’ALA
Artinya : "Saya niat puasa Daud, sunah karena Allah Ta'ala"
4. Qadha Puasa Ramadhan
Berikut bacaan niat qadha puasa
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.
Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Hukum Puasa Setelah Nisfu Syaban 2025 Dipaparkan Ustadz Abdul Somad, Urai Tafsir Hadits,
Kapan Jadwal Puasa Tarwiyah dan Arafah Idul Adha? Jangan Sampai Terlewat |
![]() |
---|
Bacaan Niat dan Jadwal Puasa Arafah, Lengkap Keutamaan Puasa Sunnah Jelang Hari Raya Idul Adha |
![]() |
---|
Ustaz Abdul Somad Ulaskan Tentang Hukum Puasa Setelah Nisfu Syaban, Urai Tafsir Hadits |
![]() |
---|
Niat Puasa Kamis dalam Tulisan Latin dan Artinya, Cek Juga Hal-hal yang Dapat Membatalkannya |
![]() |
---|
Ini Jadwal Puasa Sunah Bulan Agustus, Simak juga Keutamaannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.