Breaking News

Konflik Palestina dan Israel

Netanyahu Ancam Balas Dendam Setelah Hamas Gagal Serahkan Jenazah Shiri Bibas

"Kami akan bertindak dengan tekad untuk membawa pulang Shiri bersama semua sandera kami baik yang hidup maupun yang mati dan memastikan Hamas membaya

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
Tangkapan layar YouTube White House
PERDANA MENTERI ISRAEL - Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Rabu (5/2/2025), menampilkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, berbicara dalam konferensi pers setelah bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pada Selasa (4/2/2025). Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Jumat (21/2/2025), bahwa Israel akan membuat Hamas membayar karena gagal melepaskan jenazah sandera 

SERAMBINEWS.COM- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Jumat (21/2/2025), bahwa Israel akan membuat Hamas membayar karena gagal melepaskan jenazah sandera Shiri Bibas seperti yang disepakati. 


"Kami akan bertindak dengan tekad untuk membawa pulang Shiri bersama semua sandera kami baik yang hidup maupun yang mati dan memastikan Hamas membayar harga penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan jahat ini," katanya dalam sebuah pernyataan video.

Baca juga: Dunia 24 Jam: Elon Musk Incar Gudang Emas, Rusia Dukung Sikap AS, Zelensky Akan Kalah di Pemilu

Pernyataan itu keluar setelah Israel mengungkapkan bahwa salah satu dari empat jenazah yang diserahkan Hamas pada hari Kamis adalah seorang wanita yang tidak dikenal, bukan Shiri Bibas. Kedua putra Shiri, Kfir dan Ariel, sudah diserahkan dan teridentifikasi.

Netanyahu menuduh Hamas bertindak "sangat sinis" karena mengganti jenazah Shiri Bibas dengan jenazah wanita Gaza dalam peti mati. Shiri, yang diculik bersama kedua putranya dan suaminya, Yarden, saat serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, seharusnya dikembalikan, tetapi jenazah yang diterima Israel ternyata bukan miliknya.

Baca juga: Dikira Orang Kristen, Pria Israel Serang Wanita Yahudi dengan Kapak di Yerusalem Timur

Hamas belum memberikan tanggapan atas tuduhan Israel.

 Israel memperingatkan bahwa hal ini bisa menggagalkan perjanjian gencatan senjata yang rapuh, yang tercapai dengan bantuan AS, Qatar, dan Mesir bulan lalu.


Namun, belum jelas apakah tindakan ini akan menunda atau membatalkan pembebasan enam sandera hidup yang rencananya akan dibebaskan pada hari Sabtu, atau mengganggu dimulainya negosiasi gencatan senjata tahap kedua yang diperkirakan akan dimulai dalam beberapa hari ke depan.

Baca juga: Israel Halangi Ribuan Warga Palestina untuk Kembali ke Jenin

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved