Berita Lhokseumawe
Begini Hasil Kajian Ahli Falak Aceh Terkait Penetapan Idul Fitri 1446 H, Hari Raya Potensi Serentak
Bisa dipastikan hilal pada sore hari Sabtu, 29 Maret 2025 yang bertepatan 29 Ramadhan 1446 H, mustahil bisa dilihat walaupun cuaca cerah.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Saifullah
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Dalam kajian ilmu falak, untuk mengetahui awal bulan Hijriah sangat tergantung pada kondisi hilal secara astronomis.
Ahli Falak Aceh yang juga Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Dr Tgk Ismail, Ssy, MA, Kamis (20/3/2025), menjelaskan, ada tiga data yang perlu diketahui secara astronomis, yaitu konjungsi, tinggi hilal, dan sudut elongasi Bulan.
Pertama, konjungsi geosentrik atau ijtma’ yaitu peristiwa ketika nilai bujur ekliptika Bulan sama dengan nila ekliptika Matahari dengan diandaikan pengamat berada di pusat Bumi.
Peristiwa ini kembali terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025 pukul 17.57.38 WIB atau pukul 18.57.38 WITA atau pukul 19.57.38 WIT.
Kedua, tinggi hilal adalah jarak Bulan yang dihitung dari garis ufuk barat ke pusat piringan Bulan atau ke piringan bawah hilal.
Tinggi hilal di ufuk barat pada hari Sabtu, tanggal 29 Maret 2025 M atau 29 Ramadhan 1446 H saat matahari terbenam di seluruh Indonesia berada di bawah ufuk barat, artinya Bulan lebih awal terbenam ketimbang Matahari.
Ketiga, sudut elongasi Bulan adalah jarak sudut antara pusat piringan Bulan dengan pusat piringan Matahari yang terbentuk saat Matahari terbenam di tempat pengamatan.
Nilai sudut elogasi Bulan saat Matahari terbenam pada hari Sabtu, 29 Maret 2025 atau 29 Ramadhan 1446 H di seluruh Indonesia berkisar antara 01 derajat 36 menit 13 detik busur (tertinggi), sampai 01 derajat 03 menit 27 detik busur (terendah).
Lanjutnya, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hilal belum wujud di atas ufuk barat saat Matahari terbenam.
Kondisi hilal juga belum memenuhi kriteria imkan rukyat MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura).
Kondisi hilal tersebut mustahil untuk dilihat disebabkan kondisi hilal baru memungkinkan untuk dilihat bila memiliki ketinggian minimal 3 derajat di atas ufuk barat saat Matahari terbenam dengan elongasi minimal 6,4 derajat.
Atas dasar data tersebut, bisa dipastikan hilal pada sore hari Sabtu, 29 Maret 2025 yang bertepatan 29 Ramadhan 1446 H, mustahil bisa dilihat walaupun cuaca cerah.
Hal ini tentu mengakibatkan jumlah hari bulan Ramadhan 1446 H akan digenapkan 30 hari dengan ketetapan 1 Syawal 1446 H akan serentak pada hari Senin, 31 Maret 2025.(*)
hilal
penentuan idul fitri
Idul Fitri 1446 H
Ilmu Falak
Hari Raya Idul Fitri
Lhokseumawe
Serambi Indonesia
Serambinews.com
Polisi di Lhokseumawe dan Ojek Online Gelar Sholat Ghaib Untuk Almarhum Affan Kurniawan |
![]() |
---|
A Haris Jadi Sekda Lhokseumawe, Ini Jadwal Pelantikannya |
![]() |
---|
Said Bachtiar Kadis PUPR Lhokseumawe, Ini Profil, Jenjang Karir dan Program Unggulannya |
![]() |
---|
PNL Plus Dua Lembaga Raih Juara Pengelolaan BMN Paling Produktif pada KPKNL 2025 |
![]() |
---|
Taruna Putra Satya Jadi Kadis Kominfo Lhokseumawe, Ini Profil dan Jenjang Karirnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.