Breaking News

Banda Aceh

Viral Pro Kontra Penertiban Warung di Siang Hari saat Ramadhan, Ini Kata Satpol PP-WH Banda Aceh  

Plt Kasatpol PP dan WH Kota Banda Aceh, Muhammad Rizal angkat bicara soal ramainya pro kontra di media sosial...

Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBINEWS.COM/SARA MASRONI
Plt Kasatpol PP dan WH Banda Aceh, Muhammad Rizal. Viral Pro Kontra Penertiban Warung di Siang Hari saat Ramadhan, Ini Kata Satpol PP-WH Banda Aceh.   

Laporan Sara Masroni | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Plt Kasatpol PP dan WH Kota Banda Aceh, Muhammad Rizal angkat bicara soal ramainya pro kontra di media sosial terkait tindakan para petugas yang mengangkut dan menyita nasi serta beberapa isi warung saat Ramadhan.

Dikatakannya, semua pihak diminta menghargai dan mematuhi Seruan Bersama sebagaimana yang disepakati Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Kota Banda Aceh.

“Yang kontra itu ya tolong hormati apa-apa yang sudah disosialisasikan dan diimbau oleh Forkopimda,” kata Rizal saat dihubungi, Jumat (21/3/2024).

Plt Kasatpol PP dan WH Kota Banda Aceh itu menjelaskan, barang yang disita juga dikembalikan ketika di jam yang sudah dibolehkan berjualan, bersamaan dengan membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi tindakan yang sama. Diketahui berdasarkan Seruan Bersama, berjualan makanan dimulai sejak pukul 16.30 WIB sore hingga imsak dengan jeda saat shalat tarawih. 

“Sudah jelas tuh imbauannya pagi sampai siang itu tidak dibolehkan, boleh dia berjualan setelah itu,” kata Rizal.

“Dan kita juga menerima laporan banyak yang pesan online, mereka terima orderan dan itu bisa jadi muslim yang pesannya, sudah pasti kita tertibkan,” tambahnya.

Pihaknya juga memastikan, selalu memberikan toleransi bagi nonmuslim saat bulan Ramadhan. Dia mencontohkan seperti di belakang Gereja Methodist, ada warung yang beroperasi namun tidak ditertibkan.

“Di belakang Gereja Methodist ada tempat, ada warung mereka makan di dalam dipastikan itu nonmuslim semua, kita nggak pernah ganggu,” jelas Rizal.

Kalaupun disambangi ke sana, dikatakan pihaknya hanya ingin memastikan tidak ada muslim yang makan di tempat tersebut. Sementara bagi nonmuslim, disilakan makan di tempatnya selama tertutup tidak mencolok keluar.

“Nggak mungkin (ditertibkan), nggak boleh, kita kan toleransi itu mereka,” tambahnya.

Dia berharap, semua pihak sama-sama menghargai keistimewaan Aceh sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam, khususnya di ibu kota provinsi ini.

“Kita tidak menghambat mereka untuk berusaha. Tapi mereka juga harus menghormati jam-jam yang dibolehkan,” pungkasnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved