Abdya
Melejit, Segini Harga Ambu-Ambu dan Asam Sunti di Abdya
Ferry Hardi, salah seorang pedagang di Pasar Tradisional Blangpidie, mengatakan naiknya harga ambu-ambu ini disebabkan tingginya...
Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Harga ambu-ambu atau kelapa gongseng di Pasar Tradisional Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) naik drastis mencapai Rp 70 ribu per kilogram.
Ferry Hardi, salah seorang pedagang di Pasar Tradisional Blangpidie, mengatakan naiknya harga ambu-ambu ini disebabkan tingginya harga kelapa.
“Dalam sebulan ini harga ambu-ambu Rp 70 ribu per kilogram, sebelumnya cuma Rp 30 – Rp 35 per kilogramnya kita jual. Penyebabnya karena harga kelapa sangat mahal,” kata Ferry Hardi, Jumat (11/4/2025) di Blangpidie.
Akibat mahalnya harga ambu-ambu ini, daya beli masyarakat terhadap bumbu dapur yang satu ini menjadi menurun. Apalagi kondisi ekonomi masyarakat belum stabil pasca lebaran Idul Fitri.
Sementara asam sunti, malah mengalami penurunan harga semenjak lima bulan lalu. Asam sunti adalah bumbu dapur khas Aceh yang terbuat dari belimbing wuluh yang dikeringkan. Asam sunti memiliki rasa asam yang khas dan aroma kuat.
Menurut Herman, salah seorang pedagang di Pasar Tradisional Blangpidie, harga asam sunti yang dijualnya sebesar Rp 15 – Rp 16 ribu per kilogram. Harga ini turun dari sebelumnya Rp 20 ribu per kilogram.
“Sekarang stoknya masih banyak. Biasanya kita pasok dari Abdya dan luar Abdya. Harga asam sunti Rp 15 – Rp 16 ribu per kilogram ini sudah bertahan selama lima bulan,” jelasnya.
Menurut Herman, ada perbedaan kualitas antara asam sunti Abdya dengan yang dipasok dari luar, hal terlihat dari tekstur dan rasa.
“Asam sunti yang dipasok dari luar itu teksturnya masih lembek atau masih banyak mengandung air, garamnya juga kurang, sehingga rasanya juga berbeda,” kata Herman.
Sementara asam sunti yang diproduksi di Abdya, jelas Herman, teksturnya lebih keras, garamnya juga pas, sehingga perpaduan asam dan asin itu sangat terasa.
“Mungkin proses penjemuran lebih lama, sehingga kandungan airnya hilang. Biasanya asam sunti yang diproduksi di Abdya itu warnanya lebih ke coklat tua, dan sangat diminati oleh masyarakat,” pungkas Herman. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.