Berita Aceh Timur

Bencana dari Galian C di Aceh Timur Jalan Amblas, Sawah Tertimbun, Warga Sengsara

Aktivitas galian C ilegal di Gampong Alue Bu Tuha, Kecamatan Peureulak Barat, Aceh Timur, kini menuai bencana bagi warga di sekitarnya.

Penulis: Maulidi Alfata | Editor: Amirullah
Serambinews.com/Maulidi Alfata
Masyarakat Gampong Alue Bu Jalan Baroh dan Alue Bu Jalan, membuat palang dengan kayu agar pengendara tidak jatuh ke jalan yang amblas akibat galian C di Kecamatan Peureulak Barat, Kamis (17/4/2025). 

Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI – Aktivitas galian C ilegal di Gampong Alue Bu Tuha, Kecamatan Peureulak Barat, Aceh Timur, kini menuai bencana bagi warga di sekitarnya.

Dua gampong bertetangga, Alue Bu Jalan dan Alue Bu Jalan Baroh, menjadi korban langsung dari dampak aktivitas tambang yang diduga dilakukan tanpa tanggung jawab.

Kerusakan yang ditimbulkan bukan mulai jalan amblas dan nyaris terputus, saluran irigasi tertimbun pasir, hingga sawah dan kebun milik warga terkubur material tambang.

Pantauan Serambinews.com pada Kamis (17/4/2025) menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Jalan penghubung antar-gampong tampak ambles akibat luapan air dari saluran irigasi yang rusak dan tersumbat tanah berpasir. Tanggul penahan air pun jebol, memicu banjir yang mengalir deras ke area permukiman dan lahan pertanian.

Yusri, warga Alue Bu Jalan sekaligus Tuha Peut Gampong, mengungkapkan bahwa amblasnya jalan disebabkan kerusakan saluran air yang seharusnya mengalir langsung ke laut.

"Air meluap ke jalan karena saluran irigasi tertutup tumpukan tanah hasil galian. Ketika tanggul jebol, air membawa serta tanah pasir ke sawah dan kebun warga," ujarnya saat diwawancarai Serambi.

Baca juga: TA Khalid : Pupuk Subsidi Harus Dijual Dengan Harga HET Di Aceh

Kerusakan ini berdampak besar pada sektor pertanian. Tak hanya gagal panen akibat tanaman terendam, warga pun terpaksa mengeruk kembali sawah mereka setiap musim tanam akibat tertimbun material pasir. Situasi ini terus berulang setiap musim penghujan.

“Kami sudah pernah gagal panen total. Padi yang siap dipanen terendam dan membusuk. Kerugian sangat besar,” tambah Yusri dengan nada prihatin.

Jarak lokasi tambang hanya sekitar dua kilometer dari dua gampong terdampak. Namun dampaknya seperti tak berjarak sama sekali—menghantam langsung kehidupan warga setiap hari.

Masyarakat berharap pemerintah daerah tidak menutup mata terhadap kerusakan ini. Mereka mendesak agar saluran air diperbaiki secara menyeluruh dan aktivitas galian C yang merusak lingkungan dihentikan.

“Kalau terus dibiarkan, kami terpaksa mengambil tindakan sendiri. Bisa jadi saluran air akan kami tutup agar tidak terus membawa bencana ke kami. Tapi risikonya jalan lintas nasional Medan-Banda Aceh bisa ikut terendam,” tegas Yusri.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved