Kupi Beungoh
Menata Banda Aceh sebagai Kota Dakwah, Rebranding Serambi Mekkah Menuju Kota yang Mengingatkan
Pemerintah Kota Banda Aceh di bawah kepemimpinan Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal patut diapresiasi atas berbagai langkah razia, pengawasan, dan pen
Langkah konkret bahkan sudah mulai dipersiapkan. Di beberapa titik strategis Banda Aceh, seperti tiang traffic light, telah terpasang pengeras suara.
Tinggal selangkah lagi: mengisi kontennya dengan voice over pengingat syariat yang menenangkan namun menggugah.
Contoh konten suara:
"Saat ini kita akan memasuki waktu Shalat Dzuhur. Kami imbau warga kota untuk segera menuju rumah Allah untuk melaksanakan shalat berjamaah. Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian. Pesan ini disampaikan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh."
Suasana kota akan terasa berbeda. Kota ini bukan lagi sekadar tempat lalu lalang kendaraan dan aktivitas duniawi, melainkan juga tempat getaran dakwah merambat ruang-ruang publik.
Baca juga: Wali Kota Banda Aceh Gencarkan Razia Pelanggar Syariat Islam, ISAD Aceh Apresiasi Langkah Illiza
Rebranding Banda Aceh sebagai Kota Dakwah perlu dilakukan secara menyeluruh:
Desain Visual Islami: Mural, baliho, dan media luar ruang yang menyelipkan kutipan Al-Qur'an, hadist, dan nasihat bijak.
Media Digital Pemerintah: Mengedukasi masyarakat tentang hukum Allah, adab, dan pengingat waktu shalat.
Penataan Tata Ruang Islami: Taman, pedestrian, halte, dan ruang publik yang kondusif untuk zikir dan kontemplasi.
Keterlibatan Stakeholder Kreatif: Desainer, konten kreator, komunitas dakwah, hingga pelaku industri periklanan untuk menyampaikan pesan Islami yang ringan, namun dalam.
Event Kebudayaan Islami: Menarik minat generasi muda melalui kemasan modern yang tetap mengedepankan nilai-nilai agama.
Baca juga: Pimpinan DPRK Sebut Perlu Grand Desain Syariat Islam Berbasis Kearifan Lokal untuk Cegah Prostitusi
Meniru Strategi Qatar di Piala Dunia 2022
Kita bisa belajar dari Qatar saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Negara tersebut memanfaatkan momen global itu untuk memperkenalkan wajah Islam melalui kutipan Al-Qur’an, hadist, dan pesan moral dalam visual ruang publik yang elegan.
Sebuah dakwah senyap, namun berbicara lewat estetika.
Tak muluk-muluk, Banda Aceh tidak sedang berdakwah untuk orang luar.
| Ketika Perpustakaan Kehilangan Suaranya di Tengah Bisingnya Dunia Digital |
|
|---|
| Dibalik Kerudung Hijaunya Hutan Aceh: Krisis Deforestasi Dan Seruan Aksi Bersama |
|
|---|
| MQK Internasional: Kontestasi Kitab, Reproduksi Ulama, dan Jalan Peradaban Nusantara |
|
|---|
| Beasiswa dan Perusak Generasi Aceh |
|
|---|
| Menghadirkan “Efek Purbaya” pada Penanganan Stunting di Aceh |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Kupi-Beungoh-Mahfudz-Y.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.