Pesawat Jatuh di Rawa Hutan Amazon yang Penuh Buaya dan Ular, 5 Orang Selamat

SERAMBINEWS.COM, LA PAZ - Lima orang berhasil selamat usai mengalami peristiwa mengerikan setelah pesawat yang mereka naiki jatuh di Hutan Amazon, Bolivia.

Pesawat itu jatuh ke rawa yang dipenuhi buaya dan ular.

Otoritas Bolivia mengungkapkan, pesawat ringan itu membawa satu anak, tiga perempuan dan seorang pilot.

Mereka berhasil diselamatkan dengan helikopter pada Jumat (2/5/2025) lalu atau 36 jam setelah pesawat jatuh.

Pesawat itu terbang dari Baures ke Trinidad, melintasi Departemen Beni di bagian timur laut Bolivia.

Pilot dilaporkan harus melakukan pendaratan darurat.

Dikutip dari Sky News, sang pilot, Pablo Andres Velarde, mengatakan kepada media lokal bahwa itu adalah pendaratan yang sulit.

Pesawat bahkan terbalik saat menghantam area rawa di Hutan Amazon.

Baca juga: 5 Orang Tewas akibat Pesawat Jatuh di Laut Dekat Thailand, Seorang Lainnya Kritis

Velarde mengungkapkan, dia dan empat penumpangnya dikepung sejumlah buaya besar yang berjarak hanya tiga meter dari mereka.

“Mereka bertahan sekitar tiga hingga empat meter jauhnya dari kami, dan tetap berada di sana seharian, namun tak pernah mendekat,” ucapnya.

Sang pilot menggunakan senter di ponselnya untuk mengawasi reptil ganas tersebut.

Ia menduga buaya-buaya itu tidak mendekat karena bau bensin yang keluar dari pesawat.

Tidak hanya buaya, Velarde mengatakan mereka juga melihat ular di dalam air dan harus menghadapi gigitan nyamuk.

Ia menambahkan, mereka tak bisa minum apa pun, dan satu-satunya yang bisa mereka makan adalah tepung tapioka yang bisa diselamatkan dari pesawat.

Mereka kemudian mendengar suara kapal penangkap ikan. Velarde pun memberikan sinyal dengan senter ponselnya, serta berteriak minta tolong.

Baca Juga: Evakuasi Korban Pesawat Jatuh di Hutan Amazon Penuh Buaya, 5 Orang Selamat Usai Bertahan 36 Jam!

Mereka kemudian diangkat dan dibawa ke rumah sakit.

“Kami bahagia karena kami tak bisa bertahan semalam lagi,” ujar Velarde.

 
“Kami sangat lelah. Kami tak mampu lagi berdiri, karena kami harus berdiri untuk memperhatikan hewan-hewan itu,” tambahnya.

Baca juga: Pemerintah Aceh Resmi Luncurkan Layanan Aplikasi Trans Koetaradja Digital

Baca juga: Sungai Krueng Bubon dan Suak Broek di Aceh Barat Butuh Normalisasi Sungai

Baca juga: Sungai Krueng Bubon dan Suak Broek di Aceh Barat Butuh Normalisasi Sungai