Lifestyle

Ini Masalah yang Sering Bikin Rumah Tangga Kandas Menurut Dr Boyke: Penampilan hingga Gagal Curhat

Dr Boyke menyebutkan bahwa konflik dalam pernikahan kerap dipicu oleh perbedaan cara berpikir antara pria dan wanita yang berpengaruh pada komunikasi.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
YouTube Kacamata dr Boyke
Menurut pakar kesehatan dan seksologi Dr Boyke Dian Nugraha, ada sejumlah faktor umum yang kerap memicu retaknya rumah tangga. 

SERAMBINEWS.COM - Hubungan suami istri tak selalu berjalan mulus. Banyak pasangan suami istr yang awalnya mesra, namun perlahan kehilangan keintiman dan akhirnya memilih berpisah.

Menurut pakar kesehatan dan seksologi Dr Boyke Dian Nugraha, ada sejumlah faktor umum yang kerap memicu retaknya rumah tangga.

Dalam penjelasannya, Dr Boyke menyebutkan bahwa konflik dalam pernikahan kerap dipicu oleh perbedaan cara berpikir antara pria dan wanita yang berpengaruh pada komunikasi.

"Laki-laki itu logis, sedangkan perempuan lebih mengedepankan perasaan," ujar dr Boyke dilansir Serambinews.com dari kanal YouTube Kacamata dr Boyke, Jumat (23/5/2025),

Hal ini membuat komunikasi menjadi tantangan utama dalam hubungan suami istri.

Data dari klinik Pasutri, lanjut Dr Boyke, menunjukkan bahwa sekitar 55 persen konflik rumah tangga dipicu oleh masalah komunikasi.

Baca juga: Seksolog Dr Boyke: 55 Persen Masalah Rumah Tangga Bukan Karena Selingkuh, tapi Gagal Komunikasi

Ia menekankan pentingnya mendengarkan pasangan dengan sungguh-sungguh, terutama ketika salah satu pihak ingin mencurahkan isi hati.

“Jangan dua-duanya ingin menang saat bertengkar. Dengarkan dulu, khususnya bila istri ingin menyampaikan perasaannya,” jelasnya.

Selain komunikasi, penampilan fisik dan kehidupan seksual juga berperan penting dalam keharmonisan rumah tangga.

Dr Boyke menjelaskan bahwa pria cenderung tertarik secara visual pada wanita, sementara wanita lebih memperhatikan kecerdasan, humor, dan stabilitas keuangan seorang pria.

"Jaga penampilanmu, wahai wanita. Jangan sampai suami kehilangan ketertarikannya karena fisik yang tak lagi terawat," ujar Dr Boyke.

Ia bahkan menyarankan agar wanita menjaga kebersihan area tubuh tertentu, yang menurutnya bisa mempengaruhi gairah pasangan.

Baca juga: Setelah Melahirkan, Kok Kehilangan Gairah? Jangan Khawatir, Ini Penjelasan Medisnya dari dr Boyke 

Untuk wanita yang mengalami penurunan gairah, Dr Boyke menyarankan penggunaan produk herbal yang aman dan sesuai anjuran medis.

Dengan memahami perbedaan kebutuhan emosional dan seksual masing-masing, serta membangun komunikasi yang sehat, Dr Boyke percaya bahwa rumah tangga bisa tetap harmonis meski menghadapi berbagai ujian.

Setelah Melahirkan, Kok Kehilangan Gairah? Jangan Khawatir, Ini Penjelasan Medisnya dari dr Boyke 

Banyak perempuan yang mengeluhkan hilangnya gairah seksual setelah melahirkan. Hal ini kerap membuat bingung, bahkan memicu konflik dalam rumah tangga.

Namun menurut dr Boyke Dian Nugraha, seksolog ternama di Indonesia, kondisi ini sebenarnya sangat wajar dan dapat dijelaskan secara medis.

Lewat akun TikTok Klinik Pasutri, dr Boyke mengatakan, seorang wanita melahirkan, tubuhnya akan mengalami lonjakan hormon prolaktin, terutama jika ia menyusui.

Prolaktin ini memang penting untuk produksi ASI, tapi sayangnya hormon ini juga menekan kadar estrogen dalam tubuh.

Baca juga: AWAS! Sering Makan Cepat Saji/Junk Food Bisa Ganggu Hormon & Sulit Punya Anak, Ini Kata dr Boyke

“Setelah seorang wanita melahirkan, tubuhnya akan mengalami lonjakan hormon prolaktin, terutama jika ia menyusui. Prolaktin ini memang penting untuk produksi ASI, tapi sayangnya hormon ini juga menekan kadar estrogen dalam tubuh,” jelas dr Boyke dikutip Serambinews.com, Kamis (22/5/2025).

Padahal, menurut dr Boyke, estrogen adalah hormon yang berperan penting dalam meningkatkan gairah seksual.

Jadi ketika prolaktin meningkat dan estrogen menurun, sangat wajar jika seorang ibu merasa kurang tertarik untuk berhubungan intim.

Namun penurunan hormon bukan satu-satunya penyebab. Faktor kelelahan juga memainkan peran besar.

“Bayangkan, ibu baru harus menyusui setiap beberapa jam, bangun malam, menggendong bayi, bahkan mungkin belum tidur cukup. Secara fisik dan mental, mereka benar-benar terkuras. Jadi, wajar sekali kalau energi untuk berhubungan seks itu turun drastis,” tambahnya.

Apa yang Bisa Dilakukan?

dr Boyke menyarankan agar pasangan saling memahami dan membangun komunikasi yang sehat.

“Jangan langsung berpikir pasangannya tidak cinta atau berubah. Tubuh wanita butuh waktu untuk pulih, baik secara fisik maupun emosional.”

Ia juga menekankan pentingnya memberikan waktu bagi ibu untuk istirahat dan merasa nyaman dengan tubuhnya kembali

Jika kondisi ini berlangsung lama dan mulai mengganggu hubungan, konsultasi dengan dokter atau seksolog bisa menjadi solusi.

“Yang penting, jangan menyalahkan diri sendiri. Ini bukan salah siapa-siapa, tapi respons alami tubuh,” pungkas dr Boyke.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved