Banda Aceh
Rumah Singgah BFLF Rayakan Lebaran Bersama Pasien, Masak Kurban Obati Kerinduan Jauh dari Keluarga
Daging kurban baru tiba pada hari kedua lebaran. Meski tidak banyak, tetapi cukup untuk membuat suasana sedikit lebih meriah...
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Sara Masroni | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 34 orang terdiri dari 11 pasien, 22 pendamping, dan lima pengurus siaga mengisi Rumah Singgah Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia, Banda Aceh merayakan lebaran Idul Adha dengan memasak daging kurban, mengobati kerinduan karena jauh dari keluarga.
Daging kurban baru tiba pada hari kedua lebaran. Meski tidak banyak, tetapi cukup untuk membuat suasana sedikit lebih meriah. Pengurus membaginya secara adil, dan dapur rumah singgah hidup sejak pagi.
“Saya baru saja pulang kontrol dari RSUDZA, langsung ke sini, ke rumah singgah,” ujar Yunidar (49), pasien asal Bireuen yang mengidap komplikasi. Ia bersyukur, tak perlu memikirkan biaya sewa penginapan atau ongkos makan selama di Banda Aceh.
Sementara Ketua Yayasan BFLF Indonesia, Michael Octaviano menegaskan, rumah singgah selalu terbuka, bahkan saat hari besar seperti Idul Adha.
“Orang sakit tidak bisa menunggu sembuh setelah lebaran. Justru saat semua orang pulang, mereka membutuhkan tempat yang aman untuk beristirahat dan melanjutkan pengobatan,” ujarnya, Senin (9/6/2025).
Ia juga mengajak masyarakat untuk datang, sekadar menyapa untuk memberi kebahagiaan bagi para pasien.
“Senyum, cerita, bahkan makanan rumah bisa menjadi obat penenang bagi mereka yang sedang menahan sakit,” tambahnya.
Sejak pertama berdiri, rumah singgah ini telah membantu 1.506 pasien dan pendamping dari seluruh Aceh. Di balik angka itu, ada cerita-cerita perjuangan yang tak terhitung seperti harapan seorang ibu, tangis seorang anak, pelukan yang tertunda, dan doa-doa panjang yang terus dipanjatkan.
Di hari-hari suci seperti Idul Adha, rumah singgah BFLF tak hanya menjadi tempat berteduh. Ia menjadi ruang berbagi, tempat berlindung, dan rumah bagi mereka yang memilih bersabar di antara kurban, ridha, dan ikhtiar.
“Karena bagi mereka yang sedang berjuang sembuh, setiap hari adalah perjuangan. Dan setiap kepedulian adalah cinta yang menyembuhkan,” pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.