Video

VIDEO - AS Klaim Hancurkan Nuklir Iran, Citra Satelit Bantah Fakta Sebaliknya

Iran saat ini memiliki lebih dari 400 kilogram uranium-235 dengan tingkat pengayaan 60 persen, cukup untuk membuat sekitar 10 bom nuklir

SERAMBINEWS.COM - Pemerintah Amerika Serikat mengklaim telah meraih keberhasilan besar dengan menghancurkan program nuklir Iran melalui serangan udara besar-besaran ke tiga fasilitas utama: Fordow, Natanz, dan Isfahan. Namun, citra satelit terbaru justru menunjukkan klaim tersebut tidak sepenuhnya benar.

Dilansir dari NPR, sejumlah pakar independen membantah pernyataan Presiden Donald Trump yang sebelumnya menegaskan bahwa “ambisi nuklir Iran telah dihancurkan.”

Jeffrey Lewis, profesor di Middlebury Institute of International Studies di Monterey, yang selama bertahun-tahun memantau program nuklir Iran, menilai serangan AS tersebut tidak tuntas. Hal senada disampaikan David Albright, Presiden Institute for Science and International Security (ISIS), yang mengungkapkan bahwa stok uranium 60 persen milik Iran kemungkinan besar sudah dipindahkan sebelum serangan dilakukan.

“Serangan ini gagal menyentuh uranium yang sudah diperkaya hingga level membahayakan,” tegas Lewis.

Berdasarkan data Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran saat ini memiliki lebih dari 400 kilogram uranium-235 dengan tingkat pengayaan 60 persen, cukup untuk membuat sekitar 10 bom nuklir apabila disempurnakan hingga level senjata.

Citra satelit komersial dari Maxar Technologies, bertanggal 19–20 Juni atau tiga hari sebelum pengeboman, menunjukkan aktivitas mencurigakan di Fordow. Foto memperlihatkan barisan panjang truk dan alat berat yang diduga menutup terowongan utama dan memindahkan muatan dari dalam fasilitas yang terletak sekitar 80 meter di bawah permukaan lereng gunung.

Dalam operasi militer dengan sandi “Operation Midnight Hammer”, AS mengerahkan tujuh pesawat B-2 Spirit yang menjatuhkan bom penghancur bunker Massive Ordnance Penetrators seberat 30.000 pon, serta meluncurkan lebih dari 24 rudal jelajah dari kapal selam untuk menghantam bangunan dan pintu masuk fasilitas bawah tanah di Isfahan.

Menteri Pertahanan AS menyebut operasi yang dirancang langsung oleh Presiden Trump sebagai tindakan “berani dan brilian”. Namun para pakar menilai hasilnya tidak sebanding dengan klaim.

Fakta di lapangan menunjukkan enam lubang besar dan puing-puing hangus di sekitar Fordow, tetapi ventilasi bawah tanah, ruang sentrifugal, dan gudang uranium belum dapat dipastikan rusak.

Menurut Albright, meski program nuklir Iran terpukul, bukan berarti mereka tidak bisa bangkit kembali. “Iran masih memiliki ribuan sentrifugal cadangan yang siap dipasang dan kemampuan teknis untuk melanjutkan pengayaan di lokasi rahasia,” ujarnya.

Dalam skenario terburuk, Iran diperkirakan hanya membutuhkan waktu singkat untuk meningkatkan pengayaan hingga 90 persen, yaitu ambang batas pembuatan senjata nuklir, jika semua komponen kunci masih utuh.

Dari pihak Iran, pejabat membantah klaim AS. Anggota parlemen Iran, Manan Raeisi, yang mewakili kota suci Qom dekat Fordow, menegaskan bahwa serangan AS “cukup dangkal” dan tidak menyebabkan kerusakan serius pada fasilitas nuklir. Ia juga memastikan tidak ada laporan korban jiwa akibat serangan  tersebut.

Stasiun televisi pemerintah Iran turut melaporkan bahwa serangan hanya merusak terowongan keluar-masuk Fordow, tanpa menghancurkan fasilitas pengayaan nuklir itu sendiri. (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved