Aceh Barat
Waspada Cuaca Ekstrem, Panglima Laot Ingatkan Nelayan Aceh Barat Jaga Keselamatan di Laut
"Nelayan kita masih tetap melaut meski saat ini sedang terjadi penukaran musim. Ini momen yang rawan, harus benar-benar waspada...
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Cuaca di laut Aceh Barat saat ini tengah memasuki fase krusial, peralihan musim barat ke musim timur, yang dikenal nelayan sebagai masa (penukaran waktu).
Di momen ini, risiko angin kencang dan gelombang tinggi meningkat drastis. Menyikapi hal itu, Lembaga Panglima Laot Aceh Barat mengimbau seluruh nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan saat melaut.
"Nelayan kita masih tetap melaut meski saat ini sedang terjadi penukaran musim. Ini momen yang rawan, harus benar-benar waspada," ujar Panglima Laot Aceh Barat, Amiruddin kepada Serambi, Selasa (15/7/2025).
Dikatakannya, masa peralihan musim ini kerap disertai fenomena angin badai dan banjir rob (pasang purnama), yang dapat membahayakan kapal dan nyawa nelayan. la mengingatkan bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama.
Amiruddin juga meminta para nelayan agar selalu melengkapi diri dengan pelampung keselamatan, obat-obatan, serta alat komunikasi saat berlayar. Ia juga menganjurkan nelayan agar segera mendekati pulau-pulau terdekat jika kondisi cuaca mendadak memburuk.
"Bila badai datang, pulau bisa menjadi tempat berteduh sementara. Jangan memaksakan diri tetap di tengah laut," katanya.
Selain itu, nelayan disarankan membawa mercon darurat, untuk dinyalakan di malam hari jika mengalami kerusakan mesin atau musibah lainnya. Mercon ini penting agar nelayan lain bisa melihat sinyal dan memberikan pertolongan.
Panglima Laot juga mengingatkan pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Meulaboh, agar lebih ketat dalam melakukan pemeriksaan kelayakan kapal sebelum diizinkan melaut. Menurutnya, kapal yang tidak layak harus dilarang beroperasi demi keselamatan bersama.
"Kami minta KSOP benar-benar selektif. Kalau kapalnya tidak layak, jangan diizinkan melaut. Ini demi menjaga nyawa saudara-saudara kita di laut," tegas Amruddin.
Musim peralihan ini juga berdampak pada hasil tangkapan. Amruddin menyebut bahwa jumlah ikan cenderung menurun, membuat aktivitas melaut menjadi tidak hanya berisiko tinggi, tetapi juga kurang menguntungkan secara ekonomi.
Meski begitu, sebagian besar nelayan tetap melaut demi memenuhi kebutuhan hidup. Untuk itu, edukasi keselamatan harus menjadi prioritas untuk keselamatan.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.