Breaking News

Laptop Chromebook di Aceh

Sulit Dioperasikan, Laptop Chromebook Ditinggalkan PAUD-TK di Banda Aceh: Mengetik Saja Susah

“Mengetik atau membuat Power Point agak susah, pokoknya ini laptop hanya digunakan online,” ungkap Miranda, Kamis (17/7/2025).

Penulis: Sara Masroni | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
PAKAI LAPTOP CHROMEBOOK - Kepala PAUD Putroe Lambilek, Miranda Kardilla, SPd saat mengoperasikan Chromebook, laptop dengan sistem operasi Chrome OS bantuan dari Kemendikbudristek di sekolah setempat, kawasan Gampong Laksana, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Kamis (17/7/2025). 

Laporan Sara Masroni | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sejumlah lembaga pendidikan seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) di Banda Aceh sudah tidak lagi menggunakan Laptop Chromebook.

Laptop Chromebook adalah laptop dengan sistem operasi Chrome OS bantuan dari Kemendikbudristek yang kini sedang menjadi sorotan lantaran eks Mendikbudristek era Presiden Jokowi, Nadiem Makarim tersangkut kasus korupsi.

Diketahu,i laptop yang dikembangkan oleh Google ini dirancang untuk penggunaan sehari-hari yang berfokus pada aplikasi web dan penyimpanan cloud.

Laptop tersebut menawarkan kemudahan penggunaan, keamanan, dan kemudahan pembaruan otomatis. 

Meski demikian, Kepala PAUD Putroe Lambilek, Miranda Kardilla, SPd mengaku, pihaknya sudah tidak menggunakan laptop tersebut karena kesulitan saat mengoperasikannya.

Baca juga: 57 Sekolah di Lhokseumawe Dapat Laptop Chromebook, Dipakai Siswa Ikut Lomba, Begini Kondisi Terkini

Ketergantungan pada koneksi internet tiap tools yang tersedia, mengakibatkan Chromebook kurang digandrungi, bahkan tidak terpakai sama sekali. 

Bahkan, beber dia, untuk hal-hal dasar seperti Microsoft Word dan Power Point, tidak bisa digunakan di Laptop Chromebook,

“Kecuali terkoneksi internet serta menggunakan alternatif seperti Google Docs,” urai Miranda.

“Mengetik atau membuat Power Point agak susah, pokoknya ini laptop hanya digunakan online,” ungkap Miranda, Kamis (17/7/2025).

Saat awal-awal dibagikan sekitar tahun 2021 lalu, pihaknya sempat menggunakan untuk kegiatan Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Baca juga: Sekolah di Abdya Terima Laptop Chromebook Bervariasi, SMPN 2 Dapat 3 Unit, 1 Rusak & Susah Diservis

Namun seiring waktu, para guru lebih banyak menggunakan handphone karena alasan fleksibilitas.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Taman Kanak-Kanak (TK) Permata Sunnah, Anna Fauza Jailani, SPd, MPd.

Ia menyampaikan, bahwa pihaknya sama sekali tidak menggunakan laptop tersebut karena kesulitan mengoperasikannya.

Padahal, papar Anna Fauza, sekolahnya sangat butuh laptop.

Terutama untuk proses administrasi di sekolah, hingga kegiatan belajar mengajar lainnya.

"Tidak terpakai sama sekali, bahkan di sekolah kami itu yang paling bisa mengoperasikan laptop saya, tapi tidak bisa gunakan sama sekali," ungkap Anna.

Dikatakan dia, meskipun sudah menggunakan akun belajar ID, tetapi Microsoft Word tidak bisa dioperasikan, apalagi untuk print surat-menyurat. 

"Karena tidak bisa dipakai sama sekali, ya sudah, jadi barang tidak bisa dipakai (teronggok),” tambahnya.

Baca juga: Sejumlah TK di Bireuen Terima Laptop Chromebook, Kepsek Beberkan Kondisinya

Di sisi lain, Kepala TK Al Kawanad, Ridha Mika Meluza mengaku, sangat terbantu dengan adanya bantuan Laptop Chromebook tersebut.

Sampai saat ini, tutur Luza--sapaan akrab Ridha Mika Meluza, pihaknya masih menggunakan laptop bantuan Kemendikbudristek masa Menteri Nadiem Makarim itu. 

“Terbantu untuk saya mengajar, administrasi, kemudian dipakai untuk audio visual karena dapat infokus, hari-hari pakai itu,” ungkap Luza.

Menurutnya, Laptop Chromebook sangat efektif karena memakai produk google, sehingga langsung terkoneksi.

Meski demikian, beber Luza, ada kekurangan dari laptop itu yakni tidak bisa digunakan bila tidak terkoneksi internet.

"Untuk pemakaian, setiap hari. Anak-anak menonton pakai Chromebook, kemudian hari-hari buat administrasi dan kelengkapan berkas lain saya juga pakai itu,” pungkasnya.

Baca juga: 1.209 Sekolah di Aceh Dapat Jatah Pengadaan Laptop Chromebook Kemendikbudristek, Ini Sebarannya

Diketahui, kasus penyidikan program penyaluran 41.703 unit Laptop Chromebook dari Kemendikbudristek ke berbagai daerah memasuki fase baru.

Kejagung telah menetapkan tersangka dan menahan mantan Konsultan Kemendikbudristek, Ibrahim Arif.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi periode 2019-2024, Nadiem Makarim sudah dua kali diperiksa dalam kasus tersebut.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved