Sabang
Harga Beras dan Telur Naik di Sabang, Pedagang dan Pembeli Sama-sama Mengeluh
Ia menyebutkan, harga beras ukuran 15 kilogram kini mencapai Rp 250 ribu per sak, dari sebelumnya Rp 220 ribu....
Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Aulia Prasetya | Sabang
SERAMBINEWS.COM, SABANG – Harga kebutuhan pokok seperti beras dan telur ayam ras kembali mengalami kenaikan di pasar tradisional Kota Sabang. Kenaikan ini dikeluhkan oleh pedagang dan pembeli karena dinilai semakin memberatkan biaya belanja harian.
Pedagang sembako di Pasar Induk Sabang, Rijal, mengatakan lonjakan harga tersebut sudah dirasakan sejak sepekan terakhir. Ia menyebutkan, harga beras ukuran 15 kilogram kini mencapai Rp 250 ribu per sak, dari sebelumnya Rp 220 ribu. Sementara harga telur ayam ras naik menjadi Rp 55 ribu per lempeng, dari harga sebelumnya Rp 50 ribu.
“Karena mahal, banyak pelanggan sekarang membeli beras per bambu, bukan lagi per sak seperti biasanya,” ujar Rijal, Kamis (24/7/2025).
Ia menambahkan, untuk komoditas lain belum menunjukkan gejolak harga. Bahkan, harga gula pasir justru mengalami penurunan dari Rp 20 ribu menjadi Rp 18 ribu per kilogram. Minyak goreng juga masih stabil di harga Rp 20 ribu per kilogram, minyak kita Rp 18 ribu per liter, dan minyak premium Rp 23 ribu per liter.
Adapun bahan pokok lain seperti tepung terigu masih berada di kisaran Rp 13 ribu per kilogram, kedelai impor Rp 17 ribu, kacang hijau Rp 28 ribu, dan kacang tanah Rp 27 ribu per kilogram. Meski sebagian harga stabil, Rijal menilai hal itu belum cukup menutupi dampak dari kenaikan beras dan telur.
Sementara itu, Yuni, seorang pedagang nasi gurih pagi di Sabang, turut merasakan dampak langsung dari kenaikan harga bahan pokok. Ia mengaku modal usaha yang dibutuhkan semakin besar, namun keuntungan yang diperoleh tetap kecil.
“Modal untuk berjualan makin besar, tapi keuntungan tetap saja kecil. Kami harap pemerintah segera mencari solusi untuk menstabilkan harga,” ujar Yuni.
Ia berharap pemerintah dapat segera turun tangan mengendalikan ketikdakstabilan harga, misalnya melalui operasi pasar atau pemberian subsidi terhadap komoditas pokok, agar beban masyarakat tidak semakin berat.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.