Video

VIDEO - Nestapa Nelayan Singkil, Bertarung dengan Laut Hanya untuk Bertahan Hidup

Rata-rata ketika cuaca bersahabat nelayan tradisional mendapatkan uang Rp 200 ribu dari penjualan ikan hasil tangkapannya.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: m anshar

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Nelayan tradisional di Kabupaten Aceh Singkil, mayoritas melaut sendirian. Berangkat menjelang petang. Setelah semalaman sendirian di laut paginya baru pulang. Alasan nelayan mengarungi laut seorang diri untuk menekan biaya pengeluaran. 

Maklum semalaman di laut penghasilannya hanya cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

Terkadang malah minus, jangankan untuk memberi belanja kepada keluarga, menutupi biaya pengeluaran selama melaut saja tidak cukup. 

Tak mengherankan banyak nelayan kecil yang menumpuk hutang kepada para tokeh. 

Rata-rata ketika cuaca bersahabat nelayan tradisional mendapatkan uang Rp 200 ribu dari penjualan ikan hasil tangkapannya. Jika dikurangi biaya bahan bakar minyak, perbekalan makanan dan rokok Rp 100 ribu. Maka nelayan hanya bisa bawa pulang uang semalam suntuk melaut Rp 100 ribu. 

Tak mengherankan jika banyak nelayan di Aceh Singkil, hidup miskin. Atas alasan itu banyak nelayan mengharap uluran tangan pemerintah untuk mendapat bantuan alat tangkap.

Problem lainnya dalam mencari nafkah ke laut tidak bisa dilakukan sepanjang waktu. Sebab bukan hanya cuaca yang jadi tantangan, tapi perubahan musim dari gelap bulan ke terang bulan tak bisa dilawan. Ketika terang bulan, nelayan tidak bisa menjaring ikan, lantaran tak akan membuahkan hasil. 

Terkait kondisi itu, Pemerintah Kabupaten  Aceh Singkil, didorong membuka peluang usaha alternatif bagi nelayan.  Agar ketika tidak bisa melaut, dapur nelayan sebagai pejuang dalam menghasilkan ikan untuk kebutuhan protein tetapi bisa ngebul.(*)

Narator: Dara

Video Editor: Muhammad Anshar

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved