Aceh Barat
Tujuh Mahasiswa STAIN Meulaboh Mengabdi di MATSA Malaysia, Misi Budaya dan Dakwah Internasional
Program ini merupakan bagian dari Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) internasional...
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Tujuh mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh resmi memulai pengabdian di Maahad As-Syakhsiyah Tahfiz Sains (MATSA), Malaysia, Rabu (6/8/2025).
Langkah tersebut seiring penyerahan mahasiswa dilakukan langsung oleh Pembimbing Lapangan STAIN Meulaboh, Jovial, kepada Pimpinan MATSA, Osman Bin Jaafar Al Marbawi, di aula utama ma'had tersebut.
Program ini merupakan bagian dari Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) internasional hasil kerja sama antara STAIN Meulaboh dan lembaga pendidikan Islam di Malaysia.
“Mereka akan melaksanakan tugas pengabdian dan praktik mengajar di lingkungan MATSA selama satu bulan ke depan,” ujar Jovial, Rabu (6/8/2025) yang sedang berada di Malaysia.
Ia berharap, program ini mampu meningkatkan kompetensi profesional dan sosial mahasiswa serta memperkuat hubungan internasional antar-lembaga.
“Ini adalah langkah strategis dalam membekali mahasiswa agar siap menjadi pendidik dan agen perubahan yang berwawasan global,” tambahnya.
Pimpinan MATSA, Osman Bin Jaafar Al Marbawi, mengapresiasi keberlanjutan program ini yang telah memasuki tahun ketiga. Ia menyebut kontribusi mahasiswa STAIN Meulaboh dalam dua tahun terakhir sangat terasa dalam pembelajaran dan kegiatan sosial di lingkungan MATSA.
Baca juga: Bupati Aceh Barat Jenguk Bayi Penderita Bocor Jantung Asal Woyla Barat yang Dirawat di Jakarta
Sementara itu, perwakilan mahasiswa, Zulvina, mengungkapkan bahwa mereka akan fokus pada lima program utama selama masa pengabdian hingga 28 Agustus 2025. Kelima program itu mencakup pengajaran kesenian dan kebudayaan Aceh, daurah tahsin, pelatihan public speaking, pembinaan minat dan bakat olahraga, serta pelaksanaan malam keakraban (Makrab).
“Program ini bukan hanya memberikan pengalaman, tapi juga membentuk karakter dan wawasan. Kami ingin menjadikan ini sebagai ladang dakwah sekaligus memperkenalkan budaya Aceh di tingkat internasional,” kata Zulvina.
Pengabdian lintas negara ini menjadi tonggak penting dalam mencetak generasi muda Islam yang adaptif, kompeten, dan siap tampil di kancah global.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.