Berita Banda Aceh

Untuk Menjaga Kelestarian Hutan Pengelolaan Sawit Aceh akan Bebas Deforestasi

Keberhasilan Aceh akan ditentukan oleh kemauan kita berbagi pengetahuan, menyatukan visi, dan berpegang pada prinsip keberlanjutan. FADHLULLAH

Editor: mufti
IST
BERJABAT TANGAN - Wagub Aceh, Fadhlullah, berjabatan tangan dengan perwakilan kedutaan besar negara sahabat, pada seminar internasional mengembangkan dan melindungi ekonomi kelapa sawit, perbaikan tata kelola serta rantai pasok dengan para NGO, perusahaan, bupati/wali kota, di Banda Aceh, Selasa (12/8/2025). 

“Keberhasilan Aceh akan ditentukan oleh kemauan kita berbagi pengetahuan, menyatukan visi, dan berpegang pada prinsip keberlanjutan.” FADHLULLAH, Wakil Gubernur Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wakil Gubernur (Wagub), Fadhlullah, menegaskan, Pemerintah Aceh berkomitmen mewujudkan tata kelola kelapa sawit yang baik, bebas deforestasi, dan memenuhi standar perdagangan global. 

Ia menekankan pentingnya menjaga kelestarian hutan Aceh yang mencakup lebih dari 3,5 juta hektare, termasuk ekosistem Leuser dan Ulu Masen, sebagai penyangga iklim, penyerap karbon, dan sumber air bersih.

“Kelapa sawit adalah komoditas unggulan yang telah menjadi bagian penting perekonomian Aceh. Namun keberlanjutan tidak hanya diukur dari sisi ekonomi, kita harus memperkuat tata kelola, meningkatkan produktivitas, memperbaiki rantai pasok, dan menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Dek Fadh dalam sambutannya saat membuka forum diskusi bertajuk ‘Mengembangkan dan Melindungi Ekonomi Kelapa Sawit: Perbaikan Tata Kelola dan Rantai Pasok’, di Banda Aceh, Selasa (12/8/2025).

Sebagai langkah nyata, Pemerintah Aceh meluncurkan Peta Jalan Kelapa Sawit Berkelanjutan Aceh 2023-2045 yang menekankan produksi tanpa deforestasi, keterlibatan petani swadaya, kemitraan multipihak, serta akses pembiayaan hijau.

Dek Fadh berharap, forum ini menjadi wadah kolaborasi untuk membangun sektor kelapa sawit yang menguntungkan, ramah lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. “Keberhasilan Aceh akan ditentukan oleh kemauan kita berbagi pengetahuan, menyatukan visi, dan berpegang pada prinsip keberlanjutan,” pungkas Wagub.

Acara ditutup dengan pembukaan resmi diskusi oleh Wakil Gubernur Aceh, menandai dimulainya rangkaian pembahasan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Hadir dalam kegiatan ini perwakilan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda serta beberapa perwakilan Kedutaan Besar negara luar lainnya, Kementerian PPN/Bappenas, pimpinan instansi terkait di Aceh, lembaga internasional, akademisi, pelaku usaha, dan organisasi masyarakat sipil.(rn)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved