Berita Aceh Singkil

Pembangunan Tanggul Penahan Ombak Pantai Pulo Sarok 132 Meter Kuras Anggaran Rp 12 Miliar

"Anggaran sekitar Rp 12 miliar dari BNPB dengan panjang tanggul yang dibangun 132 meter," kata Kepala BPBD Aceh Singkil Al Husni, Senin (25/8/2025).

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ DEDE ROSADI
HANTAMAN OMBAK: Ombak menghantam bangunan rumah warga di kawasan Wisata Danau Belibis Pulo Sarok, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, Senin (25/8/2025). 

"Anggaran sekitar Rp 12 miliar dari BNPB dengan panjang tanggul yang dibangun 132 meter," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Singkil Al Husni, Senin (25/8/2025).

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Pembangunan tanggul penahan ombak pantai Pulo Sarok, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, membutuhkan anggaran besaran.

Untuk tanggul sepanjang 132 meter yang akan dibangun tahun 2025 menguras anggaran sekitar 12 miliar. 

Anggaran pembangunan tanggul tersebut dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

"Anggaran sekitar Rp 12 miliar dari BNPB dengan panjang tanggul yang dibangun 132 meter," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Singkil Al Husni, Senin (25/8/2025).

Semula kata Al Husni, pembangunan tanggul diusulkan 400 meter. Namun yang diakomodir 132 meter.  

Menurutnya, pembangunan dilakukan secara bertahap.

Diharapkan, setelah tuntas tanggul yang 132 meter pembangunan dapat dilanjutkan. 

Rencana pembangunan tanggul menggunakan batu gajah.

Hal itu berkaca dari pengalaman tanggul yang sudah ada tahan dari gempuran ombak.

Pembangunan tanggul dimulai dari ujung tanggul batu di sebelah timur terus ke arah barat. 

Pembangunan tanggul itu sebagian upaya menangani abrasi yang terus mengganas di pantai Pulo Sarok

Pada bagian lain, Al Husni menjelaskan langkah pihaknya terkait abrasi pantai Pulo Sarok, yang meningkat sejak, Minggu (24/8/2025).

Baca juga: Abrasi Pantai Pulo Sarok Mengganas, Wabup Aceh Singkil: Tahun Ini Dibangun Penahan Ombak

ABRASI: Wakil Bupati Aceh Singkil, Hamzah Sulaiman meninjau bangunan rumah warga di kawasan Wisata Danau Belibis Pulo Sarok, Kecamatan Singkil, yang rusak akibat hantaman ombak, Senin (25/8/2025).
ABRASI: Wakil Bupati Aceh Singkil, Hamzah Sulaiman meninjau bangunan rumah warga di kawasan Wisata Danau Belibis Pulo Sarok, Kecamatan Singkil, yang rusak akibat hantaman ombak, Senin (25/8/2025). (SERAMBINEWS.COM/ DEDE ROSADI)

BPBD Aceh Singkil, telah menurunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk melakukan kaji cepat dan dampak kejadian abrasi. 

Hasil pemantauan abrasi pantai memang terjadi akibat gelombang tinggi ketika cuaca ekstrim. 

Langkah penangan telah dilakukan antara lain, koordinasi dengan pemerintah desa untuk imbau warga meningkatkan kewaspadaan serta menyiapkan tempat evakuasi bila diperlukan. 

Langkah selanjutnya BPBD telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dan BNPB dalam rangka menyiapkan mitigasi dan usulan pembangunan pengaman pantai di Pulo Sarok

"BPBD berkomitmen terus hadir di tengah masyarakat dalam penanggulangan bencana  dan memastikan koordinasi lintas sektor berjalan baik," ujar Al Husni. 

Sebelumnya Wakil Bupati Aceh Singkil, Hamzah Sulaiman, meninjau abrasi pantai Pulo Sarok, di Kecamatan Singkil, Senin (25/8/2025).

Ia datang di dampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Singkil Al Husni, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Erwin Syahputra dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Aceh Singkil, Surkani. 

Ada dua titik yang ditinjau Hamzah Sulaiman.

Pertama kawasan Wisata Danau Belibis. 

Di kawasan itu pondok wisata serta rumah H Ismail (76) hancur dihantam ombak.

Lokasi lainnya yang ditinjau bibir pantai di belakang rumah warga yang berjarak sekitar 100 meter dari Wisata Danau Belibis ke sebelah Timur. 

Di lokasi Hamzah, menyatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil, memberikan perhatian serius terhadap persoalan abrasi di pantai Pulo Sarok

"Insya Allah tahun 2025 sudah dibangun tanggul," kata Hamzah. 

H Ismail yang rumahnya hancur diterjang ombak meminta pembangunan tanggul bisa segara dilaksanakan, sebelum kerusakan bertambah parah. 

Ia juga berharap, pembangunan tanggul dapat berlanjut hingga ke pelabuhan Syahbandar sepanjang 600 meter.

Sementara itu ratusan meter daratan Singkil, ibu kota Kabupaten Aceh Singkil, telah berubah jadi lautan. 

Hal itu akibat terus digempur ombak.

Ombak penyebab abrasi mengganas sejak tahun 2020 sampai 2025 ini.

Daratan yang telah berubah menjadi lautan berada di sisi sebelah Selatan jalan dua jalur di kawasan Pulo Sarok

Mulai dari ujung tanggul penahan ombak dekat Hotel Bidadari sampai ke belakang Pusat Jajanan Masyarakat (Pujasera). 

Ombak bukan hanya menggerus daratan, tetapi turut menghancurkan pondok wisata di objek Wisata Danau Belibis dan rumah H Ismail. 

Penyebabnya di lokasi itu tidak dilengkapi tanggul penahan ombak.

hantaman ombak ketika musim angin selatan, tenggara dan barat langsung menerjang kawasan pantai. 

"Hitungan saya daratan yang telah habis jadi lautan lebih dari 135 meter," kata Ismail yang rumah serta pondok wisatanya hancur dihantam ombak, Senin (25/8/2025).

Ia mengetahui, luas daratan yang telah berubah jadi lautan berdasarkan panjang tanah yang dimilikinya. 

Berdasarkan sertifikat panjang tanahnya dari pinggir jalan dua jalur ke arah laut 150 meter. 

Kemudian dari ujung tanah miliknya masih ada sempadan pantai lebih dari 100 meter.

Maka, total daratan dari pinggir jalan ke laut 250 meter. 

Namun kini tanah miliknya dari pinggir jalan ke laut tinggal tersisa sekitar 80 meter lagi.

Dengan demikian, daratan yang telah menjadi lautan lebih dari 135 meter.

Menurutnya, ombak mulai mengganas terjadi 2020 lalu.

Sebagai upaya menahan laju abrasi dilakuan pemasangan cerucuk kayu serta goni berisi pasir pada tahun 2021 dan beberapa kali dilakukan setelahnya. 

Sayang, tidak bertahan lama.

Gempuran ombak terlampau dahsyat.

Bukan lagi pantai yang hancur, rumah serta pondok wisata miliknya hancur. 

Akibat kejadian itu, usaha Ismail mengelola objek Wisata Danau Belibis tutup. 

Enam orang karyawan yang selama ini membantunya, berusaha dengan berat hati dirumahkan.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved