SERAMBINEWS.COM - Aparat berwajib AS tengah bersenang hati. Pasalnya, hasil penggerebekan besar-besaran sukses menyita sekaligus menemukan jaringan narkoba asal Meksiko yang selama ini meracuni AS. Tak tanggung-tanggung, ternyata negara bagian Arizona menjadi langkah awal peredaran barang haram itu di negeri Paman Sam.
Seturut warta AP dan AFP pada Selasa (1/11/2011), aparat menyita 30 ton mariyuana, 90 kilogram kokain, dan 72 kilogram heroin. Tak cuma itu, aparat juga menangkap 76 tersangka berikut menyita 100 pucuk senjata api berbagai jenis.
Temuan penyidik juga mengungkapkan kota-kota kecil di negara bagian itu yakni Chandler, Stanfield, dan Maricopa adalah tempat empuk bagi jaringan internasional mengedarkan narkoba ke seluruh AS. Para penyelundup memasukkan narkoba melalui perbatasan AS-Meksiko. Mereka berjalan kaki atau menggunakan kendaraan bermotor melintasi padang gurun Arizona.
Dari perbatasan kemudian, barang-barang itu dibawa ke sebuah rumah aman di kota Phoenix sebelum dijual kembali untuk didistribusikan ke negara-negara bagian AS yang lain. Aparat kepolisian meyakini keuntungan jaringan penyelundup sangat besar karena mereka mengamankan jalur sepanjang 80 kilometer yang memanjang dari Yuma ke lokasi reservasi Indian Tohono O'odham.
Sinaloa
Sementara, polisi yakin para penyelundup ini memiliki kaitan dengan kartel narkoba Sinaloa pimpinan penjahat Meksiko paling dicari, Joaquin 'El Chapo' Guzman. "Kami di Arizona akan meneruskan perang melawan kartel obat bius Meksiko yang menganggap mereka sangat berkuasa," kata Sheriff Pinal County Paul Babeu.
"Ini adalah wilayah AS dan kami akan menghancurkan siapapun yang mengancam keluarga dan negara kami," tambah Babeu.
Selama lima tahun terakhir diperkirakan kartel Sinaloa menangguk untung setidaknya 2 miliar dollar AS dari penyelundupan narkotika ke Amerika Serikat.
Pihak AS menganggap operasi bersandi Operation Pipeline Express ini merupakan pukulan hebat untuk kartel Sinaloa. "Hari ini kami memberikan pukulan berarti untuk para kriminal Meksiko yang telah meracuni rakyat Amerika," kata Jaksa Agung Arizona Tom Horne.
"Saya tidak bisa menerima kenyataan bahwa Arizona dijadikan lahan perdagangan narkotika," demikian Horne.