TEUKU Umar Johan Pahlawan, adalah pahlawan nasional yang terkenal gagah dan berani. Perjuangannya untuk melawan penjajah kolonial Belanda ketika berusaha menjajah dan menduduki Aceh hingga kini masih terngiang di ingatan kita. Betapa tidak, suami dari Cut Nyak Dhien ini terkenal dengan siasat jitunya, sehingga pasukan Belanda kerap tertipu dibuatnya.
Kendati kini, Teuku Umar telah tiada, namun perjuangan dan semangatnya masih tertanam dan terus hidup sepanjang masa. Bahkan sebelum gugur, ia sempat berpesan bahwa perjuangan tetap harus dilanjutkan dengan semboyannya, “Syahid atau Mati”.
Untuk mengenang perjuangan Teuku Umar, sejumlah pelaku seni di Meulaboh, Aceh Barat baru-baru ini menggelar fragmen (drama) gugurnya sang pahlawan nasional tersebut yang ke 114. Fragmen diselenggarakan di kawasan pesisir Pantai Suak Ujong Kalak, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.
Adegan gugurnya Teuku Umar yang bersimbah darah oleh peluru yang ditembakkan pasukan Belanda dari arah pantai yang diperagakan oleh sejumlah seniman di Aceh Barat itu membuat penonton sedih dan terharu.
Beruntung jasad Teuku Umar berhasil dibawa lari oleh pengikut setianya tanpa diketahui oleh Belanda dan pengkhianat. Namun sayangnya, topi dan pedang kebanggan pahlawan tersebut berhasil dicuri oleh Panglima Laot yang berkhianat pada perjuangan Teuku Umar bersama rekan-rekannya. Meski telah tiada, semangat juang Teuku Umar akan terus dikenang hingga akhir masa.(*)
Fragmen Gugur Teuku Umar
Editor: bakri
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger