Menatap Aceh

Elang Kertas di Langit Pango

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MATAHARI mulai rebah di ufuk barat. Langit jingga memancarkan lazuardi, di antara awan berarak senja. Kilatan garis- garis vertikal menghiasi angkasa.

Di bawah cahaya kaki langit burung-burung elang kertas itu menari-nari dalam ragam bentuk dan warna. Sementara di bekas lahan sawah usai petani memanen padinya, para lelaki dewasa berkumpul. Mereka mengatrol, mengulur, menarik dan mengendalikan puluhan burung kertas itu menggunakan benang.

Begitulah sekilas atraksi Geulayang Teunang di Gampong Pango Deah, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh. Tradisi dan budaya Aceh ini beberapa waktu lalu kembali menjadi tontotan dan hiburan masyarakat dalam rangka menyemarakkan hari ulang tahun (HUT) Ke-808 Kota Banda Aceh. Warisan budaya Aceh ini masih tetap bertahan di tengah gencarnya pengaruh budaya modern.

Piasan Geulayang Teunang tempoe dulu dimainkan ketika usai masa panen tiba. Atraksi ini digemari berbagai kalangan. Mulai anak-anak, orang dewasa sampai yang sudah lanjut usia. Setidaknya ada 280 peserta ambil bagian dalam Lomba Geulayang Teunang yang digelar di Gampong Pango Deah, Kecamatan Ulee Kareng. Mereka berasal dari sejumlah gampong di Banda Aceh dan Aceh Besar. Para peserta sudah datang ke arena lomba sejak pagi.

Pertama-tama mereka menyamakan benang. Ukuran panjangnya sesuai yang ditetapkan panitia dan peserta. Biasanya panjang benang layang antara 500-700 meter. Setelah benang diukur, lalu peserta menandainya dengan kertas atau kain yang disebut “preh”. Selanjutnya benang yang sudah ditandai itu diserahkan ke panitia.

Sore hari, peserta lomba kembali datang ke arena. Kali ini atraksi lomba Geulayang Teunang dimulai, disaksikan ribuan penonton. Mereka mamadati areal persawahan yang telah kosong pascapanen. Peserta terdiri atas lima orang satu kelompok.

Masing-masing memiliki tugas. Ada yang menggulung benang, menyanjung layang, mengulur, sampai menarik benang. Panitia hanya memberi waktu 20 menit untuk menaikkan layang sampai stabil di angkasa.

Lima menit kemudian adalah waktu yang diberikan dewan juri (panitia) untuk menarik benang layang dalam kecepatan tinggi. Lalu bagaimana cara menentukan juara? Caranya; layang yang paling terdepan adalah berhak sebagai pemenang!

FOTO DAN TEKS: SERAMBI/M ANSHAR

Berita Terkini