Edukatorial

UBUDIYAH MEWAKILI ACEH DALAM ASIAN UNIVERSITY PRESIDENT FORUM (AUPF) 2013

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yayasan Ubudiyah Indonesia untuk pertama kalinya resmi bergabung sebagai anggota Asian University President Forum 2013 (AUPF) dan mewakili Aceh pada forum yang dilaksanakan mulai tanggal 7-9 Oktober 2013 di Langkawi, Malaysia. Forum AUPF merupakan forum tahunan dari kumpulan universitas yang ada di negara Asia, dan merupakan forum yang sangat bergengsi dan strategis karena dihadiri oleh President atau Rektor yang ada di Universitas se - Asia.

Untuk tahun ke 11 ini, AUPF dilaksanakan di Langkawi, Malaysia dengan tuan rumah adalah UniMAP (Universitas Malaysia Perlis) dengan tema Leadership in the Transformation of Asia: Opportunities and Challenges. UniMAP yang masih berumur 11 tahun siap menyambut partisipan dari berbagai negara di Asia dan juga delegasi dari beberapa negara Timur Tengah, Afrika, dan Eropa, yang berkumpul membicarakan transformasi pendidikan Asia menuju pendidikan dunia.

Ketua Yayasan Ubudiyah Indonesia, Dedi Zefrizal, ST bersama Ketua STIKes Ubuudiya, Marniati, M.Kes dan dan Ketua lembaga kerjasama Internasional Muhammad Iqbal, M.Tsol yang hadir pada AUPF tahun ini menjelaskan bahwa forum yang diikuti berbagai negara seperti Indonesia, Jepang, Bangladesh, Korea Selatan, China, Hongkong , Pakistan, Thailand, Myanmar, Singapore, Zambia, Irlandia, Polandia, dan Mauritius, Pilipina berlangsung sukses dan mendapat aplus dari peserta.

“Universitas yang hadir dari berbagai negara ini akan menanda tangani MoU kerja sama dengan berbagai  universitas yang tergabung dalam anggota AUPF,” kata Dedi Zefrizal. Pada forum ini Ubudiyah menandatangi MoU kerja sama dengan Universitas Daffodil Bangladesh, Universitas Yangzhou China, Universitas Malaysia Perlis (UniMAP), Universitas Normal Philippiina ,Universitas Rajamangala University of Technology Srivijaya Songkhla, Universitas Zambia, dan beberapa universitas lainnya yang akan melakukan kerja sama selanjutnya.

“Dengan bertambahnyakerjasama ini semakin memantapkan langkah Ubudiyah menjadi word class university tahun 2025,”. Menurut, Ketua Yayasan Ubudiyah, Dedi Zefrizal, ST, kerja sama yang dilakukan meliputi pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa, joint  research, publikasi jurnal, pengembangan kurikulum, seminar dan konferensi sponsorship. Langkah kerja sama ini dibentuk dengan universitasuniversitas di Asia untuk meningkatkan kualitas Ubudiyah dari segi kualitas dosen, kurikulum yang berstandar nasional dan intenasional dan juga kualitas lulusan, serta sebagai upaya dalam meningkatkan nilai Akreditasi program studi dan institusi karena kerjasama internasional merupakan salah satu indikator penilaian.

Diharapkan, dengan kerja sama yang telah di lakukan oleh pihak Yayasan Ubudiyah selama ini bisa menjadi pioner untuk universitas lain di Aceh khususnya untuk terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dan meningkatkan kualitas SDM dan infrastruktur, karena sejatinya untuk menjadi hebat universitas tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus banyak belajar dari universitas lain yaitu melalui kerja sama di dalam bidang tridarma perguruan tinggi. “Sebuah perguruan tinggi harus membuka diri ke dunia Internasional untuk berbagi ilmu dan sharring agar arah pendidikan Indonesia dapat mengikuti arah pendidikan dunia,” tandas Dedi Zefrizal.

Sementara Ketua STIKes, Marniati M.Kes menambahkan, kerja sama yang dilakukan dengan universitas PECS di Hungary beberapa bulan yang lalu dalam lawatan Ubudiyah ke Eropa, telah teraplikasi dengan baik dengan adanya publikasi hasil penelitian dosen Ubudiyah pada jurnal Universitas Pecs di Hungaria dan sebaliknya. “Kami juga akan melakukan kerjasama joint research antara dosen Universitas PECS dengan dosen Ubudiyah di Aceh, dalam hal ini pihak Ubudiyah tetap meminta dukungan dan kerja sama dari Pemerintah Aceh,” ujarnya, Lebih jauh dijelaskan, Marniati MKes, dalam waktu medatang Ubudiyah akan terus melakukan kerjasama dengan universitas di Asia dan Eropa maupun Negara dibelahan benua lainnya dan terus berkomitmen mempromosikan pendidikan Aceh ke dunia Internasional.

Karena menurut, Ketua STIKes Ubudiaya itu, Aceh memiliki potensi besar menjadi rujukan pendidikan Asia dilihat dari segi geografis, sosiologi, serta budaya namun perlu adanya peningkatan kualitas mutu , SDM dan infrastuktur  sehingga dapat mengikuti standar pendidikan dunia.(*)

Berita Terkini