* BTN Siapkan KPR di 15 Kabupaten/Kota
BANDA ACEH - Pemerintah menjanjikan pembangunan satu juta unit rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) pada tahun ini. Pembangunan dilakukan di 16 provinsi, termasuk Aceh. Harga rumah tersebut dipatok maksimal Rp 118 juta.
“Harga jual rumah (murah subsidi) telah dipatok oleh Pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 113/PMK.03/2015. Untuk Aceh, harga rumah maksimal Rp 118 juta per unit untuk type 36,” ungkap Kepala Cabang Bank BTN Banda Aceh, Hanafi, dalam siaran persnya kepada Serambi, Selasa (14/4).
Program tersebut dikatakannya akan dimulai pada akhir April ini ditandai dengan groundbreaking atau peletakan batu pertama yang dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Kabupaten Semarang. Sementara di Aceh, salah satu sample proyek yang dipilih adalah perumahan Bayangkara Asri I di Kota Langsa, yang dibangun oleh PT Bumi Meugah Nusantara.
Untuk mengantisipasi pelaksanaan program tersebut, Bank BTN Banda Aceh dikatakannya telah menjajaki potensi yang ada di Aceh sejak tahun 2014. Dan dari data yang ada, diketahui bahwa ternyata daya serap perumahan murah bersubsidi di Aceh selama 15 tahun belakangan ini sangat kecil dibandingkan dengan provinsi lain.
Menurut Hanafi, kondisi ini tidak terlepas dari konflik berkepanjangan yang pernah terjadi di Aceh, sehingga investor dan perbankan enggan membangun dan mendukung fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Industri perumahan mulai tumbuh pascatsunami, tetapi harganya tergolong mahal dan umumnya terpusat di sekitar Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
“Sejak 2014 kami menjajaki daerah-daerah yang berpotensi untuk kita biayai, dan ternyata cukup menarik. Dari sisi pasar, di Aceh ada sekitar 135.077 PNS, dan yang belum memiliki rumah kita perkirakan berjumlah 20.262 orang. Itu belum lagi dari unsur TNI dan Polri, serta masyarakat luas,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa cakupan wilayah kerja Bank BTN Cabang Banda Aceh meliputi seluruh Aceh. Tetapi untuk sementara ini, khusus proyek perumahan bersubsidi, Bank BTN Cabang Banda Aceh membiayai proyek perumahan di 15 kabupaten/kota, totalnya mencapai 4.407 unit.
“Total investasi untuk pembiayaan kesemua proyek tersebut kurang lebih sekitar Rp 400 miliar, dengan potensi penjualan kurang lebih sekitar Rp 500 miliar,” sebut Hanafi.
Kepala Cabang Bank BTN Banda Aceh, Hanafi, mengharapkan masyarakat di Aceh bisa memanfaatkan program rumah murah bersubsidi ini, apalagi mengingat harga yang dipatok maksimal sebesar Rp 118 juta.
Apabila dikurangi uang muka minimal 10 persen, maka fasilitas Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) rata-rata Rp 106 juta. “Adapun angsuran dengan jangka waktu kredit bisa maksimal 20 tahun, berkisar Rp 850 ribuan,” sebutnya.
Ia juga menginformasikan bahwa peluang terjadinya kenaikan harga jual rumah murah juga bisa saja terjadi sewaktu-waktu, akibat pengaruh aspek kenaikan harga material bangunan sebagai dampak imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Proyek perumahan ini disamping akan memudahkan masyarakat mendapatkan rumah, juga akan sangat menguntungkan pemerintah daerah. Sebab disamping memberi dampak secara ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, penataan dan pemekaran kawasan pemukiman juga akan lebih baik dan terarah, sesuai dengan blue print pengembangan kota.
“Dampak kedepannya bagi daerah tersebut dapat menjadi sumber pendapatan berupa PBB (Pajak Bumi Bangunan) yang akan dibayar oleh warga perumahan,” imbuhnya.(avi)