Cakrawala

Soal Imigran Gelap, Kepala Basarnas: Yang Terpenting Mereka Selamat

Editor: Jalimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEORANG imigran Gelap yang sekarang ditampung di Gedung Olahraga (GOR) Lhoksukon, Aceh Utara menangis saat mengabari keluarganya melalui handphone yang dipinjamkan warga. Senin (11/5).

Laporan Eddy Fitriady | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM - Ratusan imigran gelap asal Myanmar dan Bangladesh yang terkatung-katung dalam sebuah perahu di perairan Seunedon, Aceh Utara, Minggu (10/5/2015) berhasil diselamatkan oleh tim Basarnas Aceh, aparat dan nelayan setempat. Kepala Basarnas Aceh, Budiawan Budiawan, S.Sos, Msi mengatakan, evakuasi 573 imigran yang terdiri dari segala usia ini dilakukan atas nama kemanusiaan.

"Kita bersyukur kesemua mereka selamat, meskipun sebagian harus dirawat di RS karena dehidrasi. Kita apresiasi kerja tim termasuk info dari nelayan setempat sehingga proses evakuasi bisa berjalan cepat," ujarnya lewat sambungan telepon, Selasa (12/5/2015).

Terkait adanya dugaan bahwa para imigran sengaja 'mendamparkan' diri di Aceh, Budiawan tak menghiraukan itu. "Perahu mereka kehabisan bbm di laut sehingga  mereka terkatung-katung di perairan Seunedon. Seperti apa kelanjutan nanti biar tim dari Kemenlu yang menangani, yang terpenting bagi kita, mereka semuanya selamat," jelas dia.

Program Cakrawala yang berlangsung selama 1 jam itu mengupas Salam Serambi edisi Selasa 12 Mei 2015 yang berjudul “IMIGRAN GELAP ITU MAU APA?”. Program interaktif yang dipandu Host Nico Firza menghadirkan Wakil Redaktur Pelaksana Serambi Indonesia, Nasir Nurdin.

Nasir mengatakan, persoalan imigran gelap itu patut disikapi dengan arif dan bijaksana, serta mengedepankan rasa kemanusiaan. "Apapun motif mereka, apakah lari karena jadi korban dari kisruh politik atau ekonomi di negara asalnya, yang jelas dalam kondisi seperti itu, mereka harus dibantu," ujarnya.

Dia menambahkan, tim dari Kemenlu RI sedang bergerak menuju Aceh Utara untuk mendalami masalah imigran tersebut. "Semoga dengan kedatangan tim dari Kemenlu nanti bisa membantu. Karena ini sudah jadi persoalan negara, tak mungkin juga Pemkab harus memenuhi kebutuhan hidup mereka (imigran) terus sedangkan anggarannya terbatas," tandasnya. (*)

Berita Terkini