Cakrawala

Staf Ahli Gubernur Aceh Akui Jerman Sudah Sangat Sabar soal Geothermal

Editor: Jalimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kadar suhu Ie Sueum yang terletak di kaki Gunung Seulawah ini mencapai 85 derajat celsius.

Laporan Eddy Fitriady | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Staf Ahli Gubernur Aceh bidang Hukum dan Pemerintahan, M Jafar SH Mhum mengaku bahwa Jerman, sebagai negara pendonor proyek panas bumi (geothermal) Seulawah Agam, sudah sangat sabar menghadapi kenyataan proyek itu, yang bisa dibilang menemui jalan buntu. Dalam pembicaraan via telepon pada program Cakrawala SerambiFM, Jafar mengatakan, situasi tersebut mengharuskan  Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA) untuk berbenah diri, agar investor tidak lari.

"Melihat kenyataan sulit ini yang sudah berlangsung lama, saya pikir kesabaran Jerman ini sudah luar biasa," ujar dia, Kamis (4/6/2015). Menurut Jafar, pembenahan manajemen PDPA menjadi keniscayaan yang tak dapat ditolak.

"Di waktu yang tersisa ini, kita maksimalkan untuk pemilihan pengurus PDPA yang baru. Pastinya lewat fit and proper test yang diselenggarakan secara transparan," jelas Jafar. Dia menegaskan, pembicaraan yang masih mengambang saat ini yaitu soal besaran kepemilikan saham antara semua pihak yang terlibat. "Belum ada titik temu soal biaya eksplorasi dan eksploitasi proyek tersebut," tandasnya.

Dalam talkshow Cakrawala edisi Kamis, 4 Juni 2015, tim SerambiFM 90,2 Mhz mengupas Salam Serambi yang berjudul "Investasi di Aceh jangan Sampai Keberatan Ongkos." Hadir sebagai narasumber, Sekretaris Redaksi Serambi Indonesia, Bukhari M Ali dipandu penyiar SerambiFM, Nico Firza.

Bukhari mengatakan, gagal investasi di Aceh bukanlah hal baru, namun sangat disayangkan bila proyek potensial ini juga harus dibatalkan. "Sungguh sangat disayangkan kalau tak jadi, sebab manfaatnya bisa dirasakan masyarakat Aceh secala luas," jelasnya.

Sejalan dengan itu, Teuku Mirza, Pensiunan BUMN yang mengikuti perkembangan investasi di Aceh mengatakan hal yang sama. "Kalau pembangkit listrik itu rampung, tak hanya bisa kita pakai sendiri, listrik dari Seulawah itu bahkan bisa kita ekspor ke negara tetangga," ujar dia.

"Maka dari itu orang yang mengurus PDPA itu tidak bisa asal-asalan, harus yang profesional. PDPA saat ini sudah tidak sejalan lagi dengan cita-cita semula, jangan tempatkan orang dari pembisik-pembisik," tandas T Mirza. (*)

Tags:

Berita Terkini