Laporan Mahyadi | Takengon
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Alunan lagu kebangsaan gugur bunga sayup-sayup terdengar mengiringi proses penyematan pangkat (impholet) bagi para personel Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Aceh Tengah yang dilaksanakan di Gedung Ummi, Komplek Pendapa Bupati Aceh Tengah, Minggu (16/8/2015).
Penyematan pangkat itu, dilakukan langsung oleh para orang tua masing-masing personel Paskibraka, sesaat setelah dikukuhkan oleh Bupati Aceh Tengah, Ir H Nasaruddin MM. Rasa bangga dan haru bercampur aduk di benak para orang tua yang menyaksikan putra-putri mereka menjadi salah satu personel Paskibraka.
Suasana haru semakin menyelimuti seisi Gedung Ummi, ketika sesosok pria pendek dengan balutan pakaian batik berwarna biru, melangkah menuju barisan sejumlah personel Paskibraka yang akan menerima penyematan pangkat.
Sontak, ratusan pasang mata mengalihkan pandanganya ke sosok pria berpenampilan sederhana ini.
Seisi gedung nyaris tak percaya ketika menyaksikan pria dengan tinggi badan tidak lebih dari 130 cm ini, memiliki seorang putri yang juga anggota Paskibraka. Pria yang belakangan diketahui bernama Syarifuddin ini, hadir di acara itu, untuk menyaksikan pengukuhan serta pemasangan pangkat di pundak putrinya.
Sang putri, Wilda Mardatillah, harus berlutut ketika ayahnya Syarifuddin menyematkan tanda pangkat di pundaknya. Pemandangan ini, membuat suasana haru semakin menyeruak di acara itu.
Bahkan, sejumlah orang tua maupun para pelatih tak mampu membendung air mata yang tanpa sadar telah mengalir di pipi.
Diiringi lantunan lagu kebangsaan, Syarifudin dengan khidmat menyematkan tanda pangkat di pundak sang putri.
“Kami juga nggak mampu menahan rasa haru. Bahkan ada pelatih yang sampai menitikkan air mata. Siapa duga, kalau kondisi fisik ayahnya pendek, tapi anaknya terpilih menjadi anggota paskibraka,” bisik seorang pelatih kepada Serambinews.com, dengan mata yang masih berkaca-kaca.
Meski bertubuh mungil, namun Syarifuddin tak mewarisi kondisi fisiknya kepada putri bungsunya Wilda Mardatillah. Justru, Wilda Mardatillah yang kini tercatat sebagai siswi kelas II, SMAN 1 Takengon, terpilih menjadi salah satu personel Paskibraka lantaran memiliki tinggi badan 164 cm.
“Saya tidak malu dengan kondisi fisik ayah saya. Justru saya sangat senang, bisa membuat dia bangga,” kata Wilda Mardatillah kepada Serambinews.com, Minggu (16/8/2015).
Dibalik seragam serba putih, gadis berkulit hitam manis ini, kembali menegaskan, justru kehadiran orang tuanya untuk menyaksikan pengukuhan dirinya sebagai personel Paskibraka merupakan suatu kebanggaan. Bahkan menjadi suplemen penyemangat dalam melaksanakan tugas sebagai pasukan pengibar bendera pusaka.
“Siaap, saya hanya ingin membuat kedua orang tua saya bangga,” tegasnya lagi.
Para personel Paskibraka Aceh Tengah yang berjumlah 75 orang itu, memang lahir dari latar belakang yang berbeda. Ada yang merupakan anak seorang nelayan, petani, pedagang, wiraswasta, pegawai, bahkan putra seorang wartawan ikut menjadi bagian dari pasukan pengibar bendera di HUT RI ke-70. (*)