Laporan Eddy Fitriady | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Karnaval mobil hias dan pawai budaya dalam rangka HUT ke-70 RI di Banda Aceh pada 18 Agustus 2015 lalu, masih menyisakan tanda tanya besar bagi masyarakat kota Banda Aceh.
Panitia terkesan tak mau disalahkan, bahkan Kadispora Aceh Iskandar Zulkarnain berulang kali menyebut jumlah peserta yang melampaui batas menjadi penyebab kekacauan ini. Walaupun akhirnya, Iskandar Zulkarnain memohon maaf atas kekacauan itu dan berjanji akan mempelajarinya kembali.
"Atas nama Pemerintah Aceh kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Acara memang bergeser (molor) sekitar 20 menit dari jadwal yang sudah direncanakan," ujarnya menjawab pertanyaan Dosi Elfian selaku host Cakrawala, Jumat (21/08/2015) via telepon.
Dia menjelaskan, antusiasme warga yang di luar perkiraan tak dapat diakomodasi secara optimal oleh panitia karnaval. "Bagi kami, apa yang sudah diberikan itu maksimal. Namun kami sepakat untuk mengevaluasinya lagi untuk kegiatan akan datang," kata Iskandar.
Diberitakan sebelumnya dalam harian Serambi Indonesia, bahwa karnaval budaya pada 18 Agustus lalu berlangsung kacau dan menuai banyak kritik dari masyarakat. Selain kurangnya fasilitas penunjang seperti sistem pengeras suara dan ambulans, panitia juga tidak disiplin dengan waktu.
Akibat waktu pelaksanaan yang molor, banyak anak-anak peserta pawai yang harus menahan lapar berjam-jam, seperti 'curhat' salah seorang penelepon Cakrawala, Feri di Banda Aceh.
"Anak-anak disuruh datang cepat, bayangkan saja mereka harus menunggu lama. Saya takut anak sakit maag gara-gara jadwal kegiatan yang gak jelas ini," jelasnya.
Sementara itu, Darni orangtua peserta SD menyayangkan sikap panitia yang menyamakan rute pawai pelajar. "Panitia salah jiep ubat (salah minum obat), kok bisa rute anak SD disamakan dengan rute anak SMA. Saya berharap ke depan jangan Dispora lagi yang jadi panitia," tandasnya.
Dalam Cakrawala edisi Jumat 21 Agustus 2015, tim membahas Salam Serambi yang berjudul "Panitia Karnaval Sangat Tidak Siap". Hadir di studio Redaktur Pelaksana ProHaba Nurdinsyam didampingi host Dosi Elfian.
Nurdinsyam mengatakan, topik karnaval masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, baik di sosial media maupun di warung kopi. "Masyarakat masih mempertanyakan ketidaksiapan panitia karnaval, ya kita berharap ini jadi pelajaran bagi panitia," jelasnya.(*)