SIGLI - Jembatan rangka baja sepanjang 40 meter menghubungkan Gampong Pasi Pusong dan Jeumerang Kuala Tari, Kecamatan Kembang Tanjong, Pidie, ambruk akibat gempa berkekuatan 6,4 SR terjadi Rabu (7/12) sore. Padahal proyek tersebut sedang dipacu pekerjaannya karena akhir 2017 sarana penyeberangan itu sudah bisa digunakan warga Pasi Pusong.
Ambruknya jembatan itu menyebabkan penduduk Pasi Pusong berjumlah 500 jiwa lebih, masih menggunakan ruas jalan di Kabupaten Pidie Jaya saat mengurus segala keperluan di Kantor Camat Kembang Tanjong. Akses jalan melalui kabupaten sendiri belum dibangun. Perjalanan yang ditempuh warga puluhan kilometer dengan kondisi jalan rusak parah enam kilometer.
Amatan Serambi, kemarin, abruknya rangka baja sepanjang 40 meter akibat abutmen tengah jembatan telah bergeser. Dua dari tiga abutmen yang telah selesai dibangun merupakan proyek tahun 2015.
Sementara satu abutmen lagi direncanakan dikerjakan tahun 2017. Dua alat berat masih bekerja memasang batu pemecah obak untuk pengamanan abutmen.
Keuchik Pasi Pusong, M Jakfar mengatakan, harapan warga Pasi Pusong berjumlah 500 jiwa lebih untuk menggunakan jembatan pada akhir 2017 tidak jadi, menyusul rangka baja telah ambruk akibat gempa.
Selama ini warga Pasi Pusong yang mengurus keperluan di Kantor Camat Kembang Tanjong, atau ke Puskesmas Kembang Tanjong, Ruas jalan yang mesti ditempuh warga jaraknya puluhan kilometer. “Sepanjang enam kilometer kondisinya rusak parah, sehingga susah dilintasi warga,” kata M Jakfar.
Ia meminta Pemkab Pidie memberikan perhatian serius kepada warga Pasi Pusong yang kini terisolir, mengingat akses jalan menuju ke kecamatan belum dibangun. Ruas jalan enam kilometer yang rusak parah di wilayah Pidie Jaya harus diaspal.
Camat Kembang Tanjong, Khaled SSos, kepada Serambi, kemarin, dirinya telah melaporkan kepada dinas provinsi, menyusul ambruknya jembatan rangka baja sepanjang 40 meter dari total 100 meter. Pemasangan rangka baja 40 meter merupakan proyek yang dikerjakan tahun 2016.
Kata Khaled, ambruk rangka baja akibat abutmen tengah bergeser dihayun gempa. Dua abutmen merupakan proyek yang dikerjakan tahun 2015. Proyek jembatan rangka baja sebagai sarana penyebrangan bagi masyarakat Pasi Pusong. Sebab, selama ini warga Pasi Pusong tidak memiliki akses jalan ke Kembang Tanjong.
Kata Khaled, gempa tersebut menyebabkan 21 rumah di Kecamatan Kembang Tanjong Rusak berat. Yaitu, di Gampong Lancang sembilan unit, Jeumerang tujuh menit dan Pasi Lhok lima unit. “ Rusak ringan dan sedang banyak, kita akan mendata ulang,” katanya.
Sementara, Wakil DPR Aceh, H Sulaiman Abda MSi, menjelaskan robohnya proyek rangka jembatan yang menghubungkan Pasi Pusong dengan Jeumerang akan dibahas kembali dalam sidang DPR Aceh. Sebab, sudah banyak anggaran terkuras untuk proyek tersebut. Anggaran yang digunakan untuk proyek itu dari sumber Otsus Provinsi.
“Pemerintah Aceh harus memprioritaskan pembangunan kembali jembatan Pasi Pusong-Jeumerang. Warga Pasi Pusong masih terisolir gara-gara jembatan belum siap,” kata Sulaiman Abda saat meninjau jembatan itu, kemarin.
Kata Sulaiman Abda, jika diperhatikan jembatan itu ambruk karena tidak adanya keseimbangan memikul beban dari rangka baja. Dua abutmen yang memikul rangka baja. Padahal abutmen yang harus dikerjakan tiga unit. “Tahun 2017 Pemerintah Aceh harus menganggarkan dana sekaligus untuk abutmen den pemasangan rangka baja sekaligus yang panjangnya 100 meter,” katanya.(naz)