SERAMBINEWS.COM - Gempa bumi berkekuatan 5,3 SR Skala Richter (SR) mengguncang Aceh, Kamis (8/2/2018), pukul 16.52 WIB.
Berdasarkan data BMKG, pusat gempa berada 26 kilometer timur laut Kabupaten Aceh Barat dengan kedalaman 10 Km.
Gempa sore ini dirasakan cukup kencang, dibanding dua gempa sebelumnya yang terjadi di wilayah Aceh.
Dua kali gempa sebelumnya di Aceh, masing-masing terjadi pada 24 Januari 2018 (5,1 SR di Simeulue) dan 5 Januari 2018 (5,4 SR di Sabang).
Sedangkan di Indonesia, gempa Aceh sore ini merupakan yang ke-23 kali sejak awal tahun 2018, khusus yang berkekuatan 5,0 ke atas.
Dari jumlah itu, lima kali terjadi bulan Februari, dan yang tearkhir adalah hari ini, Kamis (8/2/2018).
Gempa pertama kali dalam tahun ini terjadi pada 1 Januari 2018, pukul 13.22 WIB di Bengkulu. Kekuatannya 5,0 SR dengan kedalaman 10 Km.
Berikut ini daftar 5 gempa berkekuatan 5,0 SR ke atas yang mengguncang wilayah Indonesia dalam bulan ini:
1. Aceh, 8 Februari 2018, Pukul 16.52 WIB, kekuatan 5,3 SR, kedalaman 10 Km
2. NTT, 5 Februari 2018, pukul 02.55 WIB, kekuatan 5.3 SR, kedalaman 159 Km
3. Maluku, 2 Februari 2018, pukul 12.43 WIB, kekuatan 5,5 SR, kedalaman 90 Km
4. Sulut, 2 Februari 2018, pukul 07.20 WIB, kekuatan 5.6 SR, kedalaman 10 Km
5. Sultra, 1 Februari 2018, pukul 13.22 WIB, kekuatan 5,1 SR, kedalaman 10 Km
Sementara di dunia, gempa Aceh hari ini terjadi dua hari setelah gempa kuat yang mengguncang Taiwan, Selasa (6/2/2018).
Taiwan diayun gempa berbekuatan 6,4 SR. Hingga kemarin, empat orang dilaporkan meninggal, dan lebih dari 200 orang mengalami luka-luka.
Sebelum gempa Taiwan, pada akhir bulan lalu tepatnya 23 Januari 2018, gempa dengan kekuatan 7,8 SR juga mengguncang pesisir Alaska, Amerika Serikat.
Prediksi 2018 sebagai tahun gempa
Lalu, apakah ada hubungan gempa-gempa yang terjadi tahun ini dengan penelitian yang dilakukan dua ilmuwan ini?
Pada akhir November 2017, dua ilmuwan menyampaikan hasil studi mereka yang menyebutkan bahwa tahun 2018 akan terjadi peningkatan gempa hingga tiga kali lipat.
Adalah Roger Bilham dari University of Colorado, Boulder dan Rebecca Bendick dari University of Montana, Missoula, mempresentasikan makalah dalam pertemuan tahunan Masyarakat Geologi Amerika.
Dalam studi tersebut mereka menulis meski pelambatan gerak bumi hanya mengubah lama hari dalam hitungan milidetik setiap harinya, tapi hal ini berdampak pada pelepasan sejumlah besar energi inti di Bumi.
"Rotasi bumi dan aktivitas gempa memiliki korelasi yang kuat dan berakibat pada peningkatan jumlah gempa bumi yang hebat tahun depan," kata Bilham seperti dikutip dari Guardian, Sabtu (18/11/2017).
Studi ini mereka lakukan dengan meneliti katalog gempa selama 100 tahun terakhir yang berkekuatan M 7,0 atau yang lebih besar dari itu.
(Baca: Korban Tewas akibat Gempa di Taiwan Bertambah Jadi 4 Orang, Korban Luka Lebih dari 200 Orang)
(Baca: Gempa Irak-Iran - Tiga Hari di Bawah Reruntuhan, Bayi ini Ditemukan Selamat - 400 Jiwa Meninggal)
(Baca: Subhanallah! Setelah Tsunami 2004, Ditemukan Cadangan Minyak Bumi di Aceh Melebihi Arab Saudi)
Peneliti menemukan lima periode di mana terjadi peningkatan jumlah gempa bumi berskala besar. Dalam periode tersebut gempa bumi besar bisa terjadi antara 25 hingga 30 kali dalam setahun.
Lal mereka mencoba mencari korelasi antara periode aktivitas seismik dengan faktor lain, dan menemukan saat rotasi bumi sedikit menurun maka akan diikuti dengan periode peningkatan jumlah gempa bumi yang besar.
"Rotasi Bumi berubah sedikit, dalam hitungan mili detik dan itu bisa diukur dengan sangat akurat dengan menggunakan jam atom," kata Bilham.
Periode pelambatan rotasi ini menurut Bilham dan Bendick diikuti oleh periode peningkatan jumlah gempa bumi yang hebat lima tahun kemudian.
Dan kali ini periode pelambatan ini sudah dimulai sejak empat tahun yang lalu. Itu berarti tahun depan kita sudah bisa melihat peningkatan jumlah gempa bumi.
Jika tahun ini hanya terjadi 6 gempa bumi, tahun depan kemungkinan bisa terjadi hingga 20 kali gempa atau tiga kali lipat lebih banyak.
Sayangnya peneliti belum memprediksi di wilayah mana gempa ini akan terjadi. Meski begitu Bilham sempat melontarkan asumsinya jika gempa bisa terjadi daerah khatulistiwa, mengingat sebagian besar gempa bumi yang hebat terjadi dekat dengan wilayah itu.
Klaim tersebut tidak didukung ahli lainnya
Salah satu yang tidak mendukung kesimpulan penelitian Bilham dan Bendick adalah Otago Earthquake Science Group.
Hal itu diungkapkan oleh profesor Mark Stirling dari University of Otago.
"Kami melihatnya hal itu sebagai korelasi kebetulan antara kejadian gempa dan fenomena yang tidak terkait," kata Stirling dikutip dari Newshub, Senin (20/11/2017).
Hal serupa juga dikatakan oleh Dr Virginia Toy yang merupakan dosen senior dari Univesity of Otago. Dia mengatakan bahwa korelasi statistik telah dibuat sebelumnya namun penelitian terbaru seharusnya tidak menimbulkan panik.
"Ada penelitian yang membahas apakah gempa bumi didahului oleh kilat atau terkait dengan pasang surut Bumi. Beberapa dari hasil korelasi hasil itu dapat dibuktikan secara statistik, tapi yang lain tidak," ujar Toy.
Dr Tim Stahl, dosen Geologi Tektonik dari University of Canterbury, mengatakan ingin melihat klaim Bilham dan Bendick dapat ditinjau oleh rekan seprofesinya.
"Penting untuk dicatat bahwa para penulis secara eksplisit menyatakan secara abstrak bahwa lokasi, waktu, atau magnitudo gempa bumi belum dapat diprediksi, bahkan jika pengamatan dan interpretasi mereka akhirnya dikonfirmasi oleh peneliti lain," kata Stahl.
Klarifikasi
Setelah membuat banyak orang merasa takut dengan tulisannya itu, Bendick ternyata merasa "bersalah" dan memberikan penjelasannya.
Bendick juga membenarkan bahwa kesimpulan tersebut belum final karena belum dilakukan uji laboratorium atau masih butuh studi lanjutan untuk membenarkannya.
Namun, mereka terlanjur mendapat reaksi keras dari para ilmuwan lainnya yang dikira hanya mengejar sensasi.
Hal ini dimaklumi dan telah disadari oleh Bendick sebelumnya.
Namun, dia berkata bahwa bila prediksi yang tepat bisa menyelamatkan nyawa banyak orang, taruhannya terlalu tinggi untuk tidak dicoba.
Berita selengkapnya tentang penjelasan kedua ilmuwan tersebut klik di tautan ini.(*)