Penyaluran Elpiji Bersubsidi belum Tepat Sasaran

Editor: hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mobil milik PT Rizki Bersaudara Agen Elpiji 3 Kilogram Kabupaten Aceh Singkil, menurunkan tabung di pangkalan yang ada di Desa Pasar, Singkil, Selasa (12/9/2017).

KUTACANE - Penyaluran gas elpiji 3 kg subsidi di Aceh Tenggara masih belum tepat sasaran, seiring sebagian besar pedagang dan kelompok ekonomi mampu masih menggunakan gas tersebut.

Hal itu diutarakan oleh anggota Komisi B DPRK Agara, M Sopian Desky dari Partai Nasdem, Jumat (23/3). Menurut dia, harga gas bersubsidi belum sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), sehingga masih banyak penjual elpiji 3 kg bermain mata dengan pangkalan resmi dan menjual diatas harga HET yang ditetapkan Pemkab Agara.

Dia menegaskan tabung gas melon itu tertulis hanya untuk masyarakat miskin, tetapi kenyataan di Lapangan juga digunakan oleh orang mampu. Dia berharap Pemkab Agara membentuk tim untuk mengawasi pendistribusian gas elpiji bersubsidi dan menertibkan pangkalan ilegal.

Agen gas elpiji Gasta Mulyo Aceh Tenggara, Pelik Subriyanto menjelaskan memiliki 63 pangkalan dengan HET Rp 22.000 per tabung atau sesuai Instruksi Bupati Agara, Raidin Pinim. Menurut dia, jatah gas elpiji Maret 2018 untuk pangkalannya sebanyak 58.800 tabung.

Tetapi, Saifullah, warga Desa Lawe Loning, Kecamatan Lawe Sigala-gala, mengatakan harga gas elpiji isi 3 kg dijual Rp 26.000 per tabung. Dia menyatakan pengawasan pendistribusian gas bersubsidi masih lemah, akibat tidak adanya kepedulian dari pihak terkait.

Hal senada juga diutarakan Carles, warga Desa Lawe Desky, Kecamatan Babul Makmur dan masyarakat lainnya. Menurut mereka, pangkalan-pangkalan ilegal harus ditertibkan dengan melibatkan aparat keamanan.

Sedangkan Kasli, pria lajang Lawe Loning Aman, Kecamatan Lawe Sigala-gala menyatakan untuk memasak masih menggunakan kayu bakar, karena tidak mampu membeli gas elpiji. Salah satu warga miskin telah mendapat bantuan rumah dari Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda seusai meninjau kediamannya yang tidur dengan kambing. “Kalau tak ada bantuan itu, mungkin saya tak pernah mendapat bantuan apapun, walaupun ada dana desa,” ujarnya.(as)

Berita Terkini