SERAMBINEWS.COM - Senin (27/8/2018) kemarin menjadi terakhir kali bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno menghadiri rapat paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta.
Dia menghadiri paripurna pemberhentian dirinya sendiri sebagai wakil gubernur.
Di sana, Sandiaga sekaligus membacakan pidato terakhirnya di depan anggota DPRD DKI dan pejabat DKI Jakarta.
Banyak hal yang disampaikan Sandiaga.
Dalam pidatonya, Sandiaga curhat mengenai alasannya memilih berhenti dari jabatan wagub.
Padahal, seharusnya dia bisa mengambil cuti.
Baca: Ibas Yudhoyono: Gerakan 2019 Ganti Presiden Tidak Perlu Ditakuti Berlebihan
Baca: Fakta-fakta Viralnya Foto Polisi Pose di Atas Hiu Tutul, Penyebab hingga Permintaan Maaf Polda
"Mempertimbangkan betapa besar tugas seorang wakil gubernur, betapa berat kerja di Jakarta, dan menghindari risiko politisasi jabatan, menjauhkan dari mudharat pejabat yang mengintervensi dan menyalahgunakan birokrasi, anggaran, dan fasilitas, saya memilih ikhlas berkorban untuk tidak mengambil cuti," ujar Sandiaga.
Sandiaga mengatakan, dirinya juga ingin mendahulukan kepentingan warga Jakarta di atas kepentingannya sendiri.
Selain itu, keputusan ini juga untuk memberi kepastian kepada wagub yang baru nanti.
Dia ingin wagub yang baru bisa bekerja maksimal menggantikannya bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca: Viral Soal Hoaks Pekerja Bisa Ambil Uang Rp 21 Juta dari BPJS Kesehatan
Permintaan maaf
Pidato itu juga dimanfaatkan Sandiaga untuk meminta maaf kepada warga DKI Jakarta.
Dia meminta maaf karena tidak bisa menjalani pemerintahan selama 5 tahun seperti janjinya kerja tuntasnya.
"Saya juga memohon maaf tidak bisa menuntaskan amanah lima tahun yang telah diberikan kepada saya. Tapi saya percaya Pak Anies (Gubernur Anies Baswedan) dan wakil gubernur baru lebih mampu menuntaskan janji-janji kerja dan komitmen," kata Sandiaga.
Dia juga meminta maaf atas sikap dan perbuatannya yang tidak berkenan di hati.
Baca: Viral! Aksi 3 Oknum Polisi Naik di Atas Bangkai Hiu Tutul Tuai Kecaman, Polda DIY Minta Maaf
Permintaan maaf ini dia sampaikan tidak hanya untuk warga Jakarta.
Namun, juga untuk para anggota Dewan dan Anies Baswedan.
"Mohon agar selalu dapat saling ikhlas memafkan dan mendoakan, demi kebaikan Ibu Kota Jakarta, dan kemaslahatan bangsa Indonesia," ujar dia.
Kepada para anggota Dewan, Sandiaga merasa kerja sama yang baik telah terjalin selama ini.
Dia merasa proses demokrasi dan perbedaan pendapat selama ini berlangsung teduh dan beretika.
Baca: Ruhut Sitompul: Prabowo sebagai Pelatih Terbaik Namun Bukan Pemain Terbaik di Pilpres
Sindiran-sindiran
Sandiaga membacakan pidatonya dengan teks.
Namun, sesekali dia berimprovisasi atas pidatonya itu.
Sindiran-sindiran kecil pun keluar dari pidato formal terakhirnya.
Misalnya, setelah membacakan kalimat pengunduran dirinya, Sandiaga langsung berkelakar banyak yang berbahagia atas pengundurannya itu.
Baca: Kisah di Balik Pembuatan Video Klip Atouna El Toufoule, Nissa Sabyan Sampai Nangis
"Banyak yang senyum ini kelihatannya," ujar Sandiaga.
Mereka yang hadir dalam rapat paripurna pun tertawa.
Sandiaga tidak menghiraukan dan langsung melanjutkan pidatonya.
Dia kemudian juga menyindir DPRD DKI Jakarta.
Dia mengaku akan merindukan ruang VIP, tempat para pimpinan menunggu rapat paripurna dimulai.
Sebab, di sana selalu dipenuhi makanan-makanan enak.
Namun, juga dipenuhi bau asap rokok. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Curhat, Maaf, hingga Sindiran dalam Pidato Terakhir Sandiaga... "