PENGANTAR: Lahir di Palu, Sulawesi Tengah, pada 6 Mei 1983 dan menamatkan SMA di kota itu, Fenny Steffy Burase besar di Manado, Sulawesi Utara. Setamat SMA tahun 2001, ia merantau ke Jakarta dan hidup sebatang kara di sana. Sempat kuliah public relation di London School, tapi tak tamat, penyuka traveling ini malah jadi pramugari. Sekolah pilot pun ia rambah. “Tinggal ujian saja. Tadinya mau tamatin sekolah pilot setelah Aceh Marathon selesai,” kata Steffy yang sudah hampir dua pekan ini berada di Banda Aceh. Apa saja yang dilakukan atlet lari yang jago diving ini selama di Aceh? Menurutnya, from coffee shop to coffee shop. Ia jajal banyak kuliner Aceh dan kini ia berani bicara soal itu. “I have a lot of story about life,” kata model asal Manado yang punya moto the best teacher in the life is experienced ini.
Menjelang ia bersaksi pada persidangan Irwandi Yusuf, Gubernur Aceh nonaktif, di Pengadilan Tipikor beberapa pekan ke depan, Yarmen Dinamika dari Harian Serambi Indonesia mewawancarai Steffy melalui WhatsApp, Kamis (6/12) lalu. Berikut cuplikannya.
Sudah berapa kali Anda ke Banda Aceh?
Kurang lebih 12 kali kalau nggak salah ingat. Tapi selalu saja hanya sekadar transit semalam sebelum ke Sabang. Baru kali inilah benar-benar bisa explore dan santai-santai di Aceh.
Kali ini yang terlama kan, mengapa?
Biasanya boro-boro liburan, nongkrong saja atau mau nonton saja hampir nggak pernah ada waktu. But, since kasus menimpa Pak Gub yang juga di situ ada nama saya, mengharuskan saya mau tak mau suka tak suka harus berhenti kerja sampai semua situasi kondusif. Karena ya bagaimanapun di dunia kerja saya impact-nya sangat besar. Tak apa-apa sih, kalau dipikir-pikir kemarin kerja ngalah-ngalahin kuda sampai nggak ada waktu sama sekali. Mungkin sekarang disuruh istirahat dulu. Banyak-banyak belajar tentang kehidupan hehe... atau belajar tentang Aceh mungkin.
Apa saja agenda Anda selama hampir dua pekan di Aceh?
Kemarin sempat ziarah makam. Kalo sekarang ya from coffee shop to coffee shop. Santaaai. Pengen sih suatu hari bisa buka coffee shop di Jakarta dan kopinya kopi Aceh . Mudah-mudahan Allah lancarkan rezekinya. Amin.
Apa yang Anda suka pada Aceh?
Kopi yang paling utama dan lain-lain tentunya. Kuliner dan alamnya. Sekarang saya juga lagi sedikit mendalami sejarah Aceh.
Yang Anda kurang suka?
Hmmm... entar kalau ini dibahas, bakal digoreng lagi sama netizen. Hahaha. Yang pasti, ada yang belum ideal dan saya sedang beramai-ramai mengajak teman, khususnya anak-anak muda Aceh untuk bareng-bareng ngebenahin. Doain ya.
Dari sekian banyak kuliner Aceh, apa yang Anda paling suka?
Ayam tangkap! Hahaha
Anda mantan pramugari. Sudah makan ayam pramugari?
Udaaaaaaah duunnnk. Hahaha
Sudah berapa jenis gulai atau goreng ayam Aceh yang Anda lahap?
Wuih, banyak.
Mana yang paling mengesankan di lidah Anda?
Kopi dan ayam tangkap.
Anda penyuka kopi Aceh?
Banget!
Selama di Aceh kali ini berapa kali sudah ngopi di warung atau kafe?
Wuih, nggak kehitung. Hahaha
Bagaimana penilaian Anda terhadap performa dan pelayanan kafe dan warkop di Aceh?
Di sini nggak kayak Jakarta. Di sini, begitu pelayan ngasih, terus pergi. Tapi memang itu ciri khas hampir semua daerah. Kalau Jakarta mungkin karena kota besar dan banyak pesaing, service pasti gila-gilaan. Standar sih, menurut aku. Pokoknya kopinya enak aja. Hahaha . Sanger Arabica hmm.
Anda pernah ziarah ke sejumlah makam ulama Aceh. Apa target Anda?
Alhamdulillah, mengirimkan doa kepada mereka dan minta mereka mendoakan saya dan menyampaikan beberapa hajat saya ke Allah.
Anda tidak tertarik berinteraksi dengan orang-orang di Aceh, selain hanya dengan makam?
Kata siapa? Bukan saya orangnya kalau nggak bersosialisasi ke mana-man. Hehehe. Kita ini manusia adalah makhluk sosial. Kita hidup pun wajib bersosialisasi. Alhamdulillah, saya bertemu banyak orang, ngobrol tentang hal-hal apa yang kira-kira bisa kita lakuin untuk banyak orang. Kemarin juga alhamdulillah sempat ketemu orang-orang berhati malaikat di Aceh, saya sempat ketemu sama anak kecil yang manis, penderita kanker. Ia dibawa oleh salah satu founder yayasan kanker di sini. Saya juga bertemu dengan salah satu pembangun rumah yatim di sini. Juga sempat berkunjung ke Kampung Jawa, ketemu anak-anak pemulung di sana. (Gue suka banget anak-anak dan paling antusias memastikan apakah anak-anak yang ekonominya kurang, mereka sekolah atau nggak, concern-nya ke situ. Anak-anak wajib diberi pendidikan!)
Kami cek di sejumlah hotel, nama Anda tak terdaftar sebagai tamu. Anda punya kenalan atau saudara di sini?
Hahaha... kepo banget. No comment ah.
Berapa kali sudah shalat di Masjid Raya Baiturrahman dan apa kesan Anda?
Beberapa kali. Insyaallah hari ini juga pengen shalat Asar di sana lagi. Amin.
Anda merasa iman Anda semakin mantap selama di Aceh?
Yang pasti, saya belajar banyak di sini. Ada rencana mau discuss sama beberapa ulama juga untuk pendalaman beberapa hal yang mungkin aku masih kurang paham.
Bagaimana penilaian Anda terhadap sektor pariwisata Aceh?
Perlu pembenahan secara besar-besaran kalau pertanyaannya tentang menarik wisatawan. Sebenarnya bisa diberlakukan wisata halal, menurut aku, yang juga tentunya bisa diterima masyarakat lokal dan juga internasional sebagai pendatang. Di negara-negara Eropa sudah banyak sekali berlaku wisata halal. Setiap orang pasti akan menghargai kearifan lokal.
Tapi kalau nanya tentang keindahan alam Aceh, awesome (mengagumkan -red) jawaban saya.
Kalau elite Aceh mempercayakan Anda bantu promosikan Aceh, Anda akan mulai dari mana?
Saya masih trauma sama Aceh Marathon, hahaha.
Sudah dengar kan hasil sidang Bupati Bener Meriah, Ahmadi. Apa komentar Anda?
Sayang sekali, ternyata fakta-fakta persidangan tidak berlaku di dalam pengadilan itu. Aneh aja ya, negara hukum, tapi tutup mata pada kebenaran.
Tak lama lagi Anda akan bersaksi dalam persidangan Pak Irwandi. Anda siap lahir batin?
Tidak perlu persiapan lahir batin, mengalir saja apa adanya. Mungkin lebih ke persiapan, siap-siap menghadapi media-media suruhan.
Apa penilaian Anda terhadap kasus yang kini membelit Irwandi?
Semoga keadilan ditegakkan, tidak ada unsur kepentingan politik, tidak ada ketakutan politik terhadap beliau. Status beliau di facebook yang ditangani oleh Ammar dapat dijadikan referensi.
Anda pernah membesuknya di tahanan KPK?
Tidak diperbolehkan.
Pernah kirim makanan pada hari Senin atau Kamis?
Sering, alhamdulillah.
Anda prihatin dengan kondisi gubernur kami saat ini?
Sangat! Dia mestinya bisa melakukan banyak hal untuk Aceh. Mendekam beberapa bulan di sana saja sudah membuang banyak hal yang harusnya sudah berjalan. Dia potensi besar untuk Aceh. Pemimpin yang smart dan mencintai rakyatnya. Saya rasa, rakyat Aceh lebih tahu dia daripada saya. Beberapa hari saya di sini semakin saya sadar betapa rakyatnya juga mencintai beliau, berdoa, dan berharap agar dia segera dikembalikan ke Aceh dan memimpin kembali. Sekali lagi kita doain bareng-bareng semoga Allah memudahkan dan memberikan yang terbaik buat kita semua. Amin ya rabbal ‘alamin. (*)