* Seruway-Bendahara dan Simpang Tiga
KUALASIMPANG - Pembangunan dua jembatan penghubung jalan kabupaten di Aceh Tamiang dan Pidie terancam tak rampung dibangun sampai akhir tahun ini. Kedua jembatan itu, Seruway-Bendahara, Aceh Tamiang dan Gigeing, Simpang Tiga, Pidie bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) 2018.
Dilaporkan, pembangunan jembatan Seruway-Bendahara sebesar Rp 21 miliar seharusnya sudah rampung dibangun pada 23 Desember 2018 mendatang. Tetapi, pemantauan anggota DPRA Asrizal H Asnawi pada Minggu (9/12), dari panjang jembatan 170 meter, diperkirakan yang baru dikerjakan sepanjang 80 meter.
“Waktu tersisa hanya dua pekan lagi, tetapi sekitar 80 sampai 90 meter rangka jembatan belum terpasang dan saya pesimis bisa diselesaikan,” katanya. Dia mengungkapkan pembangunan tahap kedua jembatan itu berkat doronganya pada 2017, karena jika rampung, masyarakat dari dua kecamatan itu tidak akan menggunakan getek lagi untuk menyeberang sungai.
“Saya menilai, mulai dari pelaksana sampai pengawas tidak serius mengerjakan proyek ini, karena mereka tidak sadar, jembatan ini sangat dibutuhkan dan diimpikan sejak lama oleh masyarakat,” ujarnya. Disebutkan, pada Minggu (9/12), dia melihat langsung pembangunan jembatan dan hanya menemukan lima pekerja.
Asrizal meminta PT Lingkar Persada selaku pelaksana dan PT Arcende sebagai pengawas menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan sampai batas waktu 23 Desember 2018. Dia menegaskan pelanggaran kontrak dinilainya tidak hanya cukup diselesaikan pada pemotongan kontrak atau mem-blacklist perusahaan.
“Persoalannya, bila tidak selesai, maka tahun depan tidak ada lagi pekerjaan, karena sudah tidak ada lagi anggaran untuk jembatan. Kalau sudah begini masyarakat dapat apa,” tanya Asrizal. Dijelaskannya, jembatan ini mulai dibangun pada 2011.
Namun, katanya, terhenti selama lima tahun karena pergantian gubernur. Asrizal kemudian mendorong melanjutkan pembangunan jembatan melalui dana DOKA 2017.
Sementara itu, proyek jembatan Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie belum rampung dikerjakan. Pada 2018, Pemerintah Aceh menganggarkan melalui DOKA sebesar Rp 1 miliar lebih untuk pemasangan rangka baja pada jembatan di jalan kabupaten tersebut.
Ketua Komisi C DPRK Pidie, Drs Isa Alima, Senin (10/12) mengatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh, bahwa proyek pemasangan rangka baja jembatan Gigieng, telah dilakukan proses tender dan rekanan sedang memesan rangka baja jembatan.
“Kita minta pemasangan rangka baja itu dipercepat, mengingat tahun 2018 hanya tinggal menghitung hari,” jelasnya.
Keuchik Gampong Mesjid Gigieng, Mukhtar Ahmad menjelaskan jembatan Gigieng yang melintas di ruas jalan kabupaten sebelumnya rusak parah dan 2017, jembatan dibongkar dengan dibangun dua abutmet yang telah selesai dikerjakan.
Dia menyebutkan, kedua abutmen itu telah dikerjakan yang kini sudah setahun telantar. Disebutkan, warga menggunakan jembatan darurat yang dibangun di depan dua abutmen yang hanya bisa dilintasi roda dua, sehingga warga sering berebut saat menaiki jembatan.
“Ada warga yang terjatuh karena kayu sebagai lantai jembatan sebagian telah rusak dan kami meminta pemerintah mempercepat pembangunan jembatan Gigieng,” ujar Mukhtar.
Dia menjelaskan jembatan Gigieng digunakan warga Gampong Ie Leube dan Pasi Lhok, Kecamatan Kembang Tanjong saat mereka menuju Sigli, karena jalan Kembang Tanjong- Sigli, rutenya sangat jauh.